Konten dari Pengguna

Ketegangan di Kawasan Asia Timur: Perang Dagang Korea Selatan dan Jepang

Nyoman Arlina Artha Rahayu
Mahasiswi S1 Hubungan Internasional Universitas Udayana
24 Oktober 2023 10:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nyoman Arlina Artha Rahayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kawasan Asia Timur. Sumber: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan Asia Timur. Sumber: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Hubungan negara-negara di kawasan Asia Timur yang penuh kekompleksan selalu menjadi suatu hal yang menarik untuk dibahas. Salah satu ketegangan perdagangan yang terjadi di kawasan Asia Timur adalah perang dagang antara Jepang dan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Perang dagang ini merupakan buntut dari permasalahan terdahulu dari Jepang dan Korea Selatan. Saat itu, Jepang melakukan kerja paksa kepada warga Korea Selatan dan awalnya kedua negara ini telah sepakat untuk berdamai pada 1965, tetapi Korea Selatan kembali mengungkit masalah kerja paksa ini pada 2018 dan membuat Jepang geram serta mencoba untuk ‘balas dendam'.
Perang dagang semakin memanas kala Jepang membatasi ekspor bahan kimia yang menjadi bahan penting bagi keberlangsungan industri teknologi di Korea Selatan. Selain itu, Jepang menuduh bahwa Korea Selatan mendistribusikan bahan tersebut secara ilegal ke Korea Utara untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan senjata militer, yang secara tegas dibantah oleh Korea Selatan.
Adanya pembatasan ekspor tersebut akhirnya membuat Korea Selatan perlu memakan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan bahan tersebut, karena perlu menunggu sekitar 90 hari. Kemudian, Korea Selatan dan Jepang saling menghapus kemitraan perdagangan mereka dari daftar putih negaranya.
ADVERTISEMENT

Konsep Ekonomi Politik

Wilayah Korea Selatan dan Jepang. Sumber: unsplash.com
Pasca berakhirnya Perang Dingin, telah terjadi pergeseran isu dalam studi Hubungan Internasional. Isu-isu yang dibahas tidak lagi berkisar pada isu high politics, tetapi telah berganti menjadi low politics yang salah satu kajiannya adalah mengenai ekonomi politik.
Teuku May Rudy menjelaskan bahwa ekonomi politik adalah hasil interaksi yang dipengaruhi oleh unsur ekonomi dan politik sehingga dapat dipahami dari penjelasan tersebut, bahwa dalam permasalahan perang dagang antara Korea Selatan dan Jepang, dipengaruhi oleh isu politik yang akhirnya merembet pada isu ekonomi.
Salah satu kegiatan ekonomi internasional adalah perdagangan internasional yang dalam perkembangannya telah menyedot atensi banyak pihak. Oleh karena itu, ketika Korea Selatan dan Jepang memutuskan untuk menyeret permasalahan politiknya ke ranah ekonomi.
ADVERTISEMENT
Yang dalam hal ini bersangkutan pada perdagangan internasional tentu saja pada akhirnya akan menyita perhatian dunia. Bahkan lebih lanjut lagi permasalahan antara kedua negara tersebut dinilai akan mengancam stabilitas kawasan.

Dampak perang dagang Korea Selatan dan Jepang

Perang Dagang. Sumber: unsplash.com
Perang dagang yang terjadi antara Jepang dengan Korea Selatan membawa dampak pada berbagai bidang bagi kedua negara. Dampak perang dagang yang dirasakan oleh Korea Selatan berawal sejak Jepang mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor dan menghapusnya dari daftar putih perdagangan, yang berdampak pada sektor perekonomian Korea Selatan.
Pada tanggal 18 Juli 2019, Bank of Korea menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 2,5% menjadi 2,2%, sedangkan Bank Sentral Korea Selatan melakukan pemangkasan suku bunga menjadi 1,5% dari 1,75%, karena Korea Selatan hanya mampu berekspansi 0,4% dan tumbuh sangat lambat di kuartal III (Nam-ku, 2019).
ADVERTISEMENT
Korea Selatan akan mengalami disrupsi pasokan dan biaya input bahan baku untuk sektor otomotif dan akan mengalami peningkatan pada industri elektronik, sebagai akibatnya akan mengganggu global supply chains smartphones dan electronic device.
Bagi negara Jepang, dampak yang dirasakan pada menurunnya kegiatan ekspor Jepang ke Korea Selatan sekitar JPY46,6 miliar setahun yang artinya kurang dari 1% nilai ekspor ke Korea Selatan.
Dalam sektor semikonduktor, apabila melakukan input teknologi canggih yang dilakukan dengan pembatasan lapangan produksi, berdampak sekitar JPY256,5 miliar. Selain itu, seperti halnya dengan Korea Selatan, sektor pariwisata Jepang juga terkena dampak yang dilihat dari penurunan jumlah wisatawan sebesar 10% , sehingga berpotensi pada menurunnya pemasukan sektor jasa sebesar USD500 juta.
ADVERTISEMENT
Sebelum adanya pembatasan ekspor tersebut, Korea Selatan merupakan negara yang paling berpengaruh dalam peningkatan pendapatan ekspor Jepang.

Solusi dalam Mengatasi Perang Dagang

Jepang dan Korea Selatan. Sumber: unsplash.com
Mengingat dampak dari trade dispute itu sendiri merugikan baik Jepang maupun Korea Selatan, pada November 2019 silam, Korea Selatan melalui menteri perdagangannya telah menyetujui pembicaraan tingkat senior dengan Jepang pada minggu ketiga bulan Desember untuk membahas kontrol ekspor dan mencari solusi atas permasalahan ini.
Dikutip dari Reuters, pertemuan yang dijadwalkan antara perwakilan Perdana Menteri Abe dan Presiden Moon itu telah mencapai common ground pada minggu kedua Desember, dan kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan pada kesempatan yang lain.
Namun, pada pertengahan 2020, konflik kembali memanas, bahkan Korea Selatan melayangkan laporan kepada WTO terhadap perlakuan Jepang terhadap impor-ekspor mereka. Melalui menteri perdagangannya, Korea Selatan mengatakan bahwa di dalam pertemuan bilateral yang telah dilakukan, Jepang tidak menunjukkan adanya keinginan untuk mencari solusi dari permasalahan ini.
ADVERTISEMENT
Solusi lain yang dapat dilakukan adalah keterlibatan Amerika Serikat sebagai pihak mediasi di antara kedua negara, mengingat AS telah beraliansi dengan Korea Selatan dan Jepang sejak pasca Perang Dunia.
Selain terhadap permasalahan dagang ini, AS juga dapat menurunkan tensi kedua negara di sejumlah permasalahan bilateral lainnya, seperti soal comfort women dan tuduhan Jepang terhadap forced labor yang dilakukan Korea Selatan terhadap produksi barang baku mereka.