Konten dari Pengguna

Swedia Menarik Keputusan Untuk Menggunakan Gadget di Prasekolah

Artha Soeratin
Content Writer dan Penerjemah Inggris Freelance di Captain Words - S2 Bisnis Manajemen University of Hull Inggris - S1 Ekonomi UNPAD (Universitas Padjadjaran) - Topik utama: Gaming, Awareness, Teknologi, Tren saat ini
22 Mei 2024 14:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artha Soeratin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Menteri sekolah Lotta Edholm menutup kebijakan peralatan digital dan kembali ke buku dan tulisan tangan, dengan guru dan ahli memperdebatkan pro dan kontra

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika para murid kembali ke sekolah pada akhir Agustus 2023, Pemerintah Swedia membuat keputusan mengejutkan.
Murid di kelas. Foto: Shutterstock
Kementerian Sekolah Swedia, Lotta Edholm, memutuskan untuk melarang menggunakan gadget untuk anak prasekolah atau di bawah 6 tahun.
ADVERTISEMENT
Setelah sebelumnya Pemerintah Swedia mengeluarkan kebijakan menggunakan gadget sejak prasekolah, kini kebijakan tersebut ditarik.
Berdasarkan hasil Progress in International Reading Literacy Study atau PIRLS, sebuah asesmen untuk tingkat 4 SD yang diselenggarakan oleh Akademik Internasional berbasis di Belanda, nilai Swedia turun cukup signifikan, dari 555 point ke 544 poin antara tahun 2016 ke 2021.
"Murid di Swedia butuh lebih banyak buku tulis," kata Edholm di Maret 2023. "Buku fisik penting untuk pembelajaran siswa."
Beberapa penyebabnya bisa diakibatkan oleh pandemi COVID-19 dan tumbuhnya murid imigran yang tidak berbicara Swedish sebagai bahasa utamanya, tetapi penggunaan layar berlebihan dalam kegiatan sekolah bisa menjadi penyebab para pemuda ini tertinggal dalam pelajaran inti, kata ahli edukasi.
ADVERTISEMENT
"Ada bukti sains nyata kalau peralatan digital menganggu dibandingkan meningkatkan pembelajaran siswa," Institut Karolinska Sweden mengatakan pada Agustus 2023 dalam strategi digitalisasi nasional dalam edukasi.
"Kita yakin fokus harus kembali ke mendapatkan pengetahuan melalui buku cetak dan keahlian guru, daripada mendapatkan pendidikan utama dari sumber digital secara gratis yang tidak dapat dipastikan kebenarannya," kata institut sekolah medis yang berfokus pada riset.
Beberapa guru dan murid juga mendukung pernyataan ini. Salah satu murid di Sekolah Dasar Djurgardsskolan, Liveon Palmer, setuju akan menghabiskan waktu sekolah secara langsung.
"Saya suka menulis di sekolah, seperti di kertas, karena itu lebih baik," komentarnya.
ADVERTISEMENT
Gurunya, Catarina Branelius, mengatakan ia selektif dalam meminta murid untuk menggunakan tablet dalam kelasnya bahkan sebelum kebijakan nasional ini diterapkan.
"Saya menggunakan tablet di matematika dan kita menggunakan aplikasi yang sama, tapi saya tidak mengggunakan tablet untuk menulis teks," kata Branelius. Murid di bawah usia 10 tahun "butuh waktu dan latihan dalam penulisan tangan... sebelum anda memperkenalkannya untuk menulis dalam tablet."
Dari sini bisa dilihat kalau Swedia sedang dalam proses eksperimen untuk menentukan batas optimal murid-murid bisa menggunakan gadget atau teknologi.
Di satu sisi, teknologi bisa membantu dan di satu sisi lain, teknologi bisa membuat kemampuan dasar kita menjadi terhambat. Salah satu kemampuan kita yang wajib dibutuhkan adalah menulis, dan itu tidak bisa dengan gadget.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kita harus memperhatikan apa yang selanjutnya dilakukan oleh Pemerintah Swedia guna menyeimbangkan kebutuhan digital dan literasi dalam dunia pendidikan.