11 Jenis Cek Lab Ibu Hamil yang Penting Dilakukan Sebelum Melahirkan

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
13 Mei 2022 16:37 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ada beberapa jenis cek lab ibu hamil yang disarankan sebagai langkah pemeriksaan awal kehamilan. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya risiko gangguan kesehatan pada ibu hamil dan berakibat buruk pada pada janin.
ADVERTISEMENT
Karena itu, memastikan rencana perawatan selama kehamilan dan saat persalinan merupakan sesuatu yang harus dilakukan, guna meningkatkan kualitas hidup sang ibu hamil. Cek lab ini sebaiknya mulai dilakukan pada awal kehamilan, yakni trimester 1 (0-12 minggu).
Nantinya, para ibu hamil ini akan ditawari berbagai serangkaian cek lab sebagai bagian dari perawatan antenatal. Apa sajakah itu? Simak ulasan artikel di bawah ini untuk mengetahui jawabannya.

Apa Saja Jenis Cek Lab Ibu Hamil?

Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
Menurut dr. Mary Jane Minkin, spesialis kebidanan dan kandungan dari Yale Univesity of School Medicine, berikut adalah beberapa jenis cek lab kesehatan yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil.

1. Tes Darah

Tes darah berfungsi untuk mendeteksi apakah ada atau tidak kelainan genetik pada tubuh. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari risiko gangguan kesehatan pada kehamilan jika ibu atau ayah membawa penyakit genetik tertentu.
ADVERTISEMENT
Apabila ditemukan gen penyakit tertentu, dokter biasanya akan menyarankan sang ibu hamil untuk mengikuti program bayi tabung. Ini untuk mengetes gen embrionya terlebih dahulu, apakah penyakit tersebut menurun ke sang jabang bayi atau tidak.

2. Cek Gula Darah

Cek gula darah berfungsi untuk mendeteksi penyakit diabetes dalam tubuh. Penyakit tersebut perlu dideteksi karena dapat menjadi penyebab bayi memiliki gula darah rendah atau sang ibu harus melahirkan dengan operasi caesar.
Hal fatal lainnya adalah dapat menyebabkan bayi lahir, namun dalam keadaan mati. Itulah mengapa calon ibu yang menderita penyakit diabetes atau memiliki berat badan berlebih sangat disarankan untuk cek kadar gula sebelum memulai program hamil.

3. Tes HIV

Tidak perlu merasa khawatir atau sungkan ketika melakukan tes ini. Fasilitas kesehatan tempat tes HIV biasanya akan memberikan pelayanan VCT dan menjamin kerahasiaan status pasien saat menjalani pemeriksaan HIV.
ADVERTISEMENT
Apabila ternyata ibu hamil positif HIV, penanganan medis akan dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi dan mencegah berkembangnya infeksi HIV menjadi lebih berat.

4. Tes Sifilis

Calon ibu hamil wajib untuk memeriksakan kesehatan organ intimnya, terutama bagi yang memiliki perilaku seks berisiko atau tanda gejala penyakit menular seksual.
Pasalnya, penyakit kelamin seperti sifilis sering tidak terdeteksi di awal. Selain itu, penyakit ini juga dapat mempersulit kehamilan dan menghambat pembuahan.
Sifilis yang tidak ditangani juga dapat menyebabkan cacat berat pada bayi. Bahkan, pada kasus yang lebih fatal, bayi bisa lahir dalam keadaan meninggal.
Apabila ibu hamil didiagnosis memiliki sifilis, dokter akan memberikan antibiotik penisilin untuk mengobati penyakit tersebut dan mencegah penularan sifilis pada janin.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay

5. Pap Smear

ADVERTISEMENT
Pap smear adalah tes yang berfungsi untuk mendeteksi virus HPV. Ini merupakan virus yang menyebabkan kanker serviks pada wanita. Tidak hanya ketika hamil, tes tersebut juga dapat dilakukan secara rutin setelah menikah dan sudah melakukan hubungan seks.
Jika ditemukan kelainan di rahim dan vagina saat tes pap smear, maka dokter akan menyarankan ibu untuk melakukan biopsi. Ini adalah pemeriksaan terhadap organisme, organ, atau jaringan yang hidup.

6. Tes Fungsi Tiroid

Penting bagi para ibu hamil untuk mengetahui kadar hormon tiroid dalam tubuhnya. Sebab, hormon tiroid yang kurang atau berlebihan bisa menghalangi pertumbuhan janin.
Selain itu, hormon tiroid yang berlebihan juga dapat menyebabkan risiko tiroid janin membesar pula. Untuk mengetahui kadar hormon tiroid, ibu hamil dapat mengikuti tes darah sederhana.
ADVERTISEMENT

7. Hemaotologin Rutin

Ini bertujuan untuk mendeteksi anemia yang dapat mempengaruhi kondisi fisik ibu hamil dan perkembangan janin yang dikandungnya. Di samping itu, tes ini juga berfungsi untuk mengetahui kelainan sistemik (gangguan hati dan ginjal) yang dapat mempengaruhi bentuk dan fungsi sel darah yang menunjukkan kelainan fatal hemostasis.

8. Tes Golongan Darah

Hal ini untuk kepentingan transfusi darah apabila suatu saat dibutuhkan, sekaligus untuk mengetahui kecocokan rhesus. Bila seorang wanita dengan rhesus negatif hamil dari suami yang mempunyai rhesus positif, lalu mengandung anak dengan rhesus positif, maka secara alami ibu akan menghasilkan antibodi yang dapat menyerang janinnya.
Apabila terjadi, hal itu dapat menyebabkan sel darah merah janin rusak. Selain itu, juga dapat mengakibatkan janin mengalami anemia, kerusakan otak dan jantung, serta akibat fatal lainnya.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
Menyadur laman American Academy of Family Physicians, selain deretan pemeriksaan dasar di atas, di akhir trimester pertama atau pada saat usia kehamilan memasuki 11 hingga 14 minggu, ibu hamil dianjurkan kembali lagi untuk melakukan pemeriksaan berikut:
ADVERTISEMENT
Rangkaian tes di atas penting dilakukan bagi wanita hamil yang telah berusia 35 tahun. Sebab, kehamilan di usia tersebut cenderung lebih rentan mengalami risiko bayi dengan kelainan kromosom.
Berapa kali cek lab selama kehamilan? Pada umumnya, dokter akan menyarankan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan laboratorium sebanyak tiga kali pada masa kehamilan, yaitu pada trimester pertama, kedua, dan ketiga.

Berapa Harga Cek Lab Ibu Hamil?

Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
Selain mencari tahu cek lab apa saja yang dibutuhkan selama kehamilan, wanita mengandung biasanya juga penasaran dengan biaya tes laboratorium tersebut. Lantas, berapa harga cek lab ibu hamil?
Dr. Lili Dwiyani memberitahukan bahwa biaya cek lab secara lengkap bisa berbeda-beda pada tiap laboratorium. Umumnya, kurang dari 100 ribu rupiah (terutama bila melakukannya di fasilitas kesehatan pemerintah).
ADVERTISEMENT
Namun, alangkah baiknya jika memastikan hal tersebut dengan bertanya terlebih dahulu ke masing-masing laboratorium atau klinik atau rumah sakit tempat akan memeriksakan diri.

Apakah Puskesmas Bisa Cek Lab?

Di Indonesia sendiri, sudah banyak puskesmas yang menyediakan fasilitas cek laboratorium lengkap. Jadi, para ibu hamil bisa langsung saja datang ke puskesmas terdekat yang menyediakan cek lab kehamilan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
Apabila ingin melakukan cek laboratorium, tidak tidak memiliki biaya, ibu hamil bisa menjadi pasien BPJS di Puskesmas. Sehingga, biaya cek lab ibu hamil di Puskesmas bisa dikenakan sesuai dengan ketentuan BPJS.
(NDA)