Konten dari Pengguna

20 Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
22 Januari 2025 23:31 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara Memperbaiki Mental Anak Yang Sering Dimarahi. Foto: Unsplash/Stella_E.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara Memperbaiki Mental Anak Yang Sering Dimarahi. Foto: Unsplash/Stella_E.
ADVERTISEMENT
Ketika memarahi anak, tanpa disadari hal ini dapat berdampak negatif pada kondisi mentalnya. Jika mental anak terganggu, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas dan emosionalnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi.
ADVERTISEMENT
Meskipun memarahi anak sering digunakan sebagai bentuk mendisiplinkan, tindakan ini harus dilakukan dengan bijak dan tidak secara sembarangan.
Orang tua juga perlu memastikan bahwa perilaku tersebut tidak menjadi kebiasaan yang terus-menerus, karena dapat menyebabkan efek jangka panjang pada psikologis anak.

Cara Memperbaiki Mental Anak

Ilustrasi Cara Memperbaiki Mental Anak Yang Sering Dimarahi. Foto: Unsplash/Thai Liang Lim.
Cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi menjadi langkah penting yang harus dipahami oleh setiap orang tua. Anak yang sering dimarahi dapat mengalami dampak psikologis seperti menurunnya rasa percaya diri, munculnya rasa takut berlebihan, atau bahkan kecenderungan menarik diri dari lingkungan.
Dikutip dari buku Dampak Memukul Anak pada Kondisi Mentalnya saat Dewasa karya Hafidz Muftisany (2023: 1), sebagai orang tua, menyadari hal ini adalah langkah awal untuk memperbaiki hubungan dan membantu anak kembali merasa dihargai serta dicintai.
ADVERTISEMENT
Dengan pendekatan yang lebih lembut, komunikasi yang efektif, dan memberikan ruang untuk anak mengekspresikan diri, mental anak dapat dipulihkan secara perlahan sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh dan percaya diri.
Berikut adalah cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi.

1. Meminta Maaf dengan Tulus

Langkah pertama untuk memperbaiki mental anak adalah dengan mengakui kesalahan. Orang tua perlu meminta maaf kepada anak jika merasa telah bertindak terlalu keras.
Permintaan maaf yang tulus menunjukkan bahwa orang tua menghargai perasaan anak dan ingin memperbaiki hubungan. Hal ini juga menjadi contoh yang baik bagi anak untuk belajar meminta maaf jika mereka berbuat salah.

2. Berbicara dengan Lembut dan Terbuka

Setelah meminta maaf, ajak anak berbicara secara terbuka. Dengarkan keluh kesah atau perasaan mereka tanpa menghakimi. Anak yang sering dimarahi mungkin menyimpan rasa takut atau kecewa.
ADVERTISEMENT
Dengan mendengarkan mereka, orang tua menunjukkan empati dan membantu anak merasa diterima.

3. Meningkatkan Kualitas Interaksi Positif

Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki mental anak adalah dengan menciptakan lebih banyak momen positif bersama. Luangkan waktu untuk bermain, berbicara, atau melakukan aktivitas menyenangkan bersama.
Interaksi positif ini dapat membantu anak merasa dicintai dan dihargai, sehingga perlahan-lahan mengurangi dampak negatif dari pengalaman dimarahi.

4. Menghindari Kritik Berlebihan

Kritik yang berlebihan dapat merusak rasa percaya diri anak. Jika anak melakukan kesalahan, fokuslah pada solusi dan beri arahan yang konstruktif.
Hindari kata-kata yang merendahkan atau membanding-bandingkan anak dengan orang lain, karena hal ini dapat memperburuk kondisi mental mereka.

5. Mengajarkan Pengelolaan Emosi kepada Anak

Ajarkan anak cara mengelola emosinya, seperti bernapas dalam-dalam, menghitung hingga sepuluh, atau berbicara tentang apa yang mereka rasakan.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami emosinya sendiri, anak dapat mengatasi rasa marah atau sedih dengan lebih baik. Hal ini juga membantu mereka membangun ketahanan mental yang lebih kuat.

6. Memberikan Pujian dan Penghargaan

Anak yang sering dimarahi cenderung merasa kurang dihargai. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pujian dan penghargaan atas usaha atau pencapaian mereka, sekecil apa pun.
Pujian ini dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dan memperbaiki hubungan antara orang tua dan anak.

7. Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Nyaman

Lingkungan rumah yang penuh kasih sayang dan dukungan sangat penting untuk memulihkan mental anak.
Hindari konflik yang terlalu sering di depan anak, karena hal ini dapat menciptakan rasa tidak aman. Berikan rasa nyaman dengan menunjukkan bahwa rumah adalah tempat yang aman bagi mereka.
ADVERTISEMENT

8. Mengontrol Emosi Orang Tua

Sebelum memarahi anak, orang tua perlu belajar mengontrol emosi. Ambil waktu sejenak untuk tenang sebelum berbicara atau menegur anak.
Dengan emosi yang lebih stabil, orang tua dapat memberikan arahan dengan lebih efektif tanpa menyakiti perasaan anak.

9. Mendidik dengan Pendekatan Positif

Gantilah kebiasaan memarahi dengan mendidik melalui pendekatan positif. Misalnya, alih-alih berkata, “Jangan berantakan!”, cobalah mengatakan, “Ayo, kita rapikan bersama-sama.” Pendekatan ini tidak hanya lebih efektif, tetapi juga membantu anak merasa lebih dihargai.

10. Mendukung Anak untuk Mengekspresikan Diri

Anak perlu ruang untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Biarkan mereka berbicara tentang apa yang mereka rasakan tanpa takut dimarahi. Dengan cara ini, anak belajar bahwa perasaan mereka penting dan didengarkan.

11. Mencari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Jika anak menunjukkan tanda-tanda gangguan mental seperti kecemasan berlebihan, perubahan perilaku drastis, atau penurunan prestasi akademik, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
ADVERTISEMENT
Psikolog anak dapat membantu memberikan panduan dan terapi yang diperlukan untuk memulihkan mental anak.

12. Mengajarkan Anak untuk Melihat Kesalahan sebagai Pelajaran

Ajarkan anak bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Ketika mereka melakukan kesalahan, bantu mereka memahami apa yang bisa diperbaiki dan bagaimana caranya.
Dengan begitu, anak tidak merasa takut gagal dan lebih percaya diri untuk mencoba hal baru.

13. Memberikan Teladan yang Baik

Anak cenderung meniru perilaku orang tua. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh bagaimana mengelola emosi dan menghadapi masalah dengan tenang.
Dengan menjadi teladan yang baik, anak akan belajar cara menghadapi situasi sulit tanpa harus merasa tertekan.

14. Menghargai Usaha Anak

Daripada hanya berfokus pada hasil akhir, hargai usaha yang telah dilakukan anak.
Misalnya, jika anak mencoba melakukan sesuatu namun gagal, berikan apresiasi atas keberanian dan usaha mereka. Hal ini membantu anak merasa dihargai dan termotivasi untuk terus mencoba.
ADVERTISEMENT

15. Menjaga Konsistensi dalam Pola Asuh

Konsistensi adalah kunci dalam memperbaiki mental anak. Jika orang tua memberikan aturan atau teguran, pastikan itu diterapkan secara konsisten. Anak akan merasa lebih aman dan memahami batasan yang diberikan jika pola asuh yang diterapkan tidak berubah-ubah.

16. Meningkatkan Kualitas Diri Sebagai Orang Tua

Orang tua yang baik adalah mereka yang terus belajar dan berkembang. Bacalah buku, ikuti seminar, atau konsultasikan dengan ahli tentang cara mendidik anak yang efektif.
Dengan meningkatkan kualitas diri, orang tua dapat memberikan pengasuhan yang lebih baik untuk anak.

17. Mengajarkan Anak tentang Empati dan Penghargaan

Selain memperbaiki mental anak, ajarkan mereka untuk memahami perasaan orang lain.
Dengan mengajarkan empati, anak akan belajar bagaimana menghargai perasaan orang lain dan membangun hubungan yang sehat dengan lingkungan sekitarnya.

18. Memastikan Anak Mendapatkan Cukup Istirahat dan Nutrisi

Kesehatan fisik anak berpengaruh besar pada kondisi mentalnya. Pastikan mereka mendapatkan tidur yang cukup, makanan bergizi, dan waktu untuk bermain.
ADVERTISEMENT
Anak yang sehat secara fisik cenderung lebih bahagia dan mampu menghadapi tantangan dengan lebih baik.

19. Mengatur Ekspektasi yang Realistis

Orang tua sering kali memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak. Namun, penting untuk memastikan bahwa ekspektasi tersebut realistis dan sesuai dengan kemampuan anak.
Jika anak merasa tekanan yang diberikan terlalu besar, mereka mungkin merasa tidak cukup baik, yang dapat merusak kesehatan mental mereka.

20. Memberikan Dukungan Tanpa Syarat

Tunjukkan kepada anak bahwa cinta dan dukungan orang tua tidak tergantung pada apa yang mereka capai.
Katakan bahwa orang tua mencintai mereka apa adanya, dan bahwa orang tua selalu ada untuk mereka. Hal ini memberikan rasa aman dan membangun fondasi mental yang kuat pada anak.
Jika anak sering dimarahi, mereka mungkin merasa kurang dihargai atau tidak aman. Hal ini terjadi karena mereka merasa tidak diterima apa adanya atau tidak memiliki tempat yang aman untuk mengekspresikan diri.
ADVERTISEMENT
Situasi seperti ini bisa menimbulkan rasa tidak percaya kepada orang tua, bahkan menyebabkan gangguan emosional seperti kecemasan atau rendah diri.
Memulihkan kepercayaan membutuhkan waktu, karena anak perlu melihat perubahan konsisten dalam pola asuh orang tua. Hal ini dikarenakan pengalaman negatif yang terakumulasi dalam diri anak membutuhkan waktu untuk diurai.
Anak perlu melihat bahwa orang tua benar-benar berkomitmen untuk berubah, baik melalui sikap, komunikasi, maupun tindakan nyata.
Diperlukan usaha yang terus-menerus untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi pemulihan anak. Orang tua harus memberikan perhatian, mendengarkan kebutuhan anak, dan menunjukkan empati.
Selain itu, menghindari kritik berlebihan dan memberikan apresiasi atas usaha anak adalah langkah penting dalam membangun kembali rasa percaya diri mereka.
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan mengenai cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi. Anak yang sering dimarahi dapat mengalami dampak psikologi seperti menurunnya rasa percaya diri dan akan berpengaruh pada kesehariannya. (Umi)