Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
4 Jenis Cacing Penyebab Cacingan pada Anak-Anak dan Orang Dewasa
2 Juni 2022 16:40 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 7 Maret 2023 5:19 WIB
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cacingan adalah penyakit yang biasanya dialami oleh anak-anak dan menimbulkan berbagai macam gejala, mulai dari sakit pada perut, rasa gatal di area anus, hingga penurunan berat badan. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh berbagai macam jenis cacing, mulai dari cacing pita, cacing gelang, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, cacing-cacing tersebut bisa dengan mudah ditemui di lingkungan yang tidak bersih. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menyebutkan bahwa penyakit cacingan sering terjadi di beberapa negara tropis, salah satunya Indonesia. Hal tersebut karena udaranya yang cocok dengan perkembangbiakan cacing.
Dibandingkan orang dewasa, penyakit cacingan biasanya dialami oleh anak-anak hingga balita. Menurut data yang disusun oleh World Health Organization, lebih dari 270 juta anak tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang tidak bersih di mana cacing dapat berkembang biak dengan cepat.
Untuk mencegahnya, penyakit cacingan dapat dihindari dengan menerapkan pola hidup yang sehat, seperti menjaga kebersihan, rutin mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, hingga menghindari kontak langsung antara kulit dengan tanah atau air keruh.
ADVERTISEMENT
Tidak sampai di situ, pemerintah juga ikut membantu meminimalisasi penyebaran penyakit cacingan dengan rutin memberikan obat cacing setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali untuk anak-anak yang sesuai dengan yang tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia tentang Penanggulangan Cacingan.
Jenis-Jenis Cacing Penyebab Penyakit Cacingan
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa penyakit cacingan disebabkan oleh berbagai macam jenis-jenis cacing. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan dari jenis-jenis cacing penyebab penyakit cacingan. Berikut informasinya, seperti yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Cacing kremi
Menurut buku Biologi Jilid 1 karangan Diah Aryulina, dkk, cacing ini disebut juga denga Oxyuris vermicularis. Cacing kremi memiliki ukuran yang kecil sekitar 10-15 mm. Cacing kremi sendiri bisa hidup di dalam usus besar dan berkembang biak.
ADVERTISEMENT
Pengulangan daur infeksi cacing kremi umumnya secara autoinfeksi, yaitu dilakukan oleh pengidap sendiri. Artinya, apabila si pengidap cacingan menggaruk area anus dan tidak menjaga kebersihannya, penyakit cacingan karena cacing kremi akan terjadi kembali.
Telur cacing kremi bisa bertahan di kulit selama berjam-jam bahkan hingga 3 minggu pada pakaian, mainan, hingga tempat tidur. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kebersihan lingkungan di sekitar.
2. Cacing tambang
Cacing ini dinamakan sebagai cacing tambang karena ditemukan di pertambahan daerah tropis. Biasanya cacing tambang hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.
Dibandingkan dengan cacing kremi, cacing tambang memiliki ukuran yang lebih kecil yaitu 9-12 mm. Jika dilihat dari bentuknya, cacing tambang memiliki ujung anterior yang melengkung dan membentuk kapsul mulut dengan 1-4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.
ADVERTISEMENT
3. Cacing pita
Menyadur laman Dinas Kesehatan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, cacing pita dapat ditemukan pada hewan seperti babi atau sapi. Dinamakan sebagai cacing pita karena bentuknya yang pipih panjang seperti pita.
Biasanya cacing ini menutupi organ lain, seperti otot, kulit, jantung, mata, hingga otak. Cara penularannya pun bisa melalui makanan, air, hingga tanah yang terkontaminasi dengan feses yang mengandung telur atau larva cacing tersebut.
Dibandingkan jenis cacing lainnya, cacing pita termasuk jenis cacing yang cukup mengerikan karena bisa tumbuh di dalam tubuh manusia mencapai ukuran 15 cm dan bisa bertahan selama 30 tahun.
4. Cacing gelang
Cacing gelang sering disebut juga dengan Ascaris lumbricoides yang memiliki bentuk bulat dan panjang. Biasanya cacing ini masuk ke dalam tubuh seseorang melalui makanan yang sudah terkontaminasi dan berdiam diri di dalam usus, lalu berkembang biak.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, cacing gelang juga memiliki kemungkinan berpindah dari usus ke berbagai organ tubuh lainnya, salah satunya paru-paru. Menyadur Healthline, para peneliti memperkirakan sekitar 60 spesies dari 500.000 spesies bisa menginfeksi manusia maupun hewan.
Pada beberapa kasus, telur cacing gelang yang tertelan oleh manusia akan menetas di dalam usus menjadi larva. Kemudian, larva cacing akan menembus dinding usus dan menetap hingga dewasa. Setelah itu, cacing akan berkembang biak dan menghasilkan banyak telur.
Baca Juga: Minum Obat Cacing Untuk Balita Usia 2 Tahun
(JA)