5 Cara Mengatasi Fobia dengan Metode Terapi

Bagaimana cara mengatasi fobia? Foto: Unsplash

Secara sederhana, fobia adalah ketakutan yang berlebihan pada hal-hal tertentu. Biasanya, ada beberapa gejala yang akan dirasakan, salah satunya adalah serangan panik. Jika tidak mengerti bagaimana cara mengatasi fobia yang tepat, pengidap fobia bisa saja mengalami gejala lain, seperti sesak napas, nyeri dada, dan lainnya.

Menurut laman resmi Universitas Airlangga Fakultas Keperawatan, fobia pada umumnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu fobia sosial, fobia kompleks, hingga fobia spesifik. Untuk lebih jelas, berikut pengertian singkatnya.

Setelah mengetahui jenis-jenis fobia yang ada di atas, bagaimana kira-kira cara mengatasi fobia? Yuk, simak informasinya pada artikel di bawah ini.

Cara Mengatasi Fobia

Hipnoterapi jadi salah satu cara mengatasi fobia. Foto: Unsplash

Dalam penyembuhan fobia, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Namun cara mengatasi fobia pada umumnya ada berkonsultasi langsung dengan psikolog atau psikiater.

Nantinya, mereka akan membantu pasien fobia untuk bisa meningkatkan kualitas hidup, sekaligus membantu pasien untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan reaksinya terhadap sesuatu yang memicu fobianya kembali muncul.

Untuk lebih jelas, berikut cara mengatasi fobia yang dapat diikuti, seperti yang dikutip dari laman Rumah Sakit Pondok Indah Group, di antaranya:

1. Hipnoterapi

Hipnoterapi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan relaksasi pikiran dan bukan relaksasi fisik. Aktivitas ini dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang mengambil alih kontrol individu atas dirinya.

Hipnosis sendiri merupakan penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan diterimanya suatu sugesti atau pemikiran tertentu oleh pikiran bawah sadar.

Sebagai informasi, pelaksanaan terapi hipnosis ini harus memerlukan persetujuan dari pasiennya itu sendiri. Jika tidak mendapatkan persetujuan, hipnoterapi pun tidak bisa dilaksanakan.

2. Desentiasi sistematis

Menyadur jurnal Terapi Desentiasi Sistematis untuk Menurunkan Ketakutan pada Anak karangan Jainal Ilmi, terapi desensitisasi sistematis adalah jenis terapi yang menghadapkan subjek pada situasi yang memunculkan ketakutannya. Namun, situasi tersebut dikemas dalam situasi yang terkontrol dan aman bagi subjek.

Sederhananya, desentiasi sistematis adalah penyembuhan fobia dengan cara membuat penderita rileks, sehingga membayangkan suasana yang indah dan nyaman, setelah itu didatangkan sebuah obyek atau keadaan tertentu yang ditakutinya. Itu sebabnya, terapi ini menjadi salah satu metode penyembuhan fobia yang efektif.

3. Abreaksi

Metode selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia adalah abreaksi. Menurut laman American Psychiatric Association, abreaksi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyembuhkan fobia dengan pelepasan emosi.

Lengkapnya, abreaksi adalah sebuah pelepasan atau pengeluaran emosi setelah mengingat kembali pengalaman traumatik yang selama ini direpresi, karena secara sadar sangat menyakitkan.

Abreaksi terjadi karena pasien mengakses pengalaman traumatik, yang sebelumnya telah ditekan sedemikian rupa sehingga ia lupa atau tidak lagi bisa mengakses memori ini secara sadar.

Untuk hasil yang lebih efektif, abreaksi harus dihubungkan dengan restrukturisasi kognitif, dan resolusi dilema yang ada dalam trauma. Sebagai contoh, mendekatkan foto atau gambar yang ditakutinya, kemudian jauhkan objek tersbeut, setelah itu dekatkan secara perlahan.

4. Reframing

Cara lain mengatasi fobia adalah mengubah pemikiran negatif yang selalu dirasakan ketika muncul pemicu dari si fobia itu sendiri.

Menurut jurnal tentang Teknik Reframing untuk Mengurangi Pemikiran Negatif pada Wanita Depresi karangan Niken Refanthira, reframing adalah teknik dari terapi kognitif terhadap subjek untuk menurunkan pemikiran negatif serta mengubah bagaimana subjek memandang masalah atau ketakutan.

Dengan begitu, pengidap fobia bisa memilki pemandangan baru terhadap masalah atau ketakutan yang dirasakannya.

5. Flooding

Flooding merupakan terapi yang mirip seperti abreaksi karena pasien fobia akan dihadapkan dengan obyek yang ditakutinya, sehingga ia tidak lagi merasakan ketakutan terhadap obyek tersebut. Sebagai pengingat, terapi ini harus dilakukan dengan hati-hati karena bisa saja terjadi reaksi emosi yang tinggi.

Baca Juga: Apakah Fobia Bisa Menurun dari Orang Tua ke Anak?

(JA)