news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

6 Jenis Halusinasi dan Gejalanya yang Perlu Diperhatikan

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
8 Juni 2022 21:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang yang mengalami halusinasi dan merasa ketakutan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang yang mengalami halusinasi dan merasa ketakutan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, bahwa kondisi halusinasi dapat mengakibatkan ancaman pada diri sendiri maupun orang lain. Jenis-jenis halusinasi pun ada berbagai macam yang memunculkan berbagai gejala berbeda.
ADVERTISEMENT
Halusinasi adalah gangguan persepsi yang menyebabkan seseorang melihat, mendengar, mencium, merasa atau meraba sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Dr Rilla Sovitriana, Psi, M.Si dalam buku Dinamika Psikologis Kasus Penderita Skizofrenia menjelaskan bahwa halusinasi bisa disebabkan oleh gangguan mental, penyakit tertentu, atau efek samping obat-obatan.
Jika orang terdekat Anda mengalami halusinasi, jangan tergesa-gesa untuk mengambil aksi. Lebih baik, pelajari kondisi dan situasi terlebih dahulu. Salah satunya, apakah halusinasi yang dialami menyebabkan ia melakukan hal-hal berbahaya, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
Halusinasi adalah kondisi yang membuat penderitanya mengalami ketakutan. Cobalah untuk membantu menenangkan dirinya terlebih dahulu. Selain itu, jangan mencoba untuk memaksanya untuk memberikan penjelasan bahwa ia sedang mengalami halusinasi.
ADVERTISEMENT
Lebih baik, pelajari apa saja jenis-jenis halusinasi, agar lebih memahami kondisinya, dan jika diperlukan segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan secara medis.
Ilustrasi penderita halusinasi dan ingin menyakiti orang lain. Foto: Pixabay

Jenis-Jenis Halusinasi

Seperti yang dijelaskan di atas, halusinasi dapat memengaruhi indera penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, serta peraba. Dari sinilah, halusinasi dibedakan menjadi beberapa jenis dengan gejala yang berbeda-beda pula.
Menurut Abdul Muhith dalam buku karangannya yang berjudul Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi, jenis-jenis halusinasi ialah sebagai berikut:

1. Halusinasi Auditori (Pendengaran)

Halusinasi auditori adalah tipe halusinasi yang paling umum. Penderitanya akan mendengar suara yang berasal dari dalam atau luar pikirannya.
Suara bisa berwujud seperti berbicara dengan satu sama lain, perintah untuk melakukan sesuatu, alunan musik, atau bahkan langkah kaki seseorang.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, penderitanya seolah-olah bisa mendengar orang lain sedang berjalan di loteng, padahal tidak ada siapa-siapa. Kondisi ini adalah gejala yang biasa terjadi pada penderita skizofrenia, gangguan bipolar, hingga demensia.

2. Halusinasi Visual (Penglihatan)

Tipe halusinasi visual adalah halusinasi dengan sensasi seperti melihat orang, objek benda, pola, atau cahaya yang tidak nyata. Sebagai contoh, penderitanya mungkin dapat melihat orang lain yang sebenarnya tidak berada di ruangan atau bahkan melihat lampu berkedip yang tidak dapat dilihat orang lain.

3. Halusinasi Olfaktori (Penciuman)

Tipe halusinasi ini melibatkan indra penciuman penderitanya. Pada kondisi ini, seseorang bisa mencium aroma wewangian, atau justru bau yang tidak sedap, hingga merasa bahwa tubuhnya berbau busuk, padahal nyatanya tidak.

4. Halusinasi Gustatori (Pengecapan)

Halusinasi gustatori melibatkan indra pegecap penderitanya. Halusinasi ini menyebabkan seseorang merasakan sensasi bahwa sesuatu yang dimakan atau diminum memiliki rasa yang aneh.
ADVERTISEMENT
Misalnya, seseorang mengeluh karena merasakan rasa logam saat makan atau minum, padahal makanan atau minuman yang ia konsumsi memiliki rasa yang normal. Jenis halusinasi ini merupakan salah satu gejala yang sering terjadi pada penderita epilepsi.

5. Halusinasi Taktil (Sentuhan)

Halusinasi taktil berhubungan dengan kontak fisik atau gerakan di area tubuh. Sebagai contoh, seseorang merasa seolah-olah sedang disentuh atau digelitik oleh orang lain, padahal tidak ada orang lain di sekitarnya.
Selain itu, seseorang dengan kondisi ini juga bisa merasa bahwa ada serangga yang sedang merayap di kulit/dalam tubuh, ataupun merasa seolah ada semburan api yang membakar wajahnya.

6. Halusinasi Temporer (Sementara)

Selain karena kondisi berat yang menyebabkan halusinasi sering kali menetap, ada juga halusinasi sementara yang tidak bersifat kronis. Misalnya, halusinasi yang muncul ketika salah satu anggota keluarga baru saja meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Pada kondisi ini, seseorang seolah-olah mendengar suara dari keluarganya yang baru meninggal atau melihatnya sekilas. Jenis halusinasi ini biasanya akan menghilang ketika rasa duka dan sedih hilang secara perlahan.
Ilustrasi penderita halusinasi yang memerlukan pengobatan. Foto: Pixabay

Pengobatan Halusinasi

Gangguan halusinasi merupakan kondisi medis serius yang perlu segera mendapatkan pemeriksaan dan penanganan tenaga ahli. Selain itu, penderita gangguan halusinasi tidak disarankan tinggal atau bepergian sendiri.
Dengan penanganan yang tepat dan cepat, kondisi halusinasi diharapkan dapat segera teratasi, agar tidak sampai membahayakan diri penderita dan orang lain di sekitarnya.
Memuat informasi dalam situs InHealth, pengobatan halusinasi bergantung pada penyebabnya. Dokter akan meresepkan obat-obatan bila halusinasi disebabkan oleh gangguan mental, epilepsi, atau migrain.
Namun, pada halusinasi yang disebabkan oleh tumor otak, dokter akan melakukan prosedur bedah, radiasi, atau operasi pisau gamma. Dokter juga akan menyarankan pasien untuk menjalani terapi perilaku kognitif, terutama pada halusinasi yang disebabkan oleh gangguan mental.
ADVERTISEMENT
(VIO)