news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

8 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh untuk Bumil

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
1 Februari 2025 11:03 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kandungan Skincare Yang Tidak Boleh Untuk Bumil. Foto: Unsplash/AND-ONE.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kandungan Skincare Yang Tidak Boleh Untuk Bumil. Foto: Unsplash/AND-ONE.
ADVERTISEMENT
Ketika sedang hamil maka harus lebih selektif karena beberapa bahan dalam produk perawatan kulit dapat berdampak pada kesehatan janin. Kandungan skincare yang tidak boleh untuk bumil ini penting diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Saat hamil, kulit cenderung mengalami perubahan akibat lonjakan hormon, seperti munculnya jerawat, hiperpigmentasi, atau kulit lebih kering dari biasanya. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memilih produk yang aman dan bebas dari bahan berbahaya.

Kandungan Skincare yang Harus Dihindari Bumil

Ilustrasi Kandungan Skin care Yang Tidak Boleh Untuk Bumil. Foto: Unsplash/Irina Belova.
Tidak hanya berhati-hati terhadap makanan, kandungan skincare juga harus diperhatikan oleh bumil agar tidak membahayakan janin. Ada beberapa kandungan skincare yang tidak boleh untuk bumil karena membahayakan janin.
Namun, tidak semua produk skincare aman digunakan selama kehamilan. Berikut adalah kandungan skincare yang tidak boleh untuk bumil, karena berisiko untuk janin.

1. Retinoid (Retinol, Tretinoin, Isotretinoin, Retinyl Palmitate)

Dikutip dari buku Ilmu Gizi Dasar: Dengan Gambar Ilustrasi karya Asriadi Masnar (2021: 79), retinoid adalah bentuk turunan dari vitamin A yang sering ditemukan dalam produk anti-aging dan obat jerawat. Zat ini bekerja dengan mempercepat regenerasi sel kulit dan meningkatkan produksi kolagen.
ADVERTISEMENT
Namun, penggunaan retinoid selama kehamilan berisiko tinggi karena dapat menyebabkan kelainan janin atau cacat lahir. Studi menunjukkan bahwa retinoid oral seperti isotretinoin (Accutane) dapat menyebabkan cacat pada otak, jantung, dan wajah janin.
Meskipun retinoid dalam skincare memiliki kadar yang lebih rendah dibandingkan obat oral, penggunaannya tetap tidak dianjurkan selama kehamilan.

2. Hydroquinone

Hydroquinone adalah bahan pencerah kulit yang sering digunakan untuk mengatasi hiperpigmentasi, melasma, dan flek hitam. Masalahnya, penelitian menunjukkan bahwa 30-45% hydroquinone dapat terserap ke dalam tubuh melalui kulit.
Meskipun belum ada bukti langsung bahwa hydroquinone menyebabkan kelainan pada janin, tingkat penyerapannya yang tinggi membuatnya lebih berisiko dibandingkan bahan lainnya.
Oleh karena itu, dokter kulit sering menyarankan ibu hamil untuk menghindari hydroquinone selama kehamilan.
ADVERTISEMENT

3. Salicylic Acid (Beta Hydroxy Acid/BHA) dalam Konsentrasi Tinggi

Salicylic acid adalah asam eksfoliasi yang sering digunakan untuk mengatasi jerawat dan komedo. Dalam dosis tinggi (seperti pada perawatan chemical peeling), zat ini dapat menyebabkan masalah pada perkembangan janin.
Food and Drug Administration (FDA) mengkategorikan salicylic acid sebagai bahan dengan potensi risiko jika digunakan dalam jumlah besar selama kehamilan.
Penggunaan oral (seperti aspirin yang mengandung salicylate) terbukti dapat menyebabkan komplikasi kehamilan dan gangguan perkembangan bayi.

4. Paraben (Methylparaben, Propylparaben, Butylparaben, Ethylparaben)

Paraben adalah bahan pengawet yang sering digunakan dalam skincare untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paraben dapat bertindak sebagai endocrine disruptor, yaitu zat yang mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh.
Paparan paraben dalam jumlah besar selama kehamilan dikaitkan dengan gangguan perkembangan janin, masalah kesuburan, dan risiko obesitas pada anak di kemudian hari.
ADVERTISEMENT

5. Oxybenzone dan Avobenzone dalam Sunscreen Kimiawi

Oxybenzone dan Avobenzone adalah bahan aktif dalam tabir surya kimiawi yang dapat menyerap sinar UV. Namun, studi menunjukkan bahwa oxybenzone dapat terserap ke dalam darah dan berpotensi mengganggu sistem hormon ibu dan janin.
Paparan oxybenzone juga dikaitkan dengan kelainan perkembangan saraf pada janin serta berat badan lahir rendah. Oleh karena itu, banyak ahli menyarankan ibu hamil untuk memilih sunscreen berbasis fisik yang lebih aman.

6. Diethanolamine (DEA)

Diethanolamine (DEA) dan turunannya, seperti oleamide DEA, lauramide DEA, serta cocamide DEA, merupakan zat kimia yang sering ditemukan dalam produk perawatan rambut dan tubuh, seperti sampo, sabun, dan lotion.
Zat ini biasanya digunakan sebagai agen pembusa dan pelembut dalam produk perawatan kulit dan rambut.
Namun, ibu hamil sebaiknya menghindari produk yang mengandung DEA dan turunannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini berpotensi menghambat perkembangan otak janin.
ADVERTISEMENT
Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut, ada indikasi bahwa paparan DEA dapat memengaruhi sistem saraf bayi yang sedang berkembang.
Selain itu, DEA juga dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran, sehingga penggunaannya selama kehamilan perlu lebih diperhatikan.
Demi keamanan ibu dan janin, sebaiknya memilih produk yang bebas dari bahan ini dan beralih ke alternatif yang lebih alami dan aman, seperti produk berbasis bahan organik atau yang berlabel "pregnancy-safe".

7. Dihidroksiaseton (DHA)

Dihydroxyacetone (DHA) adalah bahan aktif yang biasa ditemukan dalam self-tanning products atau produk pewarna kulit tanpa sinar matahari.
Zat ini bekerja dengan bereaksi pada lapisan terluar kulit untuk menciptakan warna cokelat sementara, tanpa harus terpapar sinar UV.
Meskipun DHA umumnya dianggap lebih aman dibandingkan tanning dengan sinar matahari atau tanning bed, ibu hamil sebaiknya tetap berhati-hati dalam penggunaannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu kekhawatiran utama adalah kemungkinan DHA terhirup saat digunakan dalam bentuk spray tan. Jika masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, DHA berpotensi masuk ke dalam aliran darah, yang dapat berdampak pada janin.

8. Sodium lauryl sulfate (SLS)

Sodium Lauryl Sulfate (SLS) adalah bahan pembersih yang sering ditemukan dalam produk perawatan tubuh, seperti sampo, sabun, pasta gigi, dan pembersih wajah.
SLS berfungsi sebagai surfaktan yang membantu menciptakan busa, sehingga memberikan sensasi bersih dan segar setelah pemakaian.
Meskipun SLS banyak digunakan dalam produk sehari-hari, ibu hamil sebaiknya membatasi atau menghindari penggunaannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa SLS dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa paparan jangka panjang terhadap SLS dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormon, meskipun bukti ilmiahnya masih terbatas.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh lagi, karena kulit ibu hamil lebih sensitif, penggunaan produk berbasis SLS dapat meningkatkan risiko kulit kering, kemerahan, atau iritasi.
Untuk mengurangi risiko ini, ibu hamil disarankan untuk memilih produk berbahan surfaktan lebih lembut, seperti Sodium Cocoyl Isethionate atau Decyl Glucoside, yang lebih aman dan ramah bagi kulit selama kehamilan.

Tips Memilih Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil

Ilustrasi Kandungan Skincare Yang Tidak Boleh Untuk Bumil, Foto: Unsplash/Nestea06.
Selama masa kehamilan, tubuh mengalami banyak perubahan, termasuk pada kulit. Beberapa ibu hamil mungkin mengalami masalah seperti jerawat, hiperpigmentasi (melasma), kulit kering, atau sensitif.
Oleh karena itu, pemilihan produk perawatan kulit yang aman sangat penting agar kesehatan ibu dan janin tetap terjaga. Berikut adalah beberapa tips dalam memilih skincare yang aman bagi ibu hamil:
ADVERTISEMENT

1. Periksa Kandungan Skincare dengan Teliti

Sebelum membeli atau menggunakan produk skincare, pastikan untuk memeriksa daftar bahan (ingredients) pada kemasan. Beberapa bahan yang perlu dihindari karena berpotensi berbahaya bagi janin antara lain:

2. Pilih Produk dengan Label "Pregnancy-Safe"

Banyak merek skincare kini telah mengeluarkan produk yang aman untuk ibu hamil. Cari produk yang memiliki label “pregnancy-safe” atau “hypoallergenic”. Selain itu, produk yang bersertifikasi dermatologically tested atau non-toxic juga lebih disarankan.
ADVERTISEMENT

3. Gunakan Bahan Alami dan Lembut di Kulit

Ibu hamil sebaiknya memilih produk dengan bahan alami yang lebih lembut dan minim risiko iritasi, seperti:

4. Hindari Produk dengan Fragrance dan Alkohol Berlebihan

Fragrance (parfum) dan alkohol dalam skincare dapat menyebabkan iritasi dan alergi, terutama bagi ibu hamil yang kulitnya lebih sensitif. Sebaiknya pilih produk yang bebas pewangi buatan dan memiliki kandungan alkohol rendah atau tidak sama sekali.

5. Konsultasikan dengan Dokter Kulit atau Obgyn

Jika ragu tentang keamanan produk tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya. Dokter dapat memberikan rekomendasi skincare yang sesuai dengan kondisi kulit dan kehamilan.
ADVERTISEMENT
Itulah kandungan skincare yang tidak boleh untuk bumil karena dapat membahayakan janin. Kandungan kimiawi dalam skincare bisa menyebabkan keguguran hingga cacat janin. (Umi)