Konten dari Pengguna

Analsik Obat untuk Penyakit Apa? Ini Kegunaan, Efek Samping, dan Aturan Pakainya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
20 Mei 2022 15:29 WIB
·
waktu baca 7 menit
clock
Diperbarui 15 Agustus 2023 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi obat analsik. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat analsik. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Analsik obat untuk penyakit apa? Analsik metamizole sodium diazepam adalah obat pereda nyeri yang mengandung zat aktif methampirone (metamizole) dan diazepam.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal oleh Budiana Yazid, dkk., (2021: 31), analsik berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sakit kepala, dan nyeri pinggang, terutama nyeri yang terjadi pascaoperasi.
Methampirone yang terkandung dalam analsik merupakan obat yang bersifat pereda nyeri (analgesik), mengatasi peradangan (antiinflamasi), dan penurun demam (antipiretik) yang bekerja dengan menghambat respons nyeri pada otak.
Sementara, diazepam adalah obat golongan benzodiazepine yang bekerja pada sistem saraf pusat di otak untuk menghasilkan efek menenangkan.

Analsik Obat untuk Penyakit Apa?

Ilustrasi mengonsumsi obat analsik. Foto: Pixabay
Analsik metamizole sodium diazepam termasuk dalam golongan obat Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID) yang bekerja dengan cara menghambat produksi hormon prostaglandin, yaitu zat kimia dalam tubuh yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan.
ADVERTISEMENT
Selain berfungsi untuk meredakan nyeri dan peradangan, menurut Everyday Health, analsik dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi tertentu, di antaranya:

Efek Samping Analsik

Ilustrasi salah satu efek samping analsik adalah sakit kepala. Foto: Unsplash
Menurut Cleveland Clinic, secara umum analsik aman dikonsumsi sesuai anjuran dokter. Namun, seperti obat-obat lainnya, analsik dapat menyebabkan beberapa efek samping, antara lain:
ADVERTISEMENT
Selain beberapa efek samping di atas, penggunaan obat ini jika terlalu sering atau dalam dosis yang besar dapat menyebabkan komplikasi tertentu, di antaranya:
Jika mengalami kondisi di atas, segera hentikan pengobatan. Efek samping maupun komplikasi obat ini bisa berbeda-beda pada setiap pasien.
Jadi, tidak semua orang dapat mengalami efek samping dan komplikasi tersebut. Bahkan, pasien mungkin bisa mengalami efek samping lain yang tidak disebutkan di atas.
ADVERTISEMENT

Dosis dan Aturan Pakai Analsik

Ilustrasi berkonsultasi dengan dokter terkait penggunaan obat analsik. Foto: Unsplash
Analsik yang beredar di pasaran memiliki beberapa nama merek. Namun, yang paling umum dijual di apotek diproduksi oleh Sanbe Farma. Penggunaan obat ini harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter.
Meski begitu, terdapat rekomendasi dosis yang biasa diberikan. Mengutip laman MIMS, berikut dosis dan aturan pakai obat analsik secara umum:

Cara Penyimpanan

Ilustrasi obat harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Foto: Pexels
Simpan obat analsik pada suhu ruangan yang sejuk dan kering (sebaiknya di bawah 30 derajat Celsius), serta terhindar dari paparan sinar matahari langsung dan kelembapan.
Selain itu, jangan menaruh tempat penyimpanan obat sembarangan. Simpan obat ini di luar jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
ADVERTISEMENT

Kontraindikasi

Ilustrasi berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi obat analsik. Foto: Pexels
Sebelum mengonsumsi obat analsik, konsultasikan dengan dokter riwayat penyakit yang Anda miliki agar tidak terjadi kontraindikasi. Jangan mengonsumsi obat ini apabila memiliki kondisi berikut:

Interaksi Obat

Ilustrasi penggunaan obat analsik dengan obat-obatan lain dapat menyebabkan interaksi obat. Foto: Pexels
Selain riwayat penyakit yang dimiliki, konsultasikan kepada dokter tentang semua jenis obat yang Anda gunakan. Sebab, analsik dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat lain dan meningkatkan risiko efek samping atau mengurangi efektivitasnya.
Dikutip dari laman WebMD, adapun obat analsik tidak boleh digunakan bersamaan dengan:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Peringatan dan Perhatian

Ilustrasi obat analsik tidak disarankan untuk ibu hamil. Foto: Pexels
Analsik termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga penggunaannya harus sesuai petunjuk dokter. Sebelum mengonsumsi obat analsik, beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat kondisi berikut:

Kategori Kehamilan

Menurut Food and Drug Administration, analsik yang mengandung zat aktif metamizole dan diazepam termasuk dalam kategori D. Kategori D adalah jenis obat yang terbukti menunjukkan adanya efek samping pada janin manusia.
Oleh sebab itu, obat kategori D hanya boleh digunakan pada kondisi darurat, yaitu ketika tidak ada persediaan obat lain yang lebih aman bagi wanita hamil.
ADVERTISEMENT

Peringatan Menyusui

Bahan aktif analsik berupa diazepam diketahui dapat terserap ke dalam ASI ibu menyusui dan berpotensi mengganggu kesehatan bayi. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Penyakit Terkait

Ilustrasi seorang wanita yang mengalami nyeri haid dapat diobati dengan analsik. Foto: Pexels
Analsik merupakan obat yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga parah. Berikut adalah beberapa penyakit terkait yang biasanya diobati dengan analsik.
ADVERTISEMENT

Rekomendasi Obat Sejenis

Ilustrasi obat-obatan sejenis analsik. Foto: Pexels
Selain analsik, terdapat beberapa jenis obat lain yang bisa digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat. Adapun rekomendasi obat sejenis analsik, yaitu:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
(SFR)