news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Bagian Kepala yang Berbahaya Jika Terbentur dan Dampaknya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
25 Maret 2025 15:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bagian kepala yang berbahaya jika terbentur. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bagian kepala yang berbahaya jika terbentur. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Benturan di kepala bisa terjadi kapan saja, baik akibat kecelakaan, terjatuh, maupun cedera saat berolahraga. Kondisi tersebut dapat berupa benjolan, memar, atau luka di kepala yang bersifat ringan hingga serius.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa bagian kepala yang berbahaya jika terbentur? Simak penjelasan dan berbagai dampak yang dapat timbul akibat cedera dalam informasi di bawah ini.

Bagian Kepala yang Berbahaya Jika Terbentur

Ilustrasi bagian kepala yang berbahaya jika terbentur. Foto: Pexels
Cedera yang mengenai kepala termasuk yang paling berbahaya di antara bagian tubuh lainnya. Benturan pada bagian-bagian ini bukan hanya akan menyebabkan kerusakan langsung, tetapi juga memengaruhi fungsi otak atau sistem saraf.
Adapun area paling berbahaya jika terbentur adalah di kedua sisi pelipis kepala, tepat di atas telinga. Hal ini karena pada bagian ini perlindungan dari tengkorak lebih tipis, dan ada arteri yang dapat pecah sehingga menyebabkan pendarahan langsung ke otak.
ADVERTISEMENT

Bahaya Benturan di Kepala

Ilustrasi bagian kepala yang berbahaya jika terbentur. Foto: Pexels
Benturan pada kepala bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang serius, mulai dari gegar otak hingga cedera otak traumatis. Mengutip dari laman Harvard Health Publishing, beberapa bahaya utama dari benturan di kepala antara lain:

1. Gegar otak

Gegar otak adalah cedera pada area kepala yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba selama beberapa menit hingga beberapa jam setelah kejadian traumatis.
Gejalanya dapat meliputi tidak dapat mengingat menit-menit sebelum cedera, muntah, pusing, kebingungan, telinga berdenging, mengantuk, atau kejang. Trauma kepala dapat menyebabkan pembengkakan di dalam otak dan peningkatan tekanan di dalam tengkorak yang berpotensi bahaya.

2. Tenggorak Retak

Kondisi ini terjadi ketika ada retakan atau patah pada salah satu tulang tengkorak. Dalam kebanyakan kasus, tenggorak retak menyebabkan memar pada permukaan otak.
ADVERTISEMENT
Mereka juga mungkin mengalami keluarnya cairan bening dari hidung atau telinga karena robekan di bagian penutup otak. Pasien dengan kondisi ini biasanya memerlukan observasi ketat di rumah sakit.

3. Hematoma Epidural

Hematoma epidural terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di bawah tengkorak, tetapi di atas batok kepala. Jenis hematoma ini biasanya berasal dari robekan arteri yang mengalir tepat di bawah tengkorak. Hematoma dapat meluas di dalam tengkorak dan menekan otak yang menyebabkan kematian.

4. Hematoma Subdural

Hematoma subdural terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di bawah tengkorak dan di bawah tempurung kepala. Pendarahan ini dapat bersifat akut dan kronis.
Pada hematoma akut, biasanya terjadi saat kepala terbentur atau saat berhenti mendadak yang menyebabkan kepala bergerak maju dan mundur dengan keras. Cedera otak yang sangat parah menyebabkan ketidaksadaran dan berakibat fatal.
ADVERTISEMENT
Sementara itu hematoma kronis, umumnya terjadi setelah cedera kepala pada orang yang sudah lanjut usia dan mengonsumsi obat pengencer darah atau penggunaan obat-obatan jantung.
Gejala yang paling umum adalah rasa kantuk, kebingungan, sakit kepala, perubahan kepribadian, kejang, dan kelumpuhan ringan.
(SA)