Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cacar Ular: Gejala, Diagnosis, hingga Pengobatannya
31 Mei 2022 14:37 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Diketahui bahwa cacar ular bisa menjangkit sekitar 1,2-3,4 persen dari 1000 orang pada berbagai usia. Meski demikian, penyakit akibat virus varisela-zoster ini lebih sering terjadi pada orang dewasa dan lanjut usia.
Menurut buku The Art of Medicine oleh dr. Dito Anurogo, cacar ular akan menjangkit sekitar 80 persen orang yang berusia 20 tahun, 30 persen pada usia di atas 55 tahun, dan 5 persen pada anak kurang dari 14 tahun.
Gejala Cacar Ular
Gejala awal yang paling sering dialami penderita cacar ular adalah flu, demam, badan lemas, dan sakit kepala. Gejala tersebut bisa terjadi sampai satu minggu sebelum akhirnya muncul ruam di seluruh tubuh. Adapula gejala lainnya, seperti dikutip dari laman Healthline, yakni:
ADVERTISEMENT
Diagnosis Cacar Ular
Dalam mendiagnosis penyakit cacar ular, biasanya dokter akan melakukan pemantauan dan perawatan. Pemantauan dilakukan melalui tanya jawab terhadap keluhan, riwayat cacar air, dan pemeriksaan fisik pada ruam atau lepuh yang muncul di kulit pasien.
Namun, pada kasus cacar ular yang menimbulkan gejala nyeri tetapi tanpa disertai ruam, dokter akan melakukan tes laboratorium guna memastikan diagnosis.
Merujuk buku Investigasi Dan Pengendalian Wabah Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan oleh Kathleen Meehan Arias, beberapa tes laboratorium yang akan dilakukan oleh dokter guna mendiagnosis penyakit cacar ular adalah:
ADVERTISEMENT
Pengobatan Cacar Ular
Sebenarnya, cacar ular dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu satu hingga tiga bulan. Namun, agar mencegah terjadinya pemberatan gejala klinis dan timbulnya komplikasi, diperlukan terapi yang efektif sesuai nasihat dokter.
Biasanya, dokter akan memberikan para penderita cacar ular berupa obat antivirus seperti acyclovir dan famiciclovir. Selain obat antivirus, dokter juga menyarankan untuk menggunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas juga dapat digunakan.
Obat-obatan tersebut bisa berupa obat minum dengan kandungan paracetamol dan ibuprofen, atau obat oles yang mengandung lidokain. Penggunaan antihistamin juga disarankan karena dapat membantu meringankan sensasi gatal dan mencegah penggarukan yang tidak diinginkan.
Pada pasien dengan fungsi kekebalan tubuh yang lemah, antivirus mungkin harus diberikan melalui pembuluh darah. Hal tersebut karena obat-obatan antivirus hanya bermanfaat bila diberikan dalam waktu 72 jam dari waktu terjadinya ruam.
ADVERTISEMENT
Selain menggunakan obat-obatan, penderita juga harus melakukan beberapa upaya lain untuk meredakan gejala cacar ular, seperti yang ditulis dalam buku Kata Dokter oleh Dr. I. Made C. Wirawan, yaitu:
Komplikasi Cacar Ular
Jika tidak diobati, cacar ular dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Mengutip Medical News Today, komplikasi akibat cacar ular di antaranya:
1. Postherpetic neuralgia
Kondisi ini ditandai dengan nyeri yang berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelah ruam sembuh.
ADVERTISEMENT
2. Kebutaan
Jika cacar muncul di sekitar mata, maka dapat mengakibatkan peradangan pada saraf mata dan berkembang hingga menjadi kebutaan.
3. Sindrom Ramsay Hunt (herpes zoster oticus)
Komplikasi ini dapat terjadi jika cacar ular memengaruhi sistem saraf di area kepala. Gejalanya yang dialami tergantung pada sistem saraf yang terkena, bisa pusing, vertigo, telinga berdenging (tinnitus), sakit telinga, gangguan pendengaran, ruam di sekitar telinga, atau Bell’s palsy.
4. Infeksi kulit
Kondisi ini dapat terjadi jika bakteri masuk ke luka lepuh yang sudah pecah. Contoh infeksi kulit yang dapat terjadi akibat cacar ular adalah impetigo atau selulitis.
Baca Juga: Gejala Herpes Berdasarkan Jenis-jenisnya
(NDA)