Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Cara Mengganti Infus dengan Aman dan Tepat
5 Februari 2025 10:24 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Cara Mengganti Infus. Foto: Unsplash/andresr.](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jk9tedcfk7vnezf7fnjnayze.jpg)
ADVERTISEMENT
Infus adalah pemberian obat atau cairan yang dilakukan melalui pembuluh darah . Mengetahui cara mengganti infus dengan benar dapat membantu memastikan keamanan dan kenyamanan pasien, serta mencegah infeksi atau komplikasi lainnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun biasanya dilakukan oleh tenaga medis seperti perawat, pemahaman dasar mengenai prosedur ini bisa berguna dalam situasi darurat atau untuk meningkatkan kewaspadaan saat menerima perawatan.
Cara Mengganti Infus
Dikutip dari buku Modul Praktikum Keperawatan Dasar I karya Dewi Wijayanti, S.Kep.,Ns,M.Kep. dkk (2021: 203), mengganti cairan infus harus berdasarkan kebutuhan pasien. Sebelum mengganti cairan infus maka harus mencuci tangan terlebih dahulu.
Selain mencuci tangan, penting juga untuk memastikan bahwa semua peralatan yang digunakan dalam kondisi steril agar terhindar dari risiko infeksi.
Cairan infus yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien, seperti jenis cairan, volume, serta laju tetesan yang diperlukan. Berikut adalah cara mengganti infus dengan aman dan tepat.
ADVERTISEMENT
1. Persiapan sebelum Mengganti Infus
Sebelum mengganti cairan infus, ada beberapa langkah penting yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan dan memastikan prosedur berjalan dengan lancar.
A. Cuci Tangan
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencuci tangan dengan sabun antiseptik atau menggunakan hand sanitizer. Ini penting untuk mencegah risiko infeksi pada pasien.
B. Persiapkan Peralatan yang Dibutuhkan
Pastikan semua alat yang diperlukan sudah tersedia dan dalam kondisi steril. Berikut daftar peralatan yang diperlukan:
C. Identifikasi Pasien dan Jenis Cairan Infus
Sebelum mengganti infus, pastikan bahwa cairan yang akan digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan pasien. Periksa label, dosis, dan tanggal kedaluwarsa untuk memastikan keamanannya.
ADVERTISEMENT
2. Langkah-Langkah Mengganti Cairan Infus
Setelah persiapan dilakukan, berikut adalah langkah-langkah mengganti infus dengan benar.
A. Matikan Aliran Infus Lama
Sebelum melepas infus lama, pastikan aliran infus dihentikan terlebih dahulu dengan menutup klem pada selang infus. Ini akan mencegah udara masuk ke dalam pembuluh darah.
B. Lepaskan Selang Infus Lama
Gunakan kapas alkohol untuk membersihkan area sekitar kateter atau jarum infus sebelum melepas selang lama. Tarik selang dengan hati-hati agar tidak menyebabkan luka atau rasa tidak nyaman pada pasien.
C. Pasang Cairan Infus yang Baru
ADVERTISEMENT
D. Hubungkan Selang Baru ke Kateter Infus
Setelah cairan infus terpasang dengan benar, hubungkan selang baru ke kateter infus pasien. Pastikan tidak ada gelembung udara dalam selang karena dapat berisiko menyebabkan emboli udara jika masuk ke dalam pembuluh darah.
E. Atur Kecepatan Tetesan Infus
Gunakan pengatur tetesan pada selang infus untuk menyesuaikan laju tetesan sesuai dengan anjuran dokter. Umumnya, kecepatan tetesan disesuaikan berdasarkan kondisi pasien dan jenis cairan yang diberikan.
3. Langkah-Langkah Mengganti Jarum atau Kateter Infus
Selain mengganti cairan, jarum atau kateter infus juga perlu diganti, langkahnya yaitu sebagai berikut.
A. Bersihkan Area Infus Lama
B. Lepaskan Jarum atau Kateter Lama
ADVERTISEMENT
C. Pasang Jarum atau Kateter Baru
4. Pemantauan setelah Penggantian Infus
5. Kesalahan yang Harus Dihindari saat Mengganti Infus
Untuk memastikan prosedur berjalan dengan aman, hindari beberapa kesalahan umum berikut:
ADVERTISEMENT
Tujuan Pemasangan Infus
Pemasangan infus merupakan prosedur medis yang umum dilakukan dalam perawatan kesehatan. Infus adalah metode pemberian cairan, obat, atau nutrisi langsung ke dalam pembuluh darah melalui intravena.
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan jarum atau kateter yang dimasukkan ke dalam vena, yang kemudian dihubungkan dengan tabung infus yang mengalirkan cairan dari botol atau kantong infus. Pemasangan infus memiliki beberapa tujuan utama, antara lain sebagai berikut.
1. Rehidrasi Tubuh
Salah satu tujuan utama pemasangan infus adalah untuk mengatasi dehidrasi. Dehidrasi dapat terjadi akibat berbagai kondisi, seperti muntah berkepanjangan, diare, demam tinggi, atau kekurangan cairan akibat cedera atau operasi.
Dengan pemberian cairan infus, keseimbangan cairan dalam tubuh dapat dipulihkan dengan lebih cepat dibandingkan dengan minum biasa.
ADVERTISEMENT
2. Pemberian Obat secara Langsung
Infus digunakan untuk memberikan obat langsung ke dalam aliran darah, sehingga obat dapat bekerja lebih cepat dan efektif.
Obat-obatan yang sering diberikan melalui infus antara lain antibiotik, obat kemoterapi, analgesik (penghilang rasa sakit), dan obat untuk mengontrol tekanan darah.
3. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Bagi pasien yang tidak dapat makan atau minum secara normal, misalnya akibat kondisi medis tertentu seperti disfagia (kesulitan menelan) atau setelah operasi besar, nutrisi parenteral dapat diberikan melalui infus.
Cairan infus yang mengandung glukosa, elektrolit, asam amino, dan zat gizi lainnya membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
4. Menjaga Tekanan Darah
Dalam keadaan darurat medis seperti syok hipovolemik akibat kehilangan darah yang banyak, pemasangan infus diperlukan untuk menggantikan volume darah yang hilang dan menjaga tekanan darah agar tetap stabil.
ADVERTISEMENT
Cairan infus yang digunakan bisa berupa larutan kristaloid atau koloid sesuai kebutuhan pasien.
5. Mengatasi Ketidakseimbangan Elektrolit
Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, seperti hipokalemia (kekurangan kalium), hiponatremia (kekurangan natrium), atau hiperkalemia (kelebihan kalium), dapat mengganggu fungsi organ tubuh, termasuk jantung dan otot. Infus elektrolit dapat membantu mengoreksi kondisi ini dengan cepat dan aman.
6. Transfusi Darah
Dalam kasus tertentu, infus juga digunakan untuk memberikan transfusi darah kepada pasien yang mengalami anemia berat, kehilangan darah akibat kecelakaan, atau gangguan pembekuan darah.
Proses ini memastikan bahwa pasien menerima sel darah merah atau komponen darah lain yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi tubuh.
7. Pemberian Anestesi dan Sedasi
Dalam prosedur medis tertentu, seperti operasi atau perawatan intensif, infus digunakan untuk memberikan anestesi dan sedasi agar pasien tetap dalam kondisi tidak sadar atau terkontrol selama prosedur berlangsung.
ADVERTISEMENT
Jenis Cairan Infus
Berikut adalah jenis cairan infus yang perlu diketahui.
1. Cairan Kristaloid
Cairan kristaloid mengandung berbagai zat seperti natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida, dan glukosa.
Cairan ini umumnya digunakan untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menghidrasi tubuh, menstabilkan pH, serta sebagai terapi resusitasi cairan. Tiga jenis cairan kristaloid meliputi:
2. Cairan Koloid
Cairan koloid memiliki molekul yang lebih besar dibandingkan dengan cairan kristaloid. Biasanya, cairan ini diberikan kepada pasien dalam kondisi kritis, menjalani operasi besar, atau membutuhkan resusitasi cairan. Tiga jenis cairan koloid meliputi:
ADVERTISEMENT
Itulah cara mengganti infus yang baik dan tepat. Meski dilakukan oleh tenaga medis, tetapi mengetahui cara mengganti infus ini dapat memastikan keamanan dan kenyamanan pasien . (Umi)