Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Diet Puasa 72 Jam: Manfaat, Risiko, dan Cara Menjalankannya
3 Januari 2024 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu selebriti Indonesia yang menjalani diet ini adalah Ashanty. Ashanty mengaku menjalankan diet puasa 72 jam untuk mengubah pola hidup yang lebih sehat, bukan karena ingin kurus.
Selama menjalani diet, Ashanty tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula. Ia juga tidak mengonsumsi makanan lain yang mengandung kalori.
Semuanya digantikan dengan hanya meminum air putih. Bagaimana tata cara diet puasa 72 jam? Apakah baik untuk kesehatan ? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasannya dalam artikel berikut ini.
Cara Menjalani Diet Puasa 72 Jam
Dalam ranah medis, diet puasa 72 jam biasa dijalankan ketika pasien hendak menjalankan operasi. Puasa ini efektif untuk mengurangi berat badan dan menghilangkan racun dalam tubuh (detoksifikasi).
Selama menjalani diet ini, Anda tidak boleh mengonsumsi makanan dan minuman apa pun kecuali air putih. Artinya, tidak ada asupan kalori ke dalam tubuh selama 3 hari berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Saat puasa 72 jam, tubuh akan berada dalam kondisi ketosis. Mengutip buku Seri Diet Korektif: Diet Atkins susunan Pangkalan Ide (2013), kondisi ini memungkinkan tubuh kehilangan sumber energi utama dari karbohidrat.
Alhasil, tubuh pun terpaksa menggunakan cadangan lemaknya untuk menggantikan hilangnya karbohidrat tersebut. Melalui proses ini, lemak tubuh akan berkurang secara drastis dan berat badan pun akan menyusut.
Meski terbukti efektif menurunkan berat badan dan menyehatkan tubuh, namun Anda harus mempersiapkan beberapa hal sebelum menjalankan diet puasa 72 ini. Salah satunya adalah menjalankan fase pradiet terlebih dahulu.
Mengutip laman Medical News Today, fase ini bisa dilakukan 3-4 hari sebelumnya dengan makan dalam porsi kecil. Jika perlu, Anda juga bisa memulainya dengan puasa seminggu sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Jika sudah mulai terbiasa, Anda bisa memulai dietnya secara bertahap dari 24 jam sampai 72 jam. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu demi menghindari risiko yang membahayakan tubuh.
Manfaat Diet Puasa 72 Jam
Selain ampuh menurunkan berat badan dan membakar lemak tubuh, diet puasa 72 jam juga memiliki manfaat lain untuk kesehatan. Dirangkum dari laman Healthline, berikut penjelasannya:
1. Mendukung kondisi autofagi
Autofagi adalah kondisi di mana bagian sel lama dipecah dan didaur ulang menjadi sel yang baru. Kondisi ini dapat membantu mencegah penyakit seperti kanker, alzheimer, dan jantung.
2. Menurunkan tekanan darah
Water fasting terbukti ampuh menurunkan tekanan darah. Sebuah penelitian membuktikan bahwa diet puasa 72 hari yang dilakukan dengan hanya meminum air putih efektif menurunkan tekanan darah sistolik. Tentunya, diet ini harus berada dalam pengawasan medis.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kadar kolesterol LDL dan peradangan juga akan berkurang melalui diet puasa 72 jam. Namun, efektivitasnya masih diteliti lebih dalam karena mempertimbangkan risikonya untuk kesehatan.
3. Meningkatkan sensitivitas insulin dan leptin
Insulin dan leptin merupakan hormon penting yang mampu memengaruhi metabolisme tubuh. Hormon ini dapat membantu tubuh menyimpan nutrisi dari aliran darah dan membuat tubuh merasa kenyang.
Risiko dan Bahaya Diet Puasa 72 Jam
Di balik manfaatnya untuk tubuh, pola diet ini juga memiliki risiko yang berbahaya. Berikut beberapa risikonya yang mesti diwaspadai:
1. Dehidrasi
Diet puasa 72 jam dapat menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi. Alasannya karena sekitar 20-30% asupan air harian berasal dari makanan yang biasa dikonsumsi, bukan hanya berasal dari air putih.
2. Hipotensi ortostatik
Kondisi ini memungkinkan terjadinya penurunan tekanan darah secara drastis. Akibatnya, seseorang akan mengalami gejala hipotensi berupa pusing, mual, dan pingsan.
ADVERTISEMENT
3. Meningkatkan produksi asam urat
Bahaya lainnya akibat diet puasa 72 ini yaitu dapat meningkatkan produksi asam urat. Dalam jangka panjang, kondisi ini juga dapat memicu terjadinya batu ginjal.
Baca juga: Cara Diet OCD yang Benar dan Efektif
(MSD)