Gejala Anoreksia pada Anak dan Cara Mengatasinya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
6 Juni 2022 21:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi nafsu makan terus menerun bisa menjadi salah satu gejala anoreksia pada anak. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nafsu makan terus menerun bisa menjadi salah satu gejala anoreksia pada anak. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa sangka, kasus anoreksia pada anak di bawah usia 12 tahun juga banyak ditemui di lingkungan sekitar. Gangguan makan satu ini ternyata tak hanya diderita oleh remaja maupun dewasa.
ADVERTISEMENT
Secara medis, anoreksia dikenal dengan istilah anorexia nervosa. Gangguan makan sekaligus kesehatan mental ini perlu diwaspadai gejalanya sedini mungkin.
Pengidap gangguan ini cenderung menerapkan metode makan yang ekstrem untuk menghindari penambahan berat badan atau bahkan menurunkannya. Akibatnya, pengidap anoreksia termasuk anak-anak sekalipun, sangatlah rentan terserang komplikasi bahkan malnutrisi.
Mengutip Child Mind Institute, data terbaru menunjukkan hampir 100 anak yang berusia antara 5 sampai 7 tahun di Inggris telah dirawat, karena menderita gangguan makan anoreksia maupun bulimia dalam tiga tahun terakhir.
Anak yang mengidap anoreksia mungkin akan menunjukkan gejala yang bervariasi. Namun, terdapat beberapa gejala khas dari gangguan tersebut yang perlu orang tua ketahui.
Lantas, apa saja gejala anoreksia pada anak? Bagaimana upaya untuk mengatasinya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak pembahasan di bawah ini.
Ilustrasi berat badan anak yang turun terus-menerus menjadi salah satu pertanda anak mengidap anoreksia. Foto: Unsplash

Gejala Anoreksia pada Anak

Umumnya, ketika nafsu makan anak sudah mulai menurun secara terus-menerus, bisa menjadi salah satu pertanda yang mengarah ke penyakit anoreksia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Endy P. Prawirohartono dalam bukunya STUNTING: Dari Teori dan Bukti ke Implementasi di Lapangan memaparkan, orang tua juga patut waspada jika turunnya nafsu makan diikuti dengan beberapa perilaku berikut ini:
ADVERTISEMENT
Tak hanya persoalan perilaku, anoreksia pada anak juga dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri fisiknya, seperti:
Jika tak segera diatasi, anoreksia pada anak bisa menyebabkan kurang gizi dan kerusakan fatal pada berbagai organ tubuh, seperti aritmia atau detak jantung tidak beraturan, anemia, berkurangnya produksi hormon pertumbuhan, tulang rapuh, dan lain sebagainya.
Ilustrasi gejala anoreksia pada anak yang dapat dilihat secara fisik maupun perilaku. Foto: Unsplash

Cara Mengatasi Anoreksia pada Anak

Bila sang anak terkonfirmasi mengidap anoreksia, merujuk pada buku 77 Permasalahan Anak dan Cara Mengatasinya tulisan Ana Widyastuti, M.Pd, Kons, terdapat beberapa pilihan perawatan yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Terapi Keluarga

Perawatan melalui terapi keluarga melibatkan orang tua dan anak yang mengidap anoreksia. Terapis akan memberi saran seputar bagaimana keluarga menyikapi dan mendukung anak untuk menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, terapis juga akan membantu anak yang mengidap anoreksia untuk mengelola perasaan dan situasi sulit yang dapat memicu kebiasaan makan yang tidak sehat.

2. Program Penambahan Gizi dan Berat Badan

Anak dengan pengidap anoreksia rentan mengalami kekurangan vitamin, energi, dan nutrisi penting lainnya untuk menunjang pertumbuhan. Maka dari itu, dokter akan memberikan saran kepada orang tua terkait makanan sehat yang perlu dikonsumsinya.
Selain itu, dokter juga akan menganjurkan penggunaan suplemen vitamin dan mineral. Hal ini bertujuan agar selama menjalani perawatan di rumah, kebutuhan nutrisi sang anak senantiasa terpenuhi.

3. Pemberian Suplemen Kalsium

Gangguan anoreksia pada anak dapat melemahkan tulang pengidapnya, sehingga rentan menyebabkan osteoporosis. Oleh sebab itu, selain menganjurkan terapi keluarga dan program penambahan berat badan, dokter juga akan menganjurkan pemindaian kepadatan tulang.
ADVERTISEMENT
Bilamana dibutuhkan, dokter akan meresepkan penggunaan suplemen tulang untuk membantu melindungi kepadatan dan kesehatan tulang sang anak.

4. Penggunaan Obat-obatan Antidepresan

Antidepresan sebenarnya sangat jarang diresepkan untuk anak-anak atau remaja yang masih berusia di bawah 18 tahun. Kendati demikian, pengidap anoreksia juga rentan untuk mengalami beberapa gangguan mental lain seperti gangguan kecemasan, fobia sosial, hingga depresi.
Jika anak yang mengidap anoreksia juga mengalami salah satu atau sejumlah gangguan mental tersebut, kemungkinan besar dokter akan meresepkan penggunaan antidepresan dengan dosis yang ketat.
(VIO)