Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Kenapa Antibiotik Harus Dihabiskan? Ini Penjelasannya
10 April 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Padahal, menghentikan antibiotik sebelum waktunya justru bisa menjadi bumerang bagi tubuh dan kesehatan dalam jangka panjang. Lalu, mengapa minum antibiotik harus dihabiskan?
Dengan memahami alasan medis dibalik pentingnya menghabiskan antibiotik secar tuntas, seseorang akan lebih bijak dalam menjaga kesehatan diri sendiri maupun masyarakat secara luas.
Kenapa Antibiotik Harus Dihabiskan?
Dokter memberikan obat dengan tujuan berbeda-beda. Ada obat yang diberikan untuk mengatasi suatu gejala atau keluhan saja, seperti obat penurun panas. Konsumsi obat tersebut dapat dihentikan setelah gejala panas hilang.
Namun, ada juga obat yang tetap diteruskan meski gejala penyakitnya sudah hilang, seperti antibiotik. Pasalnya, setiap resep antibiotik yang diberikan oleh dokter sudah melalui riset empiris agar kuman dapat terbasmi seluruhnya.
ADVERTISEMENT
Pemberian antibiotik harus dihabiskan bertujuan untuk menjaga kondisi tubuh penderita agar tetap stabil pada masa penyembuhan dan mencegah kekambuhan.
Meski gejala infeksi mulai mereda dalam beberapa hari, hal ini bukan berarti infeksi sudah benar-benar sembuh. Beberapa bakteri bisa tetap hidup dalam tubuh meskipun sudah merasa lebih baik.
Bakteri yang tersisa ini bisa menjadi lebih kuat dan kebal terhadap antibiotik jika pengobatan dihentikan terlalu cepat. Pengobatan yang tak tuntas hanya akan membuat infeksi sulit dikendalikan di kemudian hari.
Bahaya Menghentikan Antibiotik Sebelum Waktunya
Penggunaan antibiotik tidak tuntas menimbulkan sejumlah dampak yang tidak hanya merugikan diri sendiri maupun orang lain. Berikut konsekuensi yang bisa timbul.
ADVERTISEMENT
1. Resistensi Antibiotik
Salah satu dampak dari menghentikan antibiotik terlalu cepat adalah resistensi antibiotik. Ini terjadi ketika bakteri berubah menjadi lebih kebal terhadap obat yang sebelumnya efektif.
Artinya, apabila infeksi yang sama muncul di kemudian hari, antibiotik tersebut tidak lagi mampu mengatasinya. Hal ini bisa membuat penyakit lebih sulit disembuhkan atau membutuhkan perawatan yang lebih mahal.
Mengutip buku Andai Sel-sel Dalam Tubuhmu Berbicara oleh Rizal Do, resistensi antibiotik tidak hanya menjadi masalah individu, tapi juga menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Bakteri yang resistan bisa keluar dari tubuh dan menyebar begitu mudah di alam terbuka. Akibatnya, risiko mereka menularkan ke orang lain pun meningkat.
2. Infeksi yang Lebih Parah atau Kambuh
Selain resistensi, menghentikan antibiotik sebelum waktunya juga berisiko membuat infeksi menjadi lebih parah atau kambuh. Infeksi yang sebelumnya ringan bisa berkembang menjadi lebih berat. Hal ini karena bakteri belum sepenuhnya dibasmi sehingga pasien memerlukan antibiotik yang lebih kuat.
ADVERTISEMENT
(SA)