Keracunan Kehamilan: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
29 Juni 2022 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu hamil mengalami keracunan kehamilan. Foto: Syda Productions/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil mengalami keracunan kehamilan. Foto: Syda Productions/kumparan
ADVERTISEMENT
Semua wanita hamil berpotensi mengalami keracunan kehamilan. Kondisi ini biasanya terjadi di masa akhir kehamilan atau tepat setelah melahirkan. Dalam ranah medis, keracunan kehamilan juga dikenal dengan istilah preeklampsia.
ADVERTISEMENT
Jika tidak dideteksi dan ditangani sejak dini, preeklampsia dapat menyebabkan eklampsia, yaitu suatu kondisi serius yang berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin. Efek terparahnya, eklampsia dapat mengakibatkan kematian.
Meski termasuk kondisi yang tidak dapat dicegah, keracunan kehamilan umumnya akan hilang setelah bayi lahir. Namun, ada pula wanita hamil yang tetap mengalami preeklampsia setelah melahirkan.

Gejala Keracunan Kehamilan

Ilustrasi wanita hamil. Foto: Pexels
Keracunan kehamilan terjadi ketika wanita hamil memiliki tekanan darah tinggi, protein di dalam urin, serta pembengkakan di kaki dan tangan. Mengutip laman WebMD, gejala tersebut biasanya muncul saat usia kehamilan memasuki 34 minggu. Dalam beberapa kasus, gejala bisa muncul 48 jam setelah bayi lahir.
Selain tanda-tanda yang disebutkan di atas, gejala keracunan kehamilan juga meliputi:
ADVERTISEMENT
Sakit kepala, mual, dan nyeri adalah keluhan kehamilan yang sangat umum sehingga sulit membedakannya dengan gejala keracunan kehamilan. Jika kondisi-kondisi tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama dan semakin parah, segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Penyebab Keracunan Kehamilan

Ilustrasi hamil. Foto: Pexels
Penyebab keracunan kehamilan masih belum belum diketahui secara pasti. Namun, menurut informasi dari laman Mayo Clinic, banyak ahli menduga keracunan kehamilan terjadi ketika plasenta wanita hamil tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
ADVERTISEMENT
Pada wanita dengan preeklampsia, pembuluh darah yang berfungsi untuk memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta tidak bekerja dengan baik. Akibatnya, tekanan darah menjadi tidak stabil dan mengakibatkan keracunan kehamilan.
Beberapa sumber mengatakan bahwa keracunan kehamilan mungkin disebabkan oleh asupan gizi yang buruk selama masa mengandung. Lemak tubuh yang tinggi, kurangnya aliran darah ke rahim, serta faktor genetik juga berpotensi menyebabkan kondisi tersebut.

Cara Mengatasi Keracunan Kehamilan

Ilustrasi salah satu cara mengatasi keracunan kehamilan adalah melakukan ultrasound. Foto: Pexels
Satu-satunya cara untuk mengatasi keracunan kehamilan adalah dengan melahirkan. Jika kehamilan sudah memasuki usia 37 minggu dan bayi telah berkembang dengan baik, dokter mungkin akan melakukan operasi caesar untuk mencegah preeklampsia memburuk.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila bayi belum cukup bulan, dokter biasanya meminta ibu hamil untuk bed rest di rumah sakit sehingga mereka bisa mengawasi perkembangan kondisinya. Beberapa tindakan yang mungkin diberikan antara lain:
(ADS)