Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Macam-macam Abortus, Gejala, dan Penanganannya
14 April 2025 10:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara medis, abortus merujuk pada berakhirnya proses kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidup di luar ramim, biasanya sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.
Abortus dapat terjadi secara alami atau bisa juga disengaja karena alasan medis maupun non-medis. Penyebabnya pun beragam, mulai dari faktor genetik, kondisi kesehatan ibu, infeksi, trauma, hingga faktor lingkungan seperti stres dan gaya hidup.
Macam-macam Abortus
Mengutip buku berjudul Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal: Prinsip, Tatalaksana, dan Tantangan Global karya Irmayanti A. Oka, berikut macam-macam abortus, gejala, dan penanganan medisnya.
1. Abortus Imminens
Abortus ini merupakan kondisi awal yang menunjukkan adanya ancaman keguguran, terutama pada trimester pertama. Kondisi ini ditandai dengan adanya perdarahan, nyeri perut bagian bawah, leher rahim masih tertutup dan janin masih berada dalam uterus.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar kehamilan dengan abortus imminens dapat berlanjut normal jika mendapatkan penanganan yang tepat. Penanganannya berupa istirahat, penghindaran aktivitas berat, serta pemantauan kondisi kehamilan secara teratur.
2. Abortus Insipiens
Pada tahap ini, proses abortus sudah dimulai dan tidak dapat dihentikan lagi. Gejala abortus insipiens meliputi perdarahan hebat, nyeri perut bagian bawah, dan sering kali disertai disertai keluarnya jaringan dari rahim.
Penanganan keguguran ini membutuhkan tindakan medis seperti kuretase untuk membersihkan rahim agar tidak terjadi komplikasi infeksi atau sisa jaringan.
3. Abortus Inkompletus
Abortus inkomplit merupakan salah satu tahap dalam proses keguguran yang tidak selesai dengan sempurna dan rahim belum sepenuhnya membersihkan sisa-sisa jaringan kehamilan.
Keguguran ini terjadi ketika sebagian jaringan kehamilan sudah keluar dari rahim, tetapi masih ada bagian yang tertinggal. Gejala umumnya berupa perdarahan yang terus menerus dan disertai nyeri perut yang intens.
ADVERTISEMENT
Ibu hamil yang mengalami ini harus segera ditangani dengan tindakan medis seperti kuret atau penggunaan obat-obatan tertentu untuk mencegah infeksi dan mengendalikan perdarahan.
4. Abortus Kompletus
Abortus ini terjadi ketika seluruh jaringan kehamilan dan plasenta telah keluar dari rahim. Dalam abortus ini tidak ada lagi sisa jaringan yang tertinggal di dalam rahim sehingga gejala seperti perdarahan dan nyeri perut mulai mereda.
Meski tampaknya selesai, pemeriksaan tetap dibutuhkan untuk memastikan bahwa tidak ada jaringan yang tertinggal agar tidak terjadi komplikasi.
5. Missed Abortion
Abortus jenis ini terjadi ketika janin telah meninggal dunia dalam rahim, tetapi tidak tertahan di dalam rahim selasa beberapa minggu. Kondisi ini biasanya terdeteksi pada pemeriksaan rutin ketika denyut jantung janin tak lagi terdengar dan rahim tak menunjukkan tanda-tanda keguguran seperti perdarahan atau nyeri.
ADVERTISEMENT
Diperlukan tindakan medis seperti induksi atau kuretase untuk mengeluarkan janin yang telah meninggal. Tujuannya untuk menghindari risiko infeksi dan komplikasi lainnya.
6. Abortus Habitualis
Abortus ini terjadi ketika seorang wanita mengalami keguguran berturut-turut sebanyak tiga kali atau lebih. Kondisi ini biasanya memerlukan evaluasi menyeluruh karena bisa terkait dengan gangguan hormonal, kelainan genetik, atau masalah imunologi.
(SA)