Memahami Apa Itu Rubella dan Perbedaannya dengan Campak

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
5 Juli 2022 8:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak-anak yang terserang penyakit rubella. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak-anak yang terserang penyakit rubella. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bicara mengenai daftar penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, rubella termasuk salah satu di antaranya. Seringkali rubella disamakan dengan campak, padahal gejala dan penyebab kedua penyakit ini berbeda. Lalu, apa itu rubella?
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, rubella dan campak sama-sama menyebabkan ruam kemerahan di kulit. Namun, sebenarnya gejala rubella lebih ringan jika dibandingkan campak.
Meski tergolong ringan, rubella dapat memberikan dampak yang serius bila menular pada ibu hamil, terutama pada trimester pertama kehamilan. Rubella berpotensi menimbulkan sindrom rubella kongenital yang bisa berdampak pada bayi setelah kelahiran.
Selain itu, terdapat kemungkinan kondisi yang terjadi pada bayi dengan ibu yang terinfeksi rubella, di antaranya menderita katarak, penyakit jantung kongenital, tuli, hingga kelainan organ paru-paru, hati, dan otak.
Itulah sebabnya, penting untuk memeriksa kekebalan tubuh terhadap rubella pada saat merencanakan kehamilan. Penasaran, apa sebenarnya penyakit rubella itu? Agar lebih memahaminya, simak penjelasan berikut ini.
Ilustrasi pemberian vaksin MMR sebagai upaya pencegahan penyakit rubella. Foto: Pixabay

Apa Itu Rubella?

Merujuk pada buku Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia karya Soegeng Soegijanto, rubella atau campak Jerman (campak tiga hari) adalah infeksi virus yang menyerang kulit dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat dideteksi dari ruam merah spesifik (bintik atau jerawat) pada wajah dan tubuh.
ADVERTISEMENT
Dahulu, rubella sering menimpa anak-anak, sebelum akhirnya semua anak diwajibkan untuk mendapat vaksin MMR. Vaksin MMR merupakan vaksin yang berguna untuk mencegah campak (measles), gondongan (mumps), dan campak Jerman (rubella).
Pada anak, biasanya rubella hanya menimbulkan gejala ringan yang tidak mengganggu aktivitas harian. Namun, infeksi rubella pada ibu hamil lebih berbahaya, karena dapat menimbulkan kecacatan pada janin.
Virus penyebab rubella berkembang selama 2-3 minggu setelah menyerang ke dalam tubuh. Lalu, gejalanya akan mulai terlihat selama 4-5 hari.
Berikut ini beberapa gejala rubella pada anak yang umum terjadi:
Ilustrasi rubella yang menimbulkan ruam pada tubuh. Foto: Pixabay

Perbedaan Rubella dan Campak

Sebelumnya telah disinggung bahwa rubella (campak Jerman) dan campak biasa memiliki gejala yang mirip, yaitu timbulnya ruam merah pada tubuh.
ADVERTISEMENT
Meskipun nama dan gejalanya mirip, campak biasa dan campak Jerman ternyata tidak sama. Menurut situs Mayo Clinic, rubella atau campak Jerman pada anak disebabkan oleh virus yang berbeda dengan campak biasa.
Rubella disebabkan oleh genus Rubivirus, sedangkan campak disebabkan oleh genus Morbillivirus. Selain itu, campak Jerman menyebabkan infeksi yang lebih ringan daripada campak biasa yang terkadang disertai batuk.
Terakhir, ruam pada campak biasa berwujud bintik-bintik merah dan lebih sulit dihilangkan. Sementara itu, bintik-bintik merah pada rubella lebih cepat memudar dalam hitungan maksimal 3 hari.
Ilustrasi gejala rubella yang dapat hilang dengan sendirinya. Foto: Pixabay

Diagnosis dan Pengobatan Rubella

Ninik Azizah melalui bukunya Penyakit dan Kelainan dari Kehamilan menjelaskan bahwa dokter memerlukan serangkaian pemeriksaan guna mendiagnosis penyakit rubella, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan ini berupa kultur virus atau tes darah, yang dapat mendeteksi keberadaan berbagai jenis antibodi rubella dalam darah. Antibodi inilah yang menunjukkan apakah penderitanya pernah mengalami infeksi baru-baru ini atau sebelumnya akibat vaksin rubella.
Tidak ada pengobatan spesifik yang dapat memperpendek perjalanan infeksi rubella. Biasanya, gejalanya tidak perlu diobati karena sering kali tergolong ringan dan cepat menghilang.
Rubella akan sembuh dengan sendirinya dalam 3-5 hari. Tidak diperlukan pengobatan khusus dengan antibiotik misalnya, kecuali terdapat komplikasi infeksi bakteri.
Mengutip informasi dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, beberapa hal yang harus diperhatikan selama masa pengobatan atau pemulihan rubella, yaitu:
ADVERTISEMENT
Ketika sudah mengalami gejala yang mengindikasikan rubella, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Penanganan yang tepat dapat meminimalisasi akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
ADVERTISEMENT
(VIO)