Rubella: Ciri, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
5 Juli 2022 16:17 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak-anak yang terserang rubella dengan dicirikan timbulnya ruam. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak-anak yang terserang rubella dengan dicirikan timbulnya ruam. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Selain campak biasa, anak-anak juga bisa terserang campak Jerman atau secara medis dikenal dengan istilah rubella. Meski kedua jenis campak ini memiliki gejala yang mirip, ternyata penyebab dan jenis virusnya berbeda.
ADVERTISEMENT
Rubella atau campak Jerman merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dideteksi dari timbulnya ruam kemerahan pada tubuh. Setelah tiga hari, ruam akan menghilang dengan sendirinya. Itulah mengapa, rubella juga kerap disebut sebagai campak tiga hari.
Rubella dapat menyerang segala usia. Namun, kondisi ini lebih umum menyerang anak-anak dan para remaja. Rubella sangat jarang ditemukan pada bayi dan orang berusia 40 tahun ke atas.
Kebanyakan pasien rubella tidak mengalami gejala. Bahkan, sebagian dari mereka tidak menyadari kehadiran penyakit satu ini. Oleh sebab itu, kenali lebih dalam tentang apa rubella, ciri, hingga penyebabnya dalam pembahasan berikut ini.
Ilustrasi orang dewasa yang terserang penyakit rubella. Foto: Pixabay

Apa Itu Rubella dan Cirinya?

Menyadur dari Buku Pintar Mencegah dan Mengobati Penyakit Bayi dan Anak karangan dr. Eiyta Ardinasari, rubella atau campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus.
ADVERTISEMENT
Infeksi virus rubella menyerang bagian kulit dan kelenjar getah bening. Itulah sebabnya, gejala yang paling sering terlihat adalah kemunculan rumah merah pada kulit. Rubella jarang terjadi di beberapa negara yang penduduknya telah mendapatkan vaksinasi sejak usia kanak-kanak.
Di beberapa belahan dunia lain, virus ini masih aktif dan menjadi hal yang perlu dipertimbangkan sebelum pergi ke luar negeri, terutama jika sedang hamil. Namun, setelah sekali terkena penyakit ini, tubuh biasanya kebal secara permanen.
Anak-anak yang mengidap rubella umumnya mengalami gejala yang lebih ringan, jika dibandingkan pengidap yang sudah berusia dewasa. Penyakit ini memakan waktu 14 hingga 21 hari sejak terjadinya infeksi hingga timbulnya gejala.
Menurut situs Cleveland Clinic, adapun ciri-ciri seorang anak yang terserang infeksi rubella, yaitu:
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, periode paling berpotensi terinfeksi biasanya 1-5 hari setelah munculnya ruam. Kondisi paling menular pada anak adalah ketika ruam pada tubuh sudah terlihat. Penularan ini bisa terjadi pada 7 hari sebelum dan sesudah ruam muncul.
Tak hanya anak-anak, ciri-ciri atau gejala rubella yang dirasakan penderita usia remaja dan dewasa, di antaranya meliputi:
Ilustrasi virus rubella yang menyerang wanita hamil cukup berbahaya bagi kondisi janinnya. Foto: Pixabay

Apa yang Menyebabkan Penyakit Rubella?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa campak Jerman disebabkan oleh virus. Virus dalam golongan RNA ini berasal dari genus Rubivirus, sekaligus merupakan keluarga Togaviridae.
ADVERTISEMENT
Rubella dapat menular dari satu orang ke orang lain. Seseorang bisa terserang rubella, ketika menghirup percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.
Di samping itu, seseorang juga dapat tertular rubella bila melakukan kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi air liur penderita. Virus Rubella juga dapat menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya melalui aliran darah.
Seseorang yang terinfeksi rubella dapat menularkan virus dalam 1–2 minggu sebelum gejala pertama kali muncul, hingga 7 hari setelah gejala ruam menghilang. Bahkan, sebagian orang yang terinfeksi rubella tidak mengalami gejala, tetapi tetap dapat menularkan virus kepada orang lain.
Perlu diingat, orang yang terinfeksi rubella harus memberitahukan keadaannya pada teman, keluarga, dan rekan kerja, khususnya wanita hamil. Hal ini bertujuan agar penularannya dapat diminimalisasi, terutama campak Jerman pada anak.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi yang bersumber dari situs Medical News Today, anak yang lahir dengan penyakit rubella dianggap dapat menularkan penyakitnya hingga usia satu tahun.
Faktor risiko penularan rubella terdiri dari:
Ilustrasi mendapatkan vaksin untuk mencegah penularan virus rubella. Foto: Pixabay

Virus Rubella Apakah Bahaya?

Rubella merupakan hal yang umum terjadi dan siapa pun berisiko terkena penyakit ini. Umumnya, penyakit ini terjadi pada anak atau orang dewasa yang belum diimunisasi.
Campak Jerman dapat membaik dengan cepat, tidak berbahaya, dan jarang menyebabkan komplikasi. Namun, rubella adalah kondisi yang berbahaya, jika terjadi pada ibu hamil.
Pada ibu hamil, kondisi ini dapat menyebabkan keguguran atau memicu congenital rubella syndrome (CRS) pada janin. Sindrom rubella kongenital diketahui menyerang lebih dari 80% bayi dari ibu yang terinfeksi rubella di usia kehamilan 12 minggu (trimester pertama).
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Penyakit Dan Kelainan Dari Kehamilan yang ditulis oleh Marlynda Happy Nurmalita Sari, kondisi yang dapat dialami anak dengan sindrom rubella kongenital di antaranya:
Diperkirakan ada 100 ribu kasus CRS di seluruh dunia setiap tahunnya. Bahkan, kebanyakan campak Jerman pada anak juga membutuhkan terapi, operasi, dan perawatan terus-menerus seumur hidup.
Selain itu, hampir 70 % wanita yang terkena rubella mungkin mengalami radang sendi. Namun kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak dan laki-laki. Dalam kasus yang jarang terjadi, rubella juga dapat menyebabkan masalah serius, termasuk infeksi otak dan masalah pendarahan.
ADVERTISEMENT

Apakah Virus Rubella dalam Tubuh Bisa Disembuhkan?

Rubella akan sembuh dengan sendirinya dalam 3-5 hari. Tidak diperlukan pengobatan khusus seperti antibiotik, kecuali terdapat komplikasi infeksi bakteri.
Pengobatan rubella cukup dilakukan di rumah, karena gejalanya tergolong ringan. Bila diperlukan, dokter akan meresepkan paracetamol guna meredakan nyeri dan demam, serta menyarankan pasien untuk banyak beristirahat di rumah, agar virus tidak menyebar ke orang lain.
Pada ibu hamil yang menderita rubella, dokter akan meresepkan hyperimmune globulin untuk melawan virus. Meski dapat mengurangi gejala, antivirus ini tidak dapat mencegah kemungkinan bayi menderita sindrom rubella kongenital, yaitu kondisi yang menyebabkan kelainan lahir pada bayi.
Ilustrasi anak-anak memperoleh vaksin sebagai tindakan pencegahan penyakit rubella. Foto: Pixabayy

Bagaimana Cara Mencegah Virus Rubella?

Menghimpun dari buku Penyakit dan Kelainan dari Kehamilan milik Ninik Azizah, penularan virus rubella dapat dicegah dengan cara-cara berikut ini:
ADVERTISEMENT

1. Vaksinasi

Rubella dapat dicegah dalam bentuk imunisasi MMR atau MR. Jenis imunisasi ini diberikan pada usia 15 bulan dan diulang kembali pada usia 5 tahun.
Vaksinasi juga dapat diberikan sebelum bepergian ke tempat dalam kategori endemik rubella, serta minimal satu bulan sebelum menjalani kehamilan.
Bila orang dewasa belum menerima imunisasi ini, imunisasi MR atau MMR juga dapat diberikan pada orang dewasa asalkan tidak sedang hamil.
Pada wanita yang sedang merencanakan kehamilan, dokter akan menganjurkan tes TORCH. Jika hasil tes menunjukkan tidak ada kekebalan terhadap rubella, vaksin MMR akan diberikan, baru setidaknya 1 bulan kemudian boleh hamil.

2. Cara Lainnya

Selain vaksinasi, berikut berbagai cara lain untuk mencegah rubella:
ADVERTISEMENT
(VIO)