Mengenal Apa Itu Hipotermia dan Penyebabnya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
21 Juni 2022 13:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengalami hipotermia. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengalami hipotermia. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Jika seseorang sedang merasa kedinginan, tubuh akan memberikan reaksi seperti menggigil hingga mati rasa. Apabila telah mengalami gejala tersebut tetapi tubuh tidak segera dihangatkan, maka seseorang bisa saja akan terkena hipotermia. Apa itu hipotermia?
ADVERTISEMENT
Hipotermia adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika tubuh seseorang kehilangan panas lebih cepat daripada menghasilkan panas, sehingga menyebabkan suhu tubuh yang sangat rendah.
Perlu diketahui bahwa suhu tubuh normal manusia adalah sekitar 98,6 °F (37 °C). Hipotermia bisa terjadi saat suhu tubuh turun di bawah 95 °F (35 °C). Saat suhu tubuh turun, maka jantung, sistem saraf, dan organ lainnya tidak dapat bekerja secara normal.
Jika tidak diobati, hipotermia dapat menyebabkan seseorang mengalami kegagalan total pada jantung dan sistem pernapasan hingga akhirnya menyebabkan kematian. Simak informasi lebih lengkapnya dalam uraian di bawah ini.

Apa Itu Hipotermia?

Ilustrasi mengalami hipotermia. Foto: Unsplash
Disadur dari laman WebMD, hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi seseorang berada dalam keadaan berbahaya, biasanya disebabkan oleh paparan suhu dingin yang terlalu lama.
ADVERTISEMENT
Risiko paparan dingin dapat meningkat saat bulan-bulan musim dingin telah tiba. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat terkena hipotermia saat terkena suhu dingin ketika mendaki gunung atau berlayar di tengah lautan pada musim panas.
Selama terpapar suhu dingin, sebagian besar tubuh akan kehilangan panas hingga 90 persen yang keluar melalui kulit. Kemudian, seseorang akan merasakan napasnya terasa panas karena sisa suhu panas dalam tubuh dikeluarkan melalui paru-paru.
Kehilangan panas melalui kulit terjadi melalui radiasi dan pengeluarannya menjadi cepat ketika kulit terkena angin atau kelembaban. Jika paparan dingin karena direndam dalam air dingin, kehilangan panas dapat terjadi 25 kali lebih cepat daripada jika terkena suhu udara yang sama.
Biasanya, aktivitas jantung dan hati menghasilkan sebagian besar panas pada tubuh. Namun, ketika suhu inti tubuh mendingin, organ-organ ini menghasilkan lebih sedikit panas untuk mempertahankan panas dan melindungi otak.
ADVERTISEMENT
Suhu tubuh yang rendah dapat memperlambat aktivitas otak, pernapasan, dan detak jantung. Akibatnya, kebingungan dan kelelahan dapat terjadi, sehingga menghambat kemampuan seseorang untuk memahami apa yang terjadi dan tidak dapat berpikir dengan jernih.

Penyebab Hipotermia

Ilustrasi mengalami hipotermia. Foto: Unsplash
Suhu dingin adalah hal utama yang membuat pertahanan otomatis tubuh menurun. Apabila berada di daerah yang bersuhu dingin, berusahalah untuk menghangatkan diri. Jika tidak segera mendapat kehangatan, tubuh pun akan mengalami hipotermia.
Lingkungan yang jauh lebih ringan juga dapat menyebabkan hipotermia, tergantung pada usia seseorang, massa dan lemak tubuh, kesehatan secara keseluruhan, serta lamanya waktu terpapar suhu dingin.
Orang dewasa yang lebih tua dan lemah, serta berada di dalam rumah dengan suhu dingin setelah pemadaman listrik, juga dapat mengembangkan hipotermia ringan dalam semalam. Bayi yang tidur di kamar tidur dengan suhu dingin juga berisiko terkena hipotermia.
ADVERTISEMENT
Beberapa kondisi medis tertentu, seperti seperti diabetes dan kondisi tiroid, beberapa obat, trauma parah, atau penggunaan obat-obatan atau alkohol, juga bisa meningkatkan risiko hipotermia.

Tanda dan Gejala Hipotermia

Ilustrasi mengalami hipotermia. Foto: Unsplash
Seseorang yang terkena hipotermia akan mengalami tanda dan gejala klinis, seperti ditulis dalam Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah oleh Baiq Ricca Afrida dan Ni Putu Aryani, berikut ini:
ADVERTISEMENT
Namun, seseorang dengan hipotermia biasanya tidak menyadari kondisinya karena gejala sering dimulai secara bertahap. Selain itu, hipotermia juga bisa menyebabkan kebingungan sehingga seseorang sulit berpikir dengan benar dan akhirnya kehilangan kesadaran diri.
(NDA)