Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Penyebab Flu Burung dan Risiko Penularannya
16 Juni 2022 20:01 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, penyakit flu burung sempat mewabah beberapa tahun yang lalu. Penyakit yang banyak ditemukan pada hewan jenis unggas ini dapat menyerang sistem pernapasan manusia.
Apabila manusia terinfeksi virus flu ini, gejala yang tampak akan bervariasi, mulai dari yang ringan hingga parah dan berpotensi membahayakan nyawa. Adapun gejalanya seperti demam dan batuk, hingga yang berat seperti pneumonia dan syok.
Awalnya, penyakit ini tidak dapat ditularkan antarmanusia. Namun, para ahli mengkhawatirkan adanya kemungkinan virus flu dapat bermutasi. Jika mutasi terjadi, kemungkinan virus flu burung varian baru tersebut bisa tersebar dengan mudah ke sesama manusia.
Agar lebih berhati-hati terhadap penyakit satu ini, simak pembahasan tentang apa saja penyebab flu burung berikut ini.
Penyebab Flu Burung
Merujuk pada buku Tanya Jawab Flu Babi, Flu Singapura, dan Flu Burung karangan Rahmansyah Darmawan, patogen utama penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus tipe ini banyak ditemukan pada manusia dan beberapa jenis hewan.
ADVERTISEMENT
Bergantung dari sumbernya, virus influenza tipe A dapat dibagi menjadi avian influenza atau flu burung, swine influenza atau flu babi, dan flu hewan lainnya.
Jenis virus flu yang terdapat di unggas dapat dibagi lagi menjadi beberapa turunan, yaitu N1, H7N7, H9N2, H5N6, H6N1, H7N9, dan H10N8. Dari beragam virus turunan tersebut, hanya dua jenis yang hingga kini masih mewabah dan menyebabkan tingginya angka kematian, yakni H5N1 dan H7N9.
Virus ini tumbuh secara alami pada unggas air seperti bebek dan angsa, tetapi dapat menyebar dengan mudah ke unggas lainnya, seperti hewan ternak.
Flu burung dapat menyebar ke manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan feses, cairan, atau air liur dari burung yang terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penularan penyakit ini pada manusia dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
Flu burung adalah penyakit yang dapat menyebar ke setiap orang dari berbagai golongan usia, ras, dan tempat tinggal. Namun, menurut Tamher dalam bukunya Flu Burung: Aspek Klinis dan Epidemiologis, menyebutkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang tertular virus dari hewan jenis unggas, di antaranya:
1. Berada di Area yang Banyak Unggas
Salah satu faktor terbesar yang membuat seseorang terkena penyakit ini adalah kontak langsung maupun tidak langsung dengan unggas melalui bulu, air liur, atau kotorannya.
Hal ini kemungkinan besar dapat terjadi, apabila seseorang berada di wilayah yang didominasi oleh unggas, seperti peternakan, kandang burung, atau kebun binatang.
ADVERTISEMENT
2. Bepergian ke Daerah atau Negara dengan Kasus Flu Burung Tinggi
Masih terdapat beberapa negara dengan angka kasus infeksi pada unggas yang cukup tinggi. Jika seseorang mengunjungi negara tersebut, terlebih lagi ia pergi ke tempat yang terdapat banyak unggas, kemungkinan tertular virus pun semakin besar.
3. Makan Makanan Olahan Unggas atau Telur
Mengonsumsi daging ayam, bebek, burung dara, atau telur yang mungkin telah terinfeksi virus flu burung juga meningkatkan risiko seseorang tertular. Risiko tersebut akan meningkat, jika makanan yang disajikan tidak dimasak hingga matang sempurna.
Selain itu, terdapat golongan tertentu yang masuk kategori paling berisiko tertular virus flu burung ini, di antaranya:
Komplikasi Flu Burung
Pengobatan flu burung harus dilakukan secepat mungkin. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal, seperti:
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi tambahan yang diperoleh dari situs World Health Organization, pada bulan Juni 2021 Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan adanya kasus penularan flu burung H10N3 pada manusia.
Namun, perlu dilakukan riset lebih lanjut mengenai genetik virus tersebut, guna memastikan virus ini menyerupai virus pendahulunya atau merupakan jenis campuran baru dari virus yang berbeda.
(VIO)