Pengertian PCOS dan Faktor Risikonya yang Perlu Diwaspadai

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
20 Mei 2022 20:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita yang mengalami gangguan PCOS dengan gejala nyeri haid. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita yang mengalami gangguan PCOS dengan gejala nyeri haid. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Wanita rentan mengalami gangguan pada organ reproduksinya. Salah satu gangguannya berupa PCOS atau sindrom polikistik ovarium. Apa sebenarnya pengertian PCOS yang gejalanya tidak boleh diabaikan?
ADVERTISEMENT
PCOS dapat menimbulkan berbagai gejala. Namun, gejala yang paling umum ialah gangguan menstruasi di masa pubertas, seperti nyeri, pendarahan, dan siklus yang tidak teratur. Jika tidak segera diobati, dikhawatirkan PCOS dapat menyebabkan gangguan kesuburan dan beragam penyakit.
Pada masa awal pubertas inilah, ciri-ciri PCOS satu per satu mulai terlihat. Meski gejala PCOS sering muncul saat remaja, ada pula penderita PCOS yang baru mengalami gejalanya setelah dewasa atau saat periode tertentu.
Sebagai pengetahuan tambahan untuk seluruh kaum hawa, langsung saja simak definisi PCOS, penyebab, hingga faktor risikonya di pembahasan berikut ini.
Ilustrasi menstruasi yang tidak normal dan mengarah pada gangguan PCOS. Foto: Pixabay

Pengertian PCOS

Mengutip buku ajar PATOLOGI REPRODUKSI tulisan Suprapti, SST., M.Kes dkk., sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah penyakit yang terjadi pada ovum atau sel telur perempuan, yang membuatnya tidak berkembang secara normal karena ketidakseimbangan hormon.
ADVERTISEMENT
PCOS merupakan kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki banyak kista kecil pada bagian indung telur atau ovarium. Kondisi ini menyebabkan sel-sel telur tidak berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur.
Sebagai informasi tambahan, ovarium atau indung telur adalah salah satu organ reproduksi di tubuh wanita. Fungsi utama organ ini ialah menyimpan dan memproduksi sel telur. Dapat disimpulkan, jika terjadi gangguan pada organ ini, akan berpeluang besar terhadap gangguan kesuburan.
Kata “polikistik” sendiri memiliki arti kista yang banyak. Istilah tersebut menggambarkan kondisi kista yang terdapat di ovarium. Kista adalah benjolan-benjolan kecil yang berisi cairan. Setiap benjolan mengandung sel telur yang belum matang dengan sempurna.
Dr. Irfan Rahmatulah Sp.OG dalam buku Menjalani Kehamilan & Persalinan yang Sehat menambahkan, masalah pada kesuburan, siklus menstruasi, penampilan fisik, bahkan produksi hormon pria berlebih (hormon endrogen) adalah beberapa kondisi yang mungkin akan dialami oleh penderita PCOS.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus yang lebih serius, PCOS adalah penyakit yang dapat mengakibatkan masalah pada berat badan hingga fungsi jantung. Lalu, kondisi ini umumnya berkaitan dengan kadar hormon insulin yang berlebihan di dalam tubuh. Itulah sebabnya, penyakit PCOS sering kali dikaitkan dengan risiko diabetes.
Sampai detik ini pula, PCOS adalah salah satu penyakit yang masih belum dapat disembuhkan secara tuntas. Artinya, pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara menyeluruh hingga akarnya, masih belum tersedia.
Ilustrasi wanita yang memasuki masa subur dan mengalami PCOS. Foto: Pixabay

Penyebab dan Faktor Risiko PCOS

Dalam situs Hopskin Medicine disebutkan, bahwa penyebab utama PCOS sampai saat ini masih belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang diduga terkait dengan PCOS, yaitu:

1. Kelebihan Hormon Insulin

Hormon insulin adalah hormon yang menurunkan kadar gula dalam darah. Kadar insulin yang berlebihan menyebabkan peningkatan produksi hormon androgen dan penurunan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
ADVERTISEMENT

2. Faktor Genetik

Sebagian penderita PCOS memiliki riwayat anggota keluarga yang menderita PCOS. Faktor genetik ini dikaitkan dengan terjadinya peningkatan androgen yang tinggi pada perempuan pengidap PCOS.
Androgen sering disebut hormon laki-laki karena merupakan hormon yang dominan pada laki-laki, sedangkan pada perempuan hormon ini hanya diproduksi dalam jumlah yang sedikit.
Androgen bertugas untuk mengendalikan perkembangan fitur-fitur maskulin, seperti kebotakan androgen atau pola kebotakan laki-laki. Berdasarkan hal tersebut, ketidakseimbangan hormon bisa terjadi ketika seorang perempuan mengidap PCOS.
Ketidakseimbangan hormon tersebut terjadi karena produksi androgen menjadi lebih banyak dari kadar androgen normal dalam tubuh perempuan.
Hormon androgen yang tidak seimbang tersebut menyebabkan pertumbuhan rambut tidak normal dan timbulnya jerawat. Selain kondisi fisik tersebut, perempuan juga tidak dapat melepaskan ovum dari ovarium setiap menstruasi secara normal.
ADVERTISEMENT
Selain kadar androgen yang tinggi, perempuan pengidap PCOS juga cenderung memiliki kadar insulin yang tinggi, terutama pada mereka yang memiliki berat badan berlebih atau memiliki riwayat diabetes mellitus pada keluarga.
Insulin sendiri merupakan hormon yang bertugas untuk mengatur karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh untuk dijadikan energi. Namun, apabila terjadi resistensi insulin, yakni kondisi yang membuat tubuh tidak dapat merespons insulin secara normal, akan menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah.
Kelebihan insulin inilah yang mengakibatkan produksi hormon androgen semakin meningkat, kemudian berpotensi mengganggu proses ovulasi.
(VIO)