Pengertian STD Test dan Jenis-jenisnya yang Perlu Dipahami

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
4 Juli 2022 14:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi melakukan STD tes untuk mengetahui penyakit menular seksual. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melakukan STD tes untuk mengetahui penyakit menular seksual. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sexually Transmitted Disease atau STD test adalah tes yang digunakan untuk mendiagnosis infeksi atau masalah terkait penyakit menular seksual. Tes ini dapat mendeteksi penyakit menular seksual yang disertai maupun tanpa gejala sebagai upaya pencegahan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Asuhan Keperawatan Gangguan Maternitas oleh Rina Nuraeni, dkk. (2021: 230), STD adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Penyebab STD meliputi infeksi bakteri, parasit, dan virus.
Ada banyak penyakit yang dapat digolongkan sebagai STD. Di Indonesia, kasus yang banyak ditemukan adalah gonore, sifilis (raja singa), herpes kelamin, klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin, dan HIV/AIDS.
Sebagian besar STD dapat diobati, tapi ada beberapa yang tidak bisa diobati secara tuntas, seperti HIV/AIDS dan herpes kelamin. Karenanya, penting untuk melakukan tes STD secara berkala, terutama bagi orang yang aktif secara seksual.

Jenis-Jenis STD Test

Ilustrasi tes darah. Foto: Pixabay
STD dapat didiagnosis dengan melakukan serangkaian tes laboratorium. Mengutip MedlinePlus, berikut jenis-jenis tes STD yang bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit menular seksual.
ADVERTISEMENT

1. Tes Darah

Tes darah digunakan untuk mendiagnosis penyakit STD seperti sifilis, HIV/AIDS, dan herpes. Selama tes, dokter akan mengambil sampel darah dari vena di lengan pasien. Sampel darah tersebut akan dikumpulkan ke dalam tabung vial untuk diuji di laboratorium.

2. Tes Urine

Tes urine digunakan untuk mendiagnosis penyakit trikomoniasis dan gonore. Dokter biasanya akan meminta pasien untuk memasukkan sampel urin steril ke dalam gelas khusus sebelum diujikan ke laboratorium.

3. Swab Test

Swab test dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit penyebab human papillomavirus (HPV), klamidia, gonore, dan herpes. Biasanya, dokter akan menggunakan alat swab khusus untuk mengambil sampel dari tempat infeksi.
Pada wanita, sampel dapat diambil dari vagina atau leher rahim. Sementara pada pria, sampel dapat diambil dari penis atau saluran uretra.
ADVERTISEMENT

Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan STD Test?

Ilustrasi pasien STD berkonsultasi dengan dokter. Foto: Pixabay
Perlu diketahui, STD tidak selalu menimbulkan gejala, sehingga kemungkinan tertular atau menularkan infeksi tetap bisa terjadi. Akan tetapi, semua orang yang aktif secara seksual berpotensi terkena STD. Mengutip Mayo Clinic, tes STD perlu dilakukan oleh orang-orang yang termasuk dalam satu atau lebih dari kategori berikut.
ADVERTISEMENT
Selain beberapa kategori di atas, seseorang perlu melakukan tes STD jika mengalami gejala tertentu. Gejalanya dapat bervariasi tergantung pada jenis STD-nya, tetapi umumnya yang kerap mengindikasikan adanya penyakit menular seksual, antara lain:
Jika mengalami salah satu atau lebih gejala di atas dan termasuk dalam kategori orang-orang yang berisiko terkena STD, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendeteksi apakah ada penyakit menular seksual atau tidak.
ADVERTISEMENT
(SFR)