Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Retensi Urine: Definisi, Jenis, Gejala, dan Penyebabnya
5 Mei 2025 11:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Retensi urine adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk mengosongkan kandung kemih secara tuntas.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, urine tertahan di dalam kandung kemih yang bisa menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan perut bagian bawah, dan bahkan infeksi saluran kemih.
Masalah ini bisa terjadi secara mendadak (akut) atau berkembang perlahan (kronis), dan bisa menimbulkan rasa tak nyaman hingga komplikasi serius jika tak segera ditangani.
Jenis Retensi Urine
Merujuk Mayo Clinic, retensi urine adalah kondisi ketika kandung kemih tak dapat dikosongkan sepenuhnya. Retensi urine terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
ADVERTISEMENT
Gejala Retensi Urine
WebMD menerangkan bahwa gejala yang dirasakan biasanya tergantung pada jenis retensi urine yang dialami. Berikut beberapa gejalanya yang paling umum:
Retensi urine adalah kondisi medis yang tak boleh dianggap sepele. Meskipun kadang muncul tanpa gejala berat, penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
Jika kamu atau orang terdekat mengalami kesulitan buang air kecil, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter. Penanganan yang tepat waktu bisa mencegah masalah yang lebih serius di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Penyebab Retensi Urine
Retensi urine bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik struktural maupun fungsional. Berikut beberapa penyebab umumnya menurut Mayo Clinic:
1. Pembesaran Prostat (BPH)
Kondisi ini sering terjadi pada pria lanjut usia. Prostat yang membesar bisa menekan uretra, saluran tempat urine keluar sehingga menghambat alirannya.
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Peradangan akibat ISK dapat menyebabkan pembengkakan jaringan yang akhirnya mengganggu fungsi kandung kemih.
3. Batu Kandung Kemih
Batu atau endapan mineral di kandung kemih dapat menghalangi aliran urine dan memicu retensi.
4. Efek Samping Obat
Obat-obatan tertentu, seperti antihistamin, dekongestan, dan antidepresan dapat memengaruhi kerja otot kandung kemih.
5. Gangguan Saraf
Penyakit yang memengaruhi sistem saraf seperti diabetes, strok, atau cedera tulang belakang bisa mengganggu sinyal dari otak ke kandung kemih.
6. Operasi atau Anestesi
Setelah menjalani operasi besar, terutama yang melibatkan tulang belakang atau panggul, beberapa pasien mengalami kesulitan buang air kecil.
ADVERTISEMENT
(NDA)