Konten dari Pengguna

Rudal dan Kekuasaan: Babak Baru Konflik Rusia-Ukraina

Aryasatya Gavrila
Majoring International Relations SWCU 2024
24 November 2024 19:33 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aryasatya Gavrila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dari kiri: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin ( Edited by Aryasatya Gavrila )
zoom-in-whitePerbesar
Dari kiri: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin ( Edited by Aryasatya Gavrila )
ADVERTISEMENT
Seperti yang telah kita ketahui bahwa konflik Rusia dengan Ukraina tanpa semakin menegang kian hari hal tersebut dapat kita ketahui melalui eskalasi militer yang terus menerus meningkat.
ADVERTISEMENT
Pada 19 November 2024, Ukraina melakukan manuver militer yang signifikan kepada Rusia yaitu dengan mengirimkan Army Tactical Missile System atau biasa disingkat sebagai ATACMS pada daerah Bryansk yang ditargetkan khususnya untuk pabrik pembuatan senjata beserta mengirimkan beberapa drone penyerang pada daerah tersebut, dalam perang Rusia-Ukraina kali ini rudal turut andil dalam strategi perang kedua belah negara dan ATACMS digunakan oleh Ukraina sesaat setelah Presiden Amerika Serikat yang ke-46 Joe Biden melonggarkan kebijakan mengenai serangan jarak jauh termasuk missile sebagai respon Amerika Serikat terhadap kedatangan para tentara milik Korea Utara yang turut membantu Rusia pada daerah Kursk.
Kedekatan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden
ATACMS yang digunakan oleh Ukraina pada serangan jarak jauh pertamanya pada 19 November kemarin merupakan suplai persenjataan yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada Ukraina, hal ini sangat menguntungkan militer Ukraina karena ATACMS memiliki keunggulan seperti dapat menempuh jarak sejauh 300km yang menjadikan ATACMS penting bagi Ukraina karena jarak serangnya yang cukup jauh. Manuver militer yang telah dilakukan oleh Ukraina ini direspon oleh Rusia dengan mengirim serangan balasan pada 21 November 2024, menggunakan Intermediate-Range Ballistic Missile atau bisa disingkat sebagai IRBM pada wilayah Ukraina yang bernama Dnipro.
ADVERTISEMENT
Dengan melihat senjata yang digunakan kedua belah negara yaitu missile, Ukraina dengan ATACMS dan Rusia dengan IRBM, kita dapat membandingkan keduanya seperti ATACMS dengan kecepatan, presisi serta sulit dideteksi oleh sistem pertahanan udara milik Rusia sedangkan IRBM yang unggul pada sisi fleksibilitasnya dalam konflik regional.

Dinamika Politik Eskalasi Rudal Rusia-Ukraina

Eskalasi konflik Rusia-Ukraina bukan hanya tentang manuver militer atau unjuk kekuatan di medan perang, tetapi juga mencerminkan strategi politik yang kompleks dan permainan diplomasi internasional. Bagi Ukraina ATACMS bukan hanya alat militer, tetapi juga simbol keberhasilan menarik dukungan internasional, khususnya dari Amerika Serikat. Penggunaan ATACMS mencerminkan strategi taktis untuk mengimbangi dominasi militer Rusia, sedangkan bagi Rusia respons peluncuran IRBM adalah pernyataan politik bahwa Rusia masih menjadi kekuatan besar yang tidak bisa diabaikan, bahkan di tengah isolasi internasional. Kita dapat melihat point-point mengenai dinamika politik di balik eskalasi rudal kedua negara:
ADVERTISEMENT
Ukraina: • Pertegas Kapabilitas Militer: Penggunaan ATACMS menunjukkan kemampuan Ukraina mengadopsi dan mengoperasikan senjata canggih untuk menyerang target strategis Rusia. • Tarik Dukungan Barat: Langkah ini untuk mendorong NATO dan AS mengirimkan lebih banyak bantuan, termasuk senjata canggih lainnya. • Motivasi Nasional: Serangan ini digunakan untuk memperkuat semangat rakyat dan menunjukkan bahwa Ukraina masih bisa melawan.
Rusia: • Ancaman Strategis: Peluncuran IRBM sebagai pesan keras ke Ukraina dan Barat agar tidak melanjutkan eskalasi. • Konsolidasi Internal: Putin menggunakan respons ini untuk mempertahankan dukungan domestik di tengah tekanan sanksi dan perang. • Deterrence: Rusia ingin mengingatkan bahwa dukungan militer Barat untuk Ukraina bisa memicu risiko global yang lebih besar.
ADVERTISEMENT

Dampak Jangka Panjang

Dari point-point diatas kita dapat melihat dampak secara jangka panjangnya jika eskalasi konflik antara Rusia-Ukraina tak kunjung berakhir seperti terjadinya efek domino konflik yang berdasar pada eskalasi Rusia-Ukraina yang menginspirasi konflik serupa di wilayah negara lain, dimana negara-negara kecil atau menengah menggunakan senjata yang canggih untuk melawan kekuatan besar dan tak hanya itu bahkan ancaman penggunaan nuklir pun akan semakin terealisasi karena respon Rusia yang meluncurkan IRBM meningkatkan risiko penggunaan senjata nuklir taktis, baik sengaja maupun akibat salah perhitungan. Ini menciptakan ketegangan yang menyerupai Perang Dingin. Rusia dan Ukraina pun tak luput dari dampak secara jangka panjang ini seperti :
Bagi Rusia:
• Kepercayaan Internasional yang Terancam: Respons dengan IRBM dapat memperburuk citra Rusia di mata dunia sebagai kekuatan yang tidak ragu menggunakan senjata strategis, bahkan dalam konflik regional. Hal ini dapat meningkatkan isolasi politik dan ekonomi internasional. • Efek Balik pada Stabilitas Domestik: Penggunaan sumber daya besar untuk eskalasi militer dapat menambah tekanan pada ekonomi Rusia, yang sudah terdampak sanksi, berpotensi memicu ketidakpuasan rakyat dan instabilitas politik dalam negeri. Bagi Ukraina :
ADVERTISEMENT
• Eskalasi yang Tidak Terkendali: Meskipun ATACMS memperkuat posisi Ukraina dalam konflik, ada risiko bahwa langkah ini akan memicu serangan balasan yang lebih besar dari Rusia, termasuk ke target sipil atau infrastruktur kritis. • Ketergantungan Berlebihan pada Amerika Serikat: Meningkatnya dukungan militer Amerika Serikat juga meningkatkan risiko Ukraina kehilangan kendali atas kebijakan militernya, karena harus terus mengikuti kepentingan negara pemberi bantuan.

Semakin meningkatnya resiko ancaman perang jika eskalasi konflik Rusia-Ukraina tidak kunjung berakhir.

Kesimpulan

Melihat berbagai fakta yang ada dapat disimpulkan bahwa eskalasi rudal dalam konflik Rusia-Ukraina, dengan Ukraina menggunakan ATACMS dan Rusia merespons dengan IRBM, menandai babak baru dalam perang modern. Langkah Ukraina menunjukkan upaya memperkuat militernya dan menarik dukungan Barat, tetapi memunculkan risiko besar seperti balasan destruktif Rusia dan ketergantungan yang semakin dalam pada Amerika Serikat. Sementara itu, Rusia menggunakan IRBM untuk mempertahankan posisinya sebagai kekuatan besar, namun langkah ini semakin memperburuk isolasi internasional dan tekanan domestik akibat sanksi dan biaya perang.
ADVERTISEMENT
Dalam skala global, situasi ini memicu ketegangan geopolitik yang menyerupai Perang Dingin, dengan ancaman perlombaan senjata baru, konflik domino, dan risiko penggunaan senjata nuklir. Tanpa intervensi diplomasi internasional yang kuat, eskalasi ini tidak hanya akan menghancurkan kedua negara, tetapi juga mengancam stabilitas keamanan global secara keseluruhan.