Dua Hal yang Harus Dibenahi

Asep Saefuddin
Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) - Guru Besar Statistika FMIPA Institut Pertanian Bogor (IPB)
Konten dari Pengguna
19 Agustus 2022 10:12 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Saefuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dua hal yang harus dibenahi, salah satunya adalah tentang pendidikan usia dini. Foto: Dok. penulis @a.saefuddin
zoom-in-whitePerbesar
Dua hal yang harus dibenahi, salah satunya adalah tentang pendidikan usia dini. Foto: Dok. penulis @a.saefuddin
ADVERTISEMENT
Bila kita perhatikan berbagai kejadian di tanah air ini, banyak yang bikin miris. Sayangnya kejadian-kejadian itu terus terjadi dan semakin meluas. Ada perundungan di sekolah. Tawuran antar sekolah atau warga. Begal. Pelecehan seksual dan perkosaan. Penyalahgunaan narkoba.
ADVERTISEMENT
Bahkan yang terlihat lebih itu sebenarnya belum seberapa, karena yang belum 'sempat' terlihat pasti masih banyak dan sangat berbahaya. Misalnya korupsi. Ada juga penyalahgunaan kewenangan jabatan. Contoh terakhir yang sedang hits adalah tragedi mengerikan terkait kejahatan yang justru dilakukan oleh aparat kepolisian. Aparat yang kita harapkan untuk menumaps kejahatan itu sendiri.
Saya yakin semua orang mendengar berita tersebut. Presiden Jokowi pun sampai membuat perintah agar persoalan ini diusut secara tuntas. Publik sendiri sangat berharap keadilan itu benar-benar ditegakkan. Ketuntasannya bukan sekedar untuk citra kepolisian, tetapi memang untuk menegakkan kebenaran.
Sudah waktunya kepolisian yang tugasnya sangat luas berkaitan dengan keamanan ini harus benar-benar diisi oleh orang-orang yang "benar-benar" benar. Bukan sekedar kepiawaian dan kepandaian saja. Tetapi jati dirinya harus benar. Sehingga institusi Polri benar-benar bersih bukan sekedar dibuat bersih. Dengan demikian Polri dapat membersihkan semua masalah yang diduga kotor. Misalnya perjudian, perampokan, penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan lalu lintas.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ada dua hal yang kurang serius dibenahi di negara ini. Padahal ini sangat fundamental. Pertama tentang kesehatan ibu dan anak. Kedua tentang pendidikan anak usia dini. Bila kedua hal itu dibiarkan apa adanya atau salah konsep, sulit negara ini berubah menjadi bermartabat dan beradab. Kesemerawutan, kebrutalan, kesadisan, tawuran, pelecehan seksual, korupsi dan perilaku negatif lainnya tidak akan surut. Malah terus bergelut bak gelombang pasang yang siap menerjang. Akhirnya kita seperti tak berkutik sama sekali.
Mengapa kesehatan ibu dan anak? Bagaimanapun seorang anak tidak bisa dilepaskan dari ibunya baik secara genetik maupun secara lingkungan. Itulah yang disampaikan Rasulullah SAW bahwa surga itu ada di telapak kaki ibu. Hadits ini mempunyai makna yang sangat mendalam. Bukan dalam arti harfiah, tetapi esensinya memang demikian. Hal ini tidak berarti faktor ayah tidak ada. Tetapi faktor ibu tidak bisa digantikan ayah terutama selama mengandung.
ADVERTISEMENT
Ketika bayi berada dalam kandungan, ibu adalah sumber makanan dan minuman. Bila sumbernya kurang tentu berdampak pada bayi. Bila ibunya tidak sehat tentu bayi di dalam kandungannya menjadi tidak sehat. Begitu juga untuk hal-hal yang bersifat non-fisik. Ibu selama mengandung juga harus ceria dan bahagia. Aspek psikologi ibu yang terganggu akan menyebabkan psikologis anak terganggu pula.
Kesehatan jasmani dan rohani ibu akan berdampak langsung pada bayi. Ibu yang sehat, selalu bahagia dan ceria akan berdampak pada kondisi bayi yang sehat dan bahagia. Begitu juga bila keadaan ibu kurang sehat dan tidak bahagia. Bayinya akan menjadi tidak sehat dan bersedih. Ibu dan bayi dalam kandungan mempunyai hubungan langsung secara jasmani dan rohani.
ADVERTISEMENT
Begitu pentingnya kesehatan ibu dan anak maka pemerintah harus menjadikan hal ini sebagai prioritas pembangunan. Pembangunan jangan selalu diartikan secara fisik dan yang kasat mata saja. Pembangunan manusia pun sangat penting bahkan lebih penting dari pada sekedar fisik.
Kesehatan ibu dan anak tidak saja semasa hamil, tetapi juga waktu melahirkan dan beberapa tahun setelah itu. Ibu hamil jangan merasa khawatir ketika akan melahirkan bayinya. Takut tidak mampu bayar atau faktor lainnya. Pemerintah harus menjamin keselamatan kelahiran bayi sampai bayi itu sehat dan terus tumbuh dengan baik. Setidaknya 2 tahun setelah kelahiran, ibu dan anak tetap sehat dan dijamin oleh pemerintah. Jangan biarkan masyarakat kecil berjuang sendirian untuk menjaga kesehatan ibu dan anaknya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah harus bertanggung jawab terhadap hal ini. Mengapa? Karena kesehatan ibu dan anak akan menjadi pondasi kesehatan manusia selanjutnya. Dimanapun pondasi ini sangat penting. Bila pondasi tidak kuat, jangan harap bangunan akan kokoh. Begitu dalam negara, kesehatan ibu dan anak adalah pondasinya.
Setelah kesehatan ibu dan anak, faktor penting lainnya adalah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Usia anak sampai 7 tahun adalah periode emas (golden age). Menelantarkan periode emas berarti membiarkan masa depan tidak karu-karuan. Jangan berharap ada keteraturan bila pendidikan anak usia dini salah konsep.
Pendidikan anak usia dini harus mendapatkan perhatian khusus negara. Karena selain kesehatan ibu dan anak, PAUD juga menjadi pondasi kemajuan selanjutnya. Pada masa ini anak-anak mampu menyerap informasi apa saja. Termasuk berbahasa, anak usia dini mampu menguasai setidaknya 4 bahasa (bahasa ibu, bahasa daerah, bahasa Indonesia, satu bahasa asing).
ADVERTISEMENT
Pada saat usia dini, bila informasi yang diterima adalah negativitas maka anak itu akan penuh dengan hal-hal yang tidak baik. Untuk itu, periode emas harus diisi dengan hal-hal positif, kemanusiaan atau budi luhur. Program PAUD tidak perlu banyak materi-materi analitik yang justru akan menjadi beban anak. Cukup materi ringan yang menyenangkan seperti seni musik, tari, dan lukis. Anak-anak terbiasa dengan kebersamaan tanpa sekat-sekat kelas sosial, ekonomi, jabatan orang tua, suku dan perbedaan agama.
Ingat kembali bahwa membangun karakter dasar kemanusiaan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Setidaknya 8 tahun. Tidak seperti mengajarkan keilmuan dasar, seperti matematika yang cukup hanya 8 bulan.
Kapan kedua faktor penting itu harus dimulai? Jawabannya adalah sekarang. Jangan menunggu ekonomi atau industri dulu harus maju. Kemajuan ekonomi akan percuma bila keluarga tidak bahagia, masyarakat tidak aman, kesemrawutan dan kekacauan merajalela. Biaya negara akan habis hanya untuk membangun penjara, kepolisian, KPK yang hanya memperbaiki di lapisan atas.
ADVERTISEMENT
Membenahi kesehatan ibu dan anak serta pendidikan anak usia dini akan memperkuat pondasi kemanusiaan serta melancarkan proses pembangunan selanjutnya. Negara akan bermartabat, berwibawa, aman, damai, gemah ripah loh jinawi.
Akhirnya kelak kita tidak hanya terus disibukkan mengurus apa yang ada dipermukaan. Tidak ada lagi gerakan tambal – sulam. Tetapi semua semangat sudah mengarah pada usaha perbaikan pondasi. Menguatkannya untuk masa depan generasi dan bangsa yang lebih beradab dan bermartabat. InsyaAllah.
*Asep Saefuddin, Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) - Guru Besar Statistika FMIPA Institut Pertanian Bogor (IPB)