Konten dari Pengguna

Dampak serta Pandangan Islam Terhadap Kasus Pelecehan Seksual

Asep Suryana
Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ITB Ahmad Dahlan Jakarta .
23 Februari 2022 11:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Suryana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini publik dihebohkan dengan banyaknya kasus pelecehan terhadap perempuan di Indonesia. Kasus ini sontak membuat geram masyarakat khususnya kaum perempuan. Pasalnya, kasus pelecehan terhadap perempuan di Indonesia tidak hanya terjadi satu atau dua kali saja, kejadian ini sering tejadi hingga banyak mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Masalah ini tentunya bukan hal yang kecil apalagi dianggap angin lalu yang sewaktu-waktu akan berlalu. Kasus pelecehan seksual merupakan kasus yang amat besar karena berdampak fatal terhadap orang yang menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Dampak akibat kasus ini pun sangat beragam, mulai dari dampak sosial, psikologis, dan dampak lainnya. Berdasarkan kutipan halodoc.com, menyampaikan bahwa pelecehan seksual akan memberikan dampak yang buruk bagi korban. Korban akan mengalami tekanan emosional yang tinggi, yang dapat melukai dirinya sendiri atau dalam bahasa ilmiah dikenal dengan sebutan Self-Harm. Selain itu, korban juga bisa sakit akibat gelisah, yang menyebabkan susah untuk makan dan tidur. Selanjutnya, korban akan cenderung hilang kehormatannya di mata sekitar, sebab terkadang muncul stigma negatif terhadap korban pelecehan seksual di masyarakat.
Ironisnya, pelecehan seksual ini dapat berakibat fatal terhadap nyawa seseorang, korban yang tidak tahan akan situasi dan kondisi, bisa sewaktu-waktu melakukan tindakan bodoh, yang pada akhirnya mengancam keselamatan dirinya sendiri. Masih segar di ingatan kita baru-baru ini, mengenai kasus pelecehan seksual yang mengakibatkan tewasnya mahasiswi Universitas Brawijaya di Mojokerto beberapa bulan yang lalu. Seakan ditusuk seribu jarum, ia tak kuasa menahan beban yang kian hari kian mendalam. Bisikan gaib terus menghantui mendorongnya untuk mengakhiri kehidupan ini. Bukan kepolisian yang ia temui, malah Ilahi yang ia jumpai.
ADVERTISEMENT
Islam sangat membenci perihal kasus-kasus seperti ini, sebagaimana yang diyakini bahwasanya Islam sangat memuliakan kaum perempuan, derajatnya tinggi di mata Islam. Perempuan adalah aset yang harus dijaga, dilindungi, dan dikasihi. Bahkan ketika dahulu perempuan dianggap mainan yang bebas diperlakukan kotor oleh kaum laki-laki, Islam lah yang hadir dalam mengatasi masalah itu semua. Terlebih saat zaman kebodohan, kelahiran anak perempuan seperti aib yang harus ditutupi rapat-rapat, kehadirannya bagaikan “sampah” yang harus dibuang dan dikubur agar tak tercium baunya.
Dahulu tokoh dan hartawan Islam juga sekuat tenaga dalam memerdekakan perempuan, harta mereka habis untuk memerdekakan hamba sahaya, yang diantaranya golongan perempuan. Seperti Khadijah istri Nabi dan Abu Bakar sahabat Nabi, yang rela berkorban untuk memaslahatkan umat. Perempuan yang waktu itu hanya dijadikan pemuas nafsu kaum laki-laki, terkekang, dan tidak bebas melakukan sesuatu.
ADVERTISEMENT
Dibebaskan dan diselamatkan oleh keduanya. Bahkan, sebelum adanya emansipasi wanita di Indonesia yang memperjuangkan haknya. Islam terdahulu sudah menciptakan hal yang serupa, contoh nya Asiah Istri Firaun yang merupakan seorang aktivis serta kuat akan ketangguhannya, Khadijah yang merupakan seorang pengusaha, serta Aisyah istri Nabi SAW yang memiliki kecerdasan yang luar biasa. Saking cerdasnya Aisyah menjadi salah satu periwayat hadis terbanyak disepanjang sejarah.
Islam memang hadir untuk memberikan penerangan dalam kegelapan, membedakan mana halal dan yang haram, serta menjadi penawar dari setiap racun yang ada. Tidak dapat dipungkiri, Syiar Islam terdahulu memang sangat berpengaruh terhadap paham dan kebiasaan yang dilakukan di zaman Jahiliyah. Semenjak masuknya Islam, perilaku tak senonoh yang membuat geleng-geleng kepala, sudah tak lagi menghantui kaum perempuan. Semuanya hanya menjadi sejarah kelam yang seharusnya tidak lagi terjadi di zaman modern seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Islam adalah pedoman bagi setiap insan, petunjuk dalam setiap arah, serta penentu dari yang hak dan yang batil. Terkhusus mengenai perempuan, Islam sangat cinta akan kasih sayang dan menjunjung tinggi nilai - nilai kebinekaan. Jadi, seharusnya kasus pelecehan seksual ini tidak lagi terjadi, apalagi di negara yang mayoritas pendudukannya beragama Islam. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sendiri merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Hal ini sesuai dengan data Badan Pusat Statistik Nasional, yang mencatat bahwa pemeluk agama Islam di Indonesia sebanyak 207.2 juta jiwa, dengan persentase 87,2 persen. Data tersebut menunjukan bahwa penduduk muslim sangat banyak di negara Indonesia.
Dengan banyaknya presentasi penduduk muslim di Indonesia, sudah seyogyanya kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan sesuai dengan apa yang diajarkan agama. Pemuda muslim harus menjadi tombak dalam memberantas kasus bejat yang tidak mencerminkan nilai-nilai syariat. harus bisa menjadi role model dalam memberikan contoh baik untuk masyarakat umum, sehingga kasus serupa tidak lagi terjadi. Oleh karena itu, mari kita saling menghormati, saling tolong menolong, dan saling melindungi satu sama lain. Jika hal seperti ini sudah terealisasi dengan baik, besar kemungkinan kasus serupa tidak lagi terjadi. Mari sudahi dengan berkata “stop” adanya kekerasan, pelecehan, dan perbuatan tercela lainnya.
ADVERTISEMENT