Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
2024, Orang Sunda Dalam Kepemimpinan Nasional
5 Maret 2022 11:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa lembaga Survei sudah merilis calon-calon pemimpin nasional dengan tingkat elektabilitasnya, namun menarik dicermati sedikit sekali keterwakilan orang Sunda.
ADVERTISEMENT
Dengan jumlah penduduk sekitar 50 jutaan namun nampaknya orang Sunda kurang menonjol dalam kepemimpinan nasional. Seharunya orang Sunda mampu bertarung dalam tantangan globalisasi, dalam kancah nasional dan terlibat dalam kepemimpinan nasional. Sehingga, bagaimana tradisi aspek-aspek pola kepemimpinan dengan baik dan nilai-nilai kesundaan menjadi nilai universal serta menyosialisasikan nilai-nilai sunda dan masuk dalam multikulturalisme.
Sejatinya orang Sunda menjadi pelaku sejarah bukan hanya jadi penonton saja, kalau dikaji jauh lebih dalam jelaslah jika potensi orang Sunda belum dimanfaatkan sepenuhnya. Potensi tersebut adalah berupa fakta bahwa masyarakat Sunda sebagai etnis terbesar di Indonesia, keberagaman budaya, dan wilayah atau Tatar Sunda yang luas.
Mengutip dan berdasarkan data yang diperoleh dari KPU, daftar pemilih tetap (DPT) yang terbanyak di tahun 2018 terdapat di wilayah Jawa Barat. Namun nyatanya, sampai saat ini belum ada satu pun presiden yang berasal dari Sunda.
ADVERTISEMENT
Menjadi agenda penting dan terdekat ketika masyarakat Sunda perlu memanfaatkan momentum pemilu dan pileg 2024 untuk mengangkat pemimpin Sunda. Sebuah tantangan dan tentunya membutuhkan strategi jitu agar orang-orang Sunda pinilih bisa memenangkan pemilu dan pileg 2024.
Ada banyak alasan dan harus diakui jika orang Sunda tidak bisa mamprang dalam politik nasional karena dukungan komunitas yang bersifat lokal tidak memiliki status group istimewa, terlalu bersikap lembut, regenerasi kepemimpinan dan tokoh politik yang tidak dominan, kemampuan daya pendukung kemampuan modal kapital yang memadai, dan dukungan partai-partai politik.
Tidak heran jika sampai dengan saat ini kecenderungannya orang Sunda di kancah nasional bukan sebagai pemimpin, namun kebanyakan hadir sebagai wakil, pekerja atau bawahan yang baik.
ADVERTISEMENT
Jika belajar dari tokoh nasional Oto Iskandardinata, Oto berperan besar dalam kemerdekaan Indonesia. Salah satunya mendorong Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan.Selain itu sumbangan pada pendidikan dan dunia politik, Oto juga tidak melupakan kaderisasi kepemimpinan orang Sunda. Munculnya tokoh Sunda, seperti Djuanda dan Sanusi Hardjadinata, tidak lepas dari tangan dingin Oto
Sejatinya nilai-nilai kesundaan menjadi modal bagi orang Sunda untuk bisa menjadi pemimpin. Nilai-nilai seperti cageur, bener, bageur, pinter, singer, teger, pangger tur beleger merupakan nilai jati diri Sunda yang mampu memberikan sumbangsih bagi pembangunan karakter bangsa.
Sudah saatnya Pemimpin Ki Sunda kudu wanian, uleh kumeok memeh dipacok jeung neugtreug. (harus memiliki keberanian, jangan kalah sebelum bertanding dan adanya keinginan kuat).
ADVERTISEMENT
Sepertinya “mangga sok ti payun”(silahkan duluan) tidak berlaku lagi, menanti atau menunggu “jodoh, pati, bagja, cilaka” memang harus dipahami jika nasib manusia ada pada garis tangan namun ikhtiar menjadi wajib, dan soal jadi atau tidak itu bukan urusan manusia.
Saat ini muncul tokoh-tokoh Sunda yang dinilai cocok kalau maju menjadi pemimpin nasional. Misalnya Ridwan Kamil (Kang Emil) yang lahir di Bandung dan orang tuanya orang Sunda, Menteri BUMN Erick Thohir memiliki darah Sunda dari ibunya yang asli Majalengka, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memiliki keturuan Sunda dari ibunya yang asli Kuningan, atau politisi Golkar Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi yang masuk 10 besar Top Mind Pilihan Presiden mengalahkan Sang Ketua Umum Golkar Sendiri dari hasil salah satu lembaga survey.
ADVERTISEMENT
Menuju 2024, sudah saatnya masyarakat Sunda ngajurung laku, sarendeuk saigeul tur sapamadeugan memperkuat posisi Sunda dengan membangun jaringan yang lebih kuat untuk orang Sunda sendiri dan merumuskan agenda bersama kedepan agar bisa menghantarkan mereka atau calon lainnya menjadi pemimpin nasional.