Filantropi Sang Pemimpin

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
26 September 2021 5:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kang Dedi Mulyadi dan Lukisan Wajahnya di Truk, Foto: Instagram @dedimulyadi71
zoom-in-whitePerbesar
Kang Dedi Mulyadi dan Lukisan Wajahnya di Truk, Foto: Instagram @dedimulyadi71
ADVERTISEMENT
Menonton salah satu tayangan youtube Kang Dedi Channel tanggal 06 Mei 2021, tayangan tentang lukisan truk sosok Kang Dedi Mulyadi dengan tulisannya "Nulung kanu butuh, Nalang kanu susah, Nganteur kanu sieun dan Nyaangan kanu poekeun".
ADVERTISEMENT
Menarik sekali empat kalimat yang tersemat dalam lukisan berbicara sosok pemimpin dan kepemimpinannya, kalimat itu pun bisa menginspirasi semua orang untuk saling tolong-menolong dan memanusiakan manusia seutuhnya.
Setelah menjabat Bupati Purwakarta dua periode (2008-2018), Kang Dedi Mulyadi dipilih rakyat menjadi anggota DPR RI. Tampilannya khas, unik, selalu memakai Iket Sunda di kepalanya, dan pangsi (baju dan celana) Sunda, yang menggambarkan kecintaannya kepada budaya Nusantara. Sejatinya, beliau salah satu figur yang menghayati betul pesan Bung Karno, "Berkepribadian dalam kebudayaan".
Saat ini hemat penulis bagi semua pemimpin dan para wakil rakyat, khususnya yang dicontohkan Kang Dedi Mulyadi harus selalu hadir sebagai sosok yang merakyat dan pro-rakyat, hatinya teriris menyaksikan kemiskinan, tangannya sigap terulur untuk selalu peduli (care) dan selalu berbagi (share) kepada kaum fakir miskin.
ADVERTISEMENT
Tugas lain Kang Dedi sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, beliau mampu hadir sebagai tokoh pluralis, sosok nasionalis, dan aktif mengampanyekan toleransi, sekaligus politisi yang giat melestarikan kebudayaan dan memiliki keberpihakan kuat terhadap nelayan, petani dan lingkungan hidup. Beliau politisi yang hadir dan memiliki ikatan kuat dalam kebudayaan lokal menghasilkan sikap inklusif, saling hormat-menghormati, bela rasa, solidaritas dan gotong-royong.
Terlepas orang menilai kehadiran Kang Dedi Mulyadi dalam Channel Youtube-nya, orang akan menilai itu sebagai pencitraan dan lain sebagainya itu dikembalikan pada sudut pandang dan kepentingannya. Bisa jadi orang bilang jelek atau menjelekkan sosok Kang Dedi, namun berbaik sangka saja dan paling utama menengok dari nilai kebaikan adalah Kang Dedi hadir menabur kembali kasih-sayang pada sesama yang sudah hampir kita lupakan. Ia membantu dengan caranya sendiri melalui Harta dan pemikirannya.
ADVERTISEMENT
Bukankah nilai kebenaran dalam hati dan ruh kehidupan kita memiliki mutiara kehidupan 'Nulung Kanu Butuh, nalang kanu susah, nyaangan kanu Poekeun.' Artinya adalah membantu yang susah, menerangi yang sedang diselimuti kegelapan dalam hatinya. Itulah intisari dari ajaran sunda, membantu sesama.
Rasulullah bersabda 'Tidak akan Masuk Surga kecuali orang-orang yang memiliki Kasih-sayang'
Seorang sahabat bertanya, dan kami adalah orang-orang yang memiliki kasih-sayang ya Rasulullah?
Rasulullah melanjutkan sabdanya, 'Bukan dalam Makna seseorang dari yang kamu menyayangi seseorang sahabatnya yang lain. Sesungguhnya Rahmat Allah itu diperuntukan bagi orang yang mengasihi seluruh umat manusia' (Hadis)
Ilustrasi Kemiskinan Foto: Pixabay
Saat ini diakui atau tidak, jika kita hanya sibuk dengan urusan pribadi masing-masing. Lalu apakah tujuan hidup kita ini, apa yang kita bisa perbuat untuk sesama?
ADVERTISEMENT
Mari kita 'iri' pada seseorang yang telah berbuat kebaikan, silakan tanyakan diri kita sesuatu apa yang bisa kita berikan pada seseorang. Marilah berlomba-lombalah dalam kebaikan, bukan dalam kebencian.
Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular
** Asep Totoh-Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666.