Guru Berkualitas dengan 'Kompetensi Masa Depan'

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
8 Agustus 2020 3:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Sumber daya manusia suatu bangsa merupakan faktor penentu karakter percepatan daya saing suatu bangsa, dan pendidikan merupakan suatu aset, investasi modal manusia (Human Capital Investment). Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan manusia agar bisa hidup lebih lama, lebih sehat, lebih berpengetahuan dan juga lebih berbudaya. Sehingga dengan pendidikan jelaslah cerminan kualitas bangsa sebagai manusia yang berdaulat, bermartabat, terhormat dan mampu berkompetisi serta bersaing secara global.
ADVERTISEMENT
Berkaitan dengan hal ini peranan guru sangat penting dan merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pembangunan khususnya pendidikan. Sejalan dengan era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat cepat dan makin canggih, terlebih ujian pandemi covi19 menuntut peran yang makin luas maka diperlukan guru profesional yang mempunyai karakter.
Berkaitan dengan hal tersebut, dunia pendidikan juga harus mampu melakukan berbagai perubahan. Orientasi pendidikan tidak lagi hanya ke masa lampau atau masa kini, tetapi lebih terfokus ke masa depan karena individu masa depan akan menghadapi perubahan yang lebih cepat lagi daripada sekarang. Oleh karena itu, sasaran utama pendidikan haruslah diletakkan pada peningkatan cope-ability (kemampuan menanggulangi) setiap individu yang dibarengi dengan peningkatan kecepatan dan efisiensi dalam adaptasinya terhadap perubahan yang terjadi secara terus menerus dalam globalisasi.
ADVERTISEMENT
Kekuatan arus globalisasi yang telah berlangsung beberapa dekade ini akan terus bergulir dan tidak akan ada satu negara pun di dunia ini mampu menahannya. Inti globalisasi adalah persaingan, dari aspek produk barang dan jasa, negara yang mampu menciptakan produk yang lebih kompetitif akan mampu bersaing dan bertahan, sedangkan dari aspek SDM negara mampu mencetak SDM yang unggul yaitu berkompeten dan profesional serta memiliki berdaya saing yang akan bertahan.
Dan fenomena lain dalam hal perubahan struktur kependudukan telah mulai terjadi di Indonesia saat ini, yaitu dengan hadirnya penduduk usia produktif dalam jumlah tinggi yang berpotensi menjadi engine of growth bagi perekonomian nasional. Fenomena itu yang disebut dengan Bonus Demografi, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya akan terjadi pada periode 2010-2025. Artinya saat ini Bonus Demografi sudah terjadi di Indonesia. Kondisi yang demikian dapat menjadi bonus demografi (demographic dividend) yang sangat berharga, namun dapat juga menjadi bencana demografi atau demographic disaster bila kita tidak dapat mengelolanya dengan baik.
ADVERTISEMENT
Guna menjawab tantangan globalisasi dan sekaligus menjawab era bonus demografi, maka penekanan prioritas harus lebih ditujukan untuk peningkatan mutu dan daya saing SDM menjadi bagian penting peran guru dalam melahirkan generasi emas adalah generasi yang mempunyai keterampilan abad 21 yaitu insan yang berkarakter, berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, kolaboratif, dan kompetitif.
Menyiapkan generasi emas Indonesia untuk kehidupan di abad ke-21 adalah sesuatu yang rumit. Berbagai tantangan yang harus dihadapi seperti: globalisasi, teknologi, migrasi, kompetisi internasional, perubahan pasar, tantangan lingkungan dan politik internasional. Dan Pendidikan harus mampu menyiapkan generasi emas untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut. Menurut Dalam menyiapkan generasi emas Indonesia yang tangguh, kreatif, inovatif, dan cerdas tentunya diperlukan guru yang berkualitas dengan “kompetensi masa depan” Burkhardt dkk. 2003 yang dibutuhkan siswa untuk sukses dalam konteks abad 21 adalah keterampilan dan pengetahuan (keterampilan abad 21), maka peran guru dalam pendidikan sangat penting, maju mundurnya suatu negara berada di tangan guru. Menurut Kasim (2013), “kompetensi masa depan tersebut antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan jernih.
ADVERTISEMENT
Pandemi covid19 telah memaksa dan menuntun kompetensi guru harus berpijak pada kemampuan dalam mengajarkan materi pelajaran secara efektif, menarik, menantang, menyenangkan, kreatif dan inovatif yang mampu membangkitkan gairah siswa dalam belajar. Misalnya guru harus berkolaborasi dengan siswanya dengan teknologi atau dalam dunia online, misal dengan pembelajaran berbasis proyek bisa jadi merupakan salah satu metode pembelajaran yang paling efektif. Melalui pengerjaan proyek dengan teman sejawatnya, para siswa dapat belajar banyak hal; mulai dari komunikasi, bekerja dalam team, berpikir kritis, dan problem solving. Dalam hal lainnya, penggunaan teknologi dapat membantu dengan tersedianya berbagai sumber belajar yang bisa diakses bersama seperti website, blog, dan multimedia lain sebagai bagian dari proyek mereka. Kolaborasi dengan menggunakan teknologi memungkinkan para siswa untuk saling mengenal meski dengan siswa di luar sekolahnya sekalipun.
ADVERTISEMENT
Sehingga tujuan besar dari perubahan kurikulum sebagus apapun tentu akan sia-sia apabila mindset guru tidak berubah. Guru adalah kreator dan tidak perlu text book terhadap kurikulum, guru tidak boleh nyaman dengan cara belajar yang satu arah. Jelaslah, mutu pendidikan hanya bisa terjadi apabila gurunya berkualitas dengan “kompetensi masa depan”, yang juga mengajar dengan hati bukan hanya logika.
Oleh :
Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666