Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Harus Strategi Kemitraan?
9 April 2021 5:36 WIB
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
DEWASA ini semua perusahaan posisinya sedang memiliki persaingan hebat di pasar. Untuk menghadapi persaingan usaha tersebut dan untuk bertahan (survive) dalam bisnis, dalam manajemen modern maka perusahaan memerlukan suatu manajemen strategis.
ADVERTISEMENT
Saat ini baik dalam pengembangan sumber daya manusia maupun pengembangan kelembagaan atau usaha di dalam konsep manajemen modern kemitraan merupakan salah satu strategi yang biasa ditempuh untuk mendukung keberhasilan implementasi grand strategy perusahaan.
Harus dipahami jika kemitraan itu tidak sekadar diterjemahkan sebagai sebuah kerja sama, akan tetapi kemitraan itu memiliki pola dan memiliki nilai strategis dalam mewujudkan keberhasilan suatu lembaga dalam menerapkan manajemen modern.
Fokus utama yang menjadi perhatian dalam konsep kemitraan manajemen modern adalah kesepahaman pengelolaan program dan kesepahaman strategi pengembangan program antar lembaga yang bermitra.
Konsepsinya kemitraan memiliki prinsip yang harus menjadi kesepahaman di antara yang bermitra dan harus ditegakkan dalam pelaksanaannya meliputi: prinsip keterbukaan (transparancy), prinsip partisipasi, prinsip gotong royong, prinsip penegakan hukum dan prinsip keberlanjutan (sustainability).
ADVERTISEMENT
Kepercayaan menjadi kunci utama keunggulan kemitraan sebagaimana pendekatan sebagai ko-operasi (kerja sama). Kepercayaan sebagai sisi utuh yang ada dalam kehidupan manusia merupakan sisi strategis dalam membangun keberhasilan individu/orang, masyarakat maupun organisasi.
Mengutip Lazar (2000) yang melakukan studi literatur tentang kepercayaan dalam kemitraan dan menyimpulkan kepercayaan dapat tumbuh sepanjang waktu (grow or develop over time) sebagai hasil dari dicapainya kemitraan yang dilakukan secara berkelanjutan.
Pertanyaan yang harus dicermati dalam membangun kemitraan adalah bagaimana cara membangun kepercayaan itu sendiri? Beberapa studi literatur dan pendapat para ahli menyatakan jika membangun kepercayaan berarti membangun budaya, membangun budaya bukan hanya sekadar membangun adat, tradisi, dan kebiasaan akan tetapi membangun budaya berarti membangun kemampuan (knowledge), keterampilan (skill), dan membangun sikap, di mana ketiga hal itu diwujudkan dalam bentuk cipta, rasa dan karsa (adab karya).
ADVERTISEMENT
Alhasil, jika keunggulan kemitraan terletak pada kepercayaan maka berarti keunggulan kemitraan adalah keunggulan budaya, berarti keunggulan cipta, rasa dan karsa. Dalam peradaban modern memandang keunggulan budaya sangat terletak pada; kejujuran, keadilan, kebijakan, sehingga hal itu menjadi triangulasi bagi kepercayaan.
Strategi kemitraan merupakan strategi kerja sama yang terbentuk oleh karena adanya dimensi kepercayaan dan komitmen antara partner. Kepercayaan dan komitmen ini terbentuk karena adanya beberapa faktor yang berpengaruh di antaranya adalah faktor ketergantungan sumberdaya (M. B Sarker, 1998), faktor kualitas hubungan (Johnson, 1999), faktor fleksibilitas (Heidi, dalam Johnson, 1993), dan faktor penyebaran informasi (Dwyer, 1987).
Menurut Tonkiss (2000) dalam Syahyuti, modal sosial bernilai ekonomis kalau dapat membantu individu atau kelompok misalnya untuk mengakses sumber-sumber keuangan, mendapatkan informasi, menemukan pekerjaan, merintis usaha, dan meminimalkan biaya transaksi.
ADVERTISEMENT
Dengan strategi kemitraan akan maka perusahaan akan mendapatkan manfaat yaitu terjadi sinergi sehingga setiap mitra mendapat keuntungan lebih, proses kerja dan hasil yang didapatkan lebih cepat karena informasi yang memadai, perusahaan lebih fleksibel, adanya pembagian risiko, mengurangi kebutuhan akan kapital karena perusahaan berkonsentrasi pada kompetensi inti efektif, kemampuan usaha setiap mitra akan meningkat, karena dengan adanya informasi yang sama dapat memperoleh manfaat dan keunggulan tambahan dari mitra, tercapainya efisiensi dan efektivitas.
**Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab. Bandung.