Konten dari Pengguna

Merdeka (dari) Korupsi?

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
18 Agustus 2020 4:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Korupsi. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Korupsi. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Makin rumit dan beragamnya persoalan bangsa seperti sekarang ini, sebenarnya sudah diisyaratkan sejak awal oleh para pendiri negeri ini bahwa Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan merupakan kesempatan bagi seluruh bangsa, bukan saja untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan para pejuang yang tak terhitung jumlahnya demi memperjuangkan tegaknya Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Peringatan Proklamasi Kemerdekaan juga merupakan sebuah kesempatan yang baik untuk selalu memupuk rasa kesadaran dan nasionalisme bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Memperingati hari kemerdekaan, kita bisa menakar nilai dan jati diri pahlawan yang memiliki makna pengabdian, pengorbanan, kebersamaan, keberanian, kerja keras, dan sungguh-sungguh, mengerti kepentingan orang banyak bukan hanya kepentingan pribadi serta motivasi berprestasi. Tentunya berbeda masa atau waktu ketika pahlawan perjuangan yang mengusir penjajah dengan pahlawan yang dibutuhkan saat ini. Dalam laman Wikipedia kata “Pahlawan” berasal dari kata sansekerta pahala (kebaikan) dan wan (“orang”). Yang berarti orang yang darinya menghasilkan sebuah buah (pahala) yang berkualitas bagi bangsa, negara dan agama. Atau bisa juga diartikan orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani.
Dalam konteks saat ini yang kita perlu tekankan adalah bagaimana sikap kita dalam memaknai perjuangan sang pahlawan zaman dahulu dengan menggunakan senjata. Akan tetapi, kini kita perlu mengambil spirit jiwa dan keberanian mereka dalam memperjuangkan kebenaran hukum, keadilan hukum, kejujuran, kedisplinan dalam bekerja, tanpa menggunakan senjata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) "pahlawan" adalah 'orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran termasuk dalam pemberantasan korupsi dan penegakan keadilan.
ADVERTISEMENT
Pahlawan versi modern saat ini adalah mereka yang berani untuk mengatakan TIDAK pada Korupsi (tetapi bukan hanya slogan atau iklan saja), itu yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia saat ini. Budaya antikorupsi di Indonesia memang masih rendah, kita harus mengakui itu. Kita harus menjadi dan memberi makna pahlawan masa kini, yang berarti meneladani spirit dan nilai-nilai kepahlawanan para pendahulu. Persoalan bangsa hari ini adalah masifnya perilaku korupsi di kalangan pejabat publik, mereka yang berani tidak berkorupsi sejatinya adalah pahlawan masa kini.
Urgensi kepahlawanan lainnya yang dibutuhkan saat ini, jika disarikan nilai-nilai kepahlawanan yang dibutuhan sekarang adalah: Pertama. Rela berkorban memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Kedua. Rela menanggalkan ego pribadi untuk kepentingan umum. Ketiga. Memberi nilai tambah bagi lingkungan sekitar. Keempat. Mampu membawa perubahan. Dan kelima. Berani berlaku Jujur dan mengungkap ketidakjujuran.
ADVERTISEMENT
Harus diakui, mendapati fakta bahwa Indonesia belum berhasil merdeka seutuhnya karena korupsi belum secara menyeluruh tertuntaskan. Masih banyak daftar hitam yang belum tertangani dan pekerjaan rumah berupa kasus–kasus besar yang belum mampu terselesaikan, pejabat Publik yang di OTT oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Hal ini tentu mengisyaratkan pada kita, bahwa upaya pemberantasan korupsi adalah proses menempuh “jalan panjang”, yang mungkin sulit untuk di prediksi ujungnya jika tanpa diiringi komitmen yang kuat disertai strategi efektif untuk melawan dan menindak perilaku korupsi.
Saatnya merdeka dari korupsi, dengan menerapkan pengawasan melekat, penegakan hukum terhadap pelaku korupsi tanpa pandang bulu dan berkeadilan, membangkitkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pembangunan, membangun sistem pencegahan korupsi secara melembaga sebagaimana yang dirancang KPK, dan menerapkan hukuman yang berefek jera terhadap para koruptor. Dengan cara seperti ini, kita berkeyakinan bahwa kejahatan korupsi akan semakin berkurang di negeri ini, dan tidak menutup kemungkinan di suatu saat kita akan merdeka dari kejahatan korupsi yang membelenggu negeri ini, sebagaimana negara Finlandia, Norwegia, Swedia, Selandia Baru dan Denmark yang bersih dari korupsi dan menjadi negara dengan indeks bahagia tertinggi di dunia.
ADVERTISEMENT
Untuk merdeka korupsi, mulai hari ini kita harus berkomitmen: antikorupsi, harus jujur, peduli, mandiri, disiplin, bertanggung jawab, sederhana, adil, bahkan sabar yang memiliki sikap layaknya pahlawan masa lalu yang berani berkorban untuk bangsa dan negaranya. Tidak boleh takut, berani, jujur, berkorban, menolong orang lain untuk menciptakan Indonesia Maju, Indonesia Lebih Sejahtera, Lebih Memiliki Daya Saing..”Dirgahayu Bangsaku, Sekali merdeka; Merdekalah selama-lamanya.
Oleh :
Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666 Cileunyi Bandung