Konten dari Pengguna

Merindukan Kembali 'King of Smash'

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
12 September 2021 16:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara sekian banyak atlet legendaris, sosok Lim Swie King merupakan salah satu legenda bulu tangkis di Indonesia. Pemain yang lahir pada 28 Februari 1956 ini sudah dikenal lama oleh masyarakat Indonesia sejak usianya 17 tahun dan berhasil meraih medali emas PON.
ADVERTISEMENT
Ada yang special yang dikenang dari permainan Liem Swie King, ia memiliki suatu kekhasan dalam pukulannya. Pukulan yang dikenal saat ini 'smash' mampu ia lakukan dengan cara memukul keras shuttlecock yang diarahkan ke pertahanan lawan. Oleh sebab itu, julukan' King of Smash' pun menjadi sesuatu yang melekat dalam dirinya.
Julukan ini diberikan karena gaya mainnya yang cepat, berani, dan memiliki smash dahsyat. Jumping smash King memang begitu ikonik, bahkan diakui sebagai pukulan paling agresif di bulu tangkis. Dalam melakukan aksinya, King akan melakukan lompatan vertikal lalu memukul shuttlecock dengan smash-nya yang penuh tenaga. Smash andalan King itu akan membuat shuttlecock meluncur dan menukik tajam sehingga menyulitkan lawan.
Mengutip laman resmi PB Djarum, King menjadi bagian dari atlet generasi pertama yang mendapatkan beasiswa PB Djarum pada era 1960-an. Sejak muda, King sudah rajin berlatih. Lintasan menanjak di daerah Colo dan Kaliyitno, Kudus, menjadi medan latihan King. Gelar pertama yang diraih Liem Swie King adalah trofi juara pertama se-Jawa Tengah pada 1972. Setahun kemudian, ia sukses meraih medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) VIII pada usia 17 tahun
ADVERTISEMENT
Selain karena smash kerasnya, King pun pernah meraih rekor selama 33 bulan tak pernah terkalahkan. Dia melahap semua ajang bulu tangkis termasuk di kancah internasional, dan namanya semakin dikenal pada tahun 1976 setelah ia berani menantang Rudy Hartono. Karier fenomenalnya pun berawal dari dua kali menjadi runner up All England pada tahun 1976 dan 1977 yang selanjutnya pada tahun 1978 dan 1979.
King adalah salah satu atlet bulu tangkis yang memiliki gelar lengkap. Puluhan gelar dari ajang Grand Prix pernah ia raih, Asean Games juga pernah ia taklukkan dengan meraih medali emas. Tidak hanya sebagai seorang pemain tunggal, di sektor ganda pun dia juga merupakan sosok yang berprestasi bersama Christian Hadinata yang menjadi pasangannya.
Ilustrasi raket dan shuttlestock Foto: Pixabay
Selama kiprahnya Liem Swie King mengakui jika kekalahannya dari Han Jian di final Piala Thomas 1982 menjadi salah satu kekalahan paling menyakitkan sepanjang kariernya. Saat itu ia kalah rubber game 12-15, 15-11, 14-17. Kekalahan dari Han Jian tersebut sangat menyakitkan karena menyebabkan tim Indonesia kalah dari China dan kehilangan Piala Thomas yang mereka rebut 1979. Final yang masih berlangsung 9 partai dalam dua malam tersebut menjadi neraka buat tim Indonesia. Dari unggul 3-1 di malam pertama, akhirnya justru kalah 4-5 dari China.
ADVERTISEMENT
Akhirnya King memutuskan gantung raket setelah 15 tahun lamanya berkiprah dalam dunia buku tangkis. Selanjutnya pilihannya pun dilanjutkan dengan menjadi pengusaha, beberapa film dan iklan pun pernah dia lakoni.
Sedikit kutipan kisah Liem Swie King yang legendaris ini bisa jadi mengenal lebih dekat lagi “ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”. Kerja keras serta semangat yang ia miliki menjadi suatu hal yang patut diteladani, semoga semangat dan perjuangannya dapat memberi motivasi kepada kita semua.
Semoga terlahir kembali para pemain dan 'King of Smash' terbaik Indonesia ..
**Asep Totoh - Dosen Ma'soem University - Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung