OSPEK Online MABA 2020, Menuju OSPEK Modern?

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
17 September 2020 5:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, dampak pandemi COVID-19 memaksa seluruh kegiatan di beberapa aspek kehidupan dilaksanakan melalui daring atau secara online. Begitu pun dalam bidang pendidikan, dimana seluruh kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan di rumah masing-masing melalui sistem online. Pembelajarana Jarak Jauh (PJJ) pun juga berimbas pada kegiatan lain seperti misalnya kegiatan orientasi mahasiswa baru atau yang lebih dikenal dengan istilah “OSPEK”.
ADVERTISEMENT
Beberapa kampus di Indonesia seperti sudah banyak diberitakan, membuat ospek (orientasi studi dan pengenalan kampus) yang beradaptasi dengan masa pandemik Covid-19 dengan cara virtual. Kemendikbud Dikti telah mengeluarkan aturan khusus terkait dengan masa orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek), bahkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) pun mengeluarkan panduan khusus untuk ospek mahasiswa baru tahun 2020.
OSPEK Online MABA 2020 Sumber Kumparan
Tentunya situasi semacam ini akan menjadi hal baru bagi para mahasiswa baru (MABA) sebab Masa orientasi adalah masa pengenalan mahasiswa terhadap lingkungan dimana tempatnya akan menuntut ilmu. Dalam kegiatan ospek biasanya, mahasiswa akan diajak berkeliling oleh pihak panitia untuk mengenal wilayah kampus mereka. Namun berbeda dengan jika ospek dilaksanakan secara online, dimana pengenalan wilayah kampus akan dilakukan melalui video yang ditayangkan oleh panitia.
ADVERTISEMENT
Media sosial diramaikan dengan viralnya video OSPEK atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Online yang digelar oleh Universitas Negeri Surabaya lantaran dalam video tersebut memperlihatkan mahasiswi baru (maba) dibentak-bentak oleh senior mereka karena tidak memakai ikat pinggang (sabuk).
Video OSPEK virtual yang viral beredar di internet membuat banyak pihak menyayangkan hal ini, karena penggunaan bahasa verbal yang bernada perpeloncoan terucap oleh para panitia. Jika merujuk pada panduan dari Dikti, seharusnya OSPEK atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Online adalah :
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Perguruan Tinggi dapat mendeskripsikan materi lebih teknis dan metode pelaksanan yang disesuaikan dengan karakteristik berdasarkan kebutuhan masing-masing dengan tetap berpedoman pada panduan dari Dikti.
Menarik dicermati, jika saja melibatkan peran para mahasiswa lama atau senior maka senyatanya terdapat kegiatan positif bagi para junior di kampus yang lebih bermanfaat dan bermartabat. Tentunya kegiatan tersebut itu bergantung pada kreativitas para senior kampus untuk mengemasnya, kegiatan tersebut harus dikemas kreatif, inovatif, efektif, efisien, aman dan tentu saja tidak meresahkan psikologi para mahasiswa baru.
Sungguh disayangkan jika masih ada hukum senioritas, sehingga menjadikan kegiatan senioritas ini terjadi adalah karena ada dendam di masa lalu. Para senior yang sekarang melakukan perploncoan, dulunya juga diperlakukan demikian sehingga mereka merasa harus melakukan hal tersebut kepada junior mereka, kegiatan perploncoan ini lantas terus terjadi dan membentuk "tradisi".
ADVERTISEMENT
Keniscaaannya jika OSPEK Virtual menjadi OSPEK yang modern melalui kegiatan-kegiatan yang berfaedah, para mahasiswa baru akan lebih mudah mengenal dunia kampus secara lebih baik. Menjadi penting juga, jika mereka menjadi senior di tahun berikutnya mereka bisa memutus mata rantai tradisi buruk Ospek yang tidak bermanfaat dan tidak bermartabat dan bisa menjadi ajang balas dendam antar generasi selanjutnya.
Akhirnya, jelaslah mengapa literasi diperlukan. Peran komunikasi nyatanya sangatlah penting, pesan yang ingin disampaikan harus kontekstual sesuai nilai-nilai akademik dan perilaku yang luhur. Penggunaan kata-kata yang membangun seperti pemberian dukungan, semangat dan ajakan yang positif adalah keharusan. Bukan malah bertindak represif, feodal, dan tiran seperti halnya seorang diktator atau inlander.
Asep Totoh - Dosen Ma'soem University
ADVERTISEMENT