Konten dari Pengguna

Pekerja Digital Baru

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
22 Maret 2021 4:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
MEMINJAM hasil penelitian dari McKinsey pada 2016 bahwa dampak dari digital tecnology menuju revolusi industri 4.0 dalam lima (5) tahun kedepan akan ada 52,6 juta jenis pekerjaan akan mengalami pergeseran atau hilang dari muka bumi. Hasil penelitian ini memberikan pesan bahwa setiap diri yang masih ingin mempunyai eksistensi diri dalam kompetisi global harus mempersiapkan mental dan skill yang mempunyai keunggulan persaingan (competitive advantage) dari lainnya.
ADVERTISEMENT
Terdapat konsekuensi logis dan harus ditanggung bersama-sama adalah perubahan dan pergeseran jenis tenaga kerja di era sekarang (zaman "now") dan mendatang serta munculnya isu –isu terkini.
Selanjutnya terbaru mengutip dalam laporan berjudul “Unblocking APAC’s Digital Potential: Changing Digital Skill Needs and Policy Approaches", yang disusun Amazon Web Services bersama AlphaBeta, menyajikan analisis jenis keahlian yang ada pada saat ini untuk memproyeksikan keahlian digital yang dibutuhkan dalam lima tahun mendatang. Di prediksikan pada tahun 2025 Indonesia membutuhkan lebih dari 110 juta Pekerja Digital Baru (Peter Moore;2021).
Salah satu temuan menarik dari riset tersebut adalah sebanyak 59% pekerja digital di Indonesia yang saat ini belum mengoptimalkan penerapan kecakapan mereka di bidang Komputasi Awan, disebutkan nantinya pada 2025 jenis-jenis keahlian tersebut akan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan ini juga menyoroti akan pentingnya penguasaan beragam jenis keahlian bagi Indonesia, seperti komputasi cloud, serta menyampaikan bahwa jenis-jenis kecakapan seperti cloud architecture design, cybersecurity, large-scale data modeling, web/software/game development, dan software operations support akan menjadi primadona dan paling dibutuhkan pada 2025.
Rata-rata pekerja Indonesia juga nantinya harus mampu mengembangkan 7 kecakapan digital mutakhir dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar mereka mampu selaras dengan dinamika perkembangan dan kebutuhan teknologi di masa depan, yang mencakup sejumlah kecakapan digital dasar, seperti mulai memelajari bagaimana menggunakan platform komunikasi daring, perangkat lunak untuk mendukung kolaborasi, hingga kecakapan-kecakapan digital tingkat lanjut, seperti desain arsitektur cloud.
Ilustrasi Pekerja Digital, Foto: Shutterstock
Pandemi Covid-19 nyata-nyata telah mengakselerasi proses transformasi digital, sehingga Indonesia membutuhkan para profesional yang mahir di dunia teknologi. Saat ini banyak perusahaan dipaksa bersiap mempercepat proses transformasi digital dan tim-tim kerja di perusahan harus mampu berbuat lebih banyak meskipun ada pengurangan pegawai di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Faktualnya, saat ini telah banyak perusahaan tradisional yang makin memahami pentingnya bertransformasi menjadi digital dan hal inilah yang membuat permintaan akan keahlian-keahlian digital meningkat.
Misalnya saja untuk performance marketing saat ini sedang dibutuhkan, karena keahlian mereka dalam pemasaran digital cocok dengan kebutuhan perusahaan yang ingin menghabiskan anggaran pemasaran mereka secara strategis yang bisa memberikan dampak besar pada perusahaan.
Sekarang ini banyak perusahaan kini berusaha menarik perhatian konsumen di Google dan Facebook. Untuk pemasaran, di mana mereka mencari pekerja dengan gelar bisnis yang memiliki kemampuan memahami teknologi dan juga kemampuan berbahasa Inggris menjadi penting.
Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia menjadi otomatisasi atau digitalisasi melalui inovasi-inovasi. Sintesis revolusi industri 4.0 akan melahirkan masyarakat sejahtera dalam pembangunan, dan dibutuhkan manusia yang berkualitas dan unggul.
ADVERTISEMENT
Alhasil, pilihan utama untuk mempersiapkan skill yang paling mudah ditempuh adalah mempunyai perilaku yang baik (behavioral attitude), menaikan kompetensi diri dan memiliki semangat literasi baru dengan menggunakan analisa data secara menyeluruh serta membuat konklusi agar terkait dengan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreatif dan inovatif.
Bekal persiapan diri tersebut dapat dilalui dengan jalur pendidikan (long life education) dan konsep diri melalui pengalaman bekerjasama lintas generasi atau lintas disiplin ilmu (experience is the best teacher).
Hukum alam menyebutkan “Siapa yang bisa menyesuiakan dengan perubahan (berevolusi) maka dia akan hidup, sebaliknya siapa yang tidak mampu menyesuaikan perubahan maka akan tergilas/tersingkir.
** Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab. Bandung.
ADVERTISEMENT