Pemuda (Emas) Indonesia

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
26 Oktober 2020 6:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa di Surabaya peringati sumpah pemuda Foto: Umarul Faruq/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa di Surabaya peringati sumpah pemuda Foto: Umarul Faruq/Antara
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
PEMUDA sebagai pilar bangsa, senyatanya paling utama saat ini adalah kita harus kembali menyatukan seluruh kekuatan pemuda dalam mengawal masa depan bangsa Indonesia agar kesejahteraan rakyat Indonesia yang sesungguhnya dapat terwujud.
Tidak dinampikan jika pemuda telah banyak menorehkan sejarah di Indonesia, perjuangannya para pemuda dimulai dari gerakan Boedi Oetomo tahun 1908 yang kelak menjadi awal dari kebangkitan nasional. Sampai akhirnya kekuatan para pemuda menyatu dalam kongres pemuda kedua pada tanggal 26-28 Oktober 1928 kemudian melahirkan ikrar sumpah pemuda.
Menjadi bagian peran pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang terus mengalir hingga puncaknya dan kemerdekaan pun dapat di rebut dari tangan penjajah hingga diproklamasikan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana cita–cita seluruh Bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Generasi muda akan menjadi tulang punggung yang menentukan nasib Indonesia. delapan tahun dari sekarang, tepatnya 2028 banyak diprediksi menjadi puncak momen dari apa yang disebut sebagai fenomena bonus demografi yang sangat menentukan perjalanan sebuah bangsa.
Sebagaimana kalkulasi Badan Pusat Statistik (BPS), tahapan bonus demografi akan terjadi antara tahun 2020 hingga 2030. Bonus demografi puncaknya akan terjadi pada tahun 2028-2030, di mana 100 orang produktif menanggung 44 orang non produktif. Bonus demografi, sebuah formasi demografi penduduk antara jumlah penduduk berusia produktif yang diperkirakan mencapai 70 persen dan yang tak produktif hanya 30 persen.
Bonus demografi sebagai kesempatan emas yang dapat dinikmati suatu negara, sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif rentang usia antara 15-40 tahun dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Bonus demografi merupakan masa transisi demografi, yaitu terjadinya penurunan tingkat kematian yang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran dan dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan penduduk usia produktif secara optimal. Dengan demikian, bonus demografi akan menjadi kesempatan besar, jika banyaknya penduduk usia produktif seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan (Noor, tth: 124).
ADVERTISEMENT
Berkaca dari Jepang pada tahun 1950 pernah mengalami bonus demografi, meskipun mereka telah mengalami kekalahan dalam perang dunia kedua pada tahun 1945. Sebagaimana Korea pada tahun 1950, mereka disebut sebagai negara termiskin di Asia. Namun akhirnya, Korea mampu bangkit pasca kemiskinan dengan memanfaatkan bonus demografi yang dapat melahirkan ide besar dari kelompok kecil.
Menjadi penguatan dan pertanyaan besar bagi bangsa Indonesia, bagaimana kita harus mempersiapkan diri dalam menghadapi bonus demografi, sehingga bonus usia produktif tersebut menjadi tidak sia-sia, akan tetapi dapat dirasakan manfaatnya untuk kemajuan bangsa.
Tantangan nyata bersama saat ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas pemuda dalam meningkatkan pendidikan, keterampilan dan kesehatan, serta kemampuan bangsa dalam menyiapkan lapangan pekerjaan bagi para tenaga kerja sesuai dengan kemampuan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki, sehingga mereka mampu memperoleh pendapatan yang dapat menopang kehidupan diri sendiri dan keluarganya, terutama orang yang menjadi tanggung jawab mereka di usia non produktif.
Ilustrasi Sumpah Pemuda, foto Shutterstock
Maka Generasi Muda saat ini setidaknya harus memiliki kemampuan 7C berikut;
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menjadi PR besar bagaimana benar-benar menyiapkan anak-anak muda yang berkualitas sebelum memasuki 2028-2030. Apakah tepat disaat 100 tahun perayaan sumpah pemuda, anak-anak muda Indonesia sudah siap memanggul beban perjalanan bangsa Indonesia yang menentukan di masa mendatang.
Mengingat kembali, bagaimana pesan hebat Bung Karno yang telah menyulut semangat pemuda Indonesia untuk bergerak melawan penjajah.
Asep Totoh -Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666