Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Pendidikan (Ketahanan) Keluarga
10 September 2020 5:09 WIB
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![com-Ilustrasi keluarga. Foto: Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1589794480/urgnbpvuczwhviv66cgd.jpg)
ADVERTISEMENT
Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan anak bangsa agar dapat memajukan bangsanya melalui peradaban, pendidikan adalah suatu kesatuan yang sistematis di mana proses belajar terjadi di dalamnya. Sistem pendidikan yang ada sekarang ini, khususnya di Indonesia harus mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Peran keluarga dalam proses pendidikan, adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat dielakkan, hal ini sebabkan peran penting keluarga sebagai lingkungan asal dan sekaligus lingkungan pertama bagi manusia. Hal ini menunjukkan, eksistensi keluarga yang sangat penting artinya, dalam menunjang ketercapaian tujuan pendidikan. Berbagai fakta dan realitas di lapangan menunjukkan bahwa peran keluarga dewasa ini, belum menampilkan usaha maksimalnya sebagai lembaga pendidikan utama
ADVERTISEMENT
Secara etimologi kata “Keluarga” menurut K.H.Dewantara adalah rangkaian perkataan-perkataan ‘kawul’ dan ‘warga’. Sebagaimana diketahui, bahwa ‘kawul’ itu tidak lain artinya dari pada ‘abdi’ yakni “hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Sedangkan secara terminologi, menurut Am Rose, sebagaimana dikutip oleh ST.Vembriarto keluarga bisa diartikan sebagai a group of two or more person residing together who are related by hood,marriage,or adoption (sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bertempat tinggal bersama di mana terjadi hubungan darah, perkawinan, atau adopsi).
Dengan demikian, intisari pengertian keluarga adalah: 1) Keluarga adalah kelompok sosial terkecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. 2) Hubungan sosial di antara keluarga relatif tetap yang didasarkan pada ikatan darah, perkawinan, atau adopsi. 3) Hubungan antar keluarga dijiwai oleh susunan afeksi dan rasa tanggung jawab. Di dalam pendidikan, keluarga mempunyai arti penting sebagai wadah antara individu dan kelompok yang menjadi tempat pertama dan utama untuk anak bersosialisasi.
ADVERTISEMENT
Pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan.
Senyatanya mengapa keluarga memiliki peran vital karena :
Bagi seorang muslim, tanggung jawab besar orang tua untuk mendidik anak menjadi pribadi yang saleh tertuang dalam firman Allah SWT surat al-Tahrim ayat 6, yang artrinya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
ADVERTISEMENT
Menurut Zuhairini dalam M.Taubah (jurnal, 2015), pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama, tempat anak pertama kalinya menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau anggota keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikan (orang tua dan anggota lain).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan keluarga adalah pendidikan dasar yang dimulai dari keluarga yaitu ruang lingkup paling utama dalam kehidupan manusia. Di mana, orang tua yang paling utama memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai dasar pendidikan untuk terciptanya pendidikan yang dapat mengembangkan inteligen untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Alhasil, masa depan kualitas kehidupan suatu generasi, terkait dan sangat dipengaruhi oleh suasana kehidupan keluarga masa kini. Mutu moral kehidupan yang telah melembaga dalam suatu rumah tangga akan sangat memengaruhi moral anak turunannya (karakter anak-anaknya). Bila kualitas moral dan karakter suatu keluarga tinggi, akan tinggi pula peluang keberhasilan anak turunannya, demikian juga sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Tantangan nyata saat ini adalah dampak pandemi secara signifikan berdampak terhadap ketahanan keluarga Indonesia. Semakin baik ketahanan keluarga, semakin baik pula kemampuan keluarga menghadapi perubahan akibat pandemi dan pasca-pandemi. Hal lainnya adalah adanya kebijakan yang tepat dapat mencegah keluarga Indonesia berada dalam situasi krisis sekaligus memastikan ketahanan keluarga tetap tangguh.
Ketahanan keluarga mencerminkan kecukupan dan kesinambungan akses suatu keluarga terhadap pendapatan dan sumber daya agar mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti pangan, air bersih, pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, partisipasi di dalam masyarakat, dan integrasi sosial.
Dalam hal pendidikan, masih ada 11,87% (2019) rumah tangga yang memiliki anak usia sekolah (7-18 tahun) tidak bersekolah. Pandemi ini berpotensi menurunkan kinerja pendidikan nasional. Mereka yang bersekolah tidak dapat sekolah secara normal. Mereka yang tidak bersekolah semakin sulit melanjutkan pendidikan. Lebih dari 50 juta siswa dan mahasiswa di Indonesia terdampak. Metode pembelajaran tidak sepenuhnya bisa mengandalkan teknologi. Mengingat, tidak semua siswa memiliki komputer dan akses internet. Kehilangan pendapatan keluarga juga akan menurunkan kemampuan membiayai pendidikan. Jika pandemi berlangsung lama, dapat menurunkan motivasi siswa untuk kembali bersekolah. Pandemi ini dapat menurunkan ketahanan keluarga dalam aspek pendidikan.
ADVERTISEMENT
Maka kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
Urgensinya saat ini terlebih di masa pandemi adalah harus mampu memenuhi Komponen Ketahanan Keluarga, pada :
ADVERTISEMENT
Terpenting saat ini, esensi yang sangat mendasar dalam pendidikan keluarga ialah melakukan proses penanaman nilai (Values) yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, sebagai proses regenerasi dalam keluarga.
Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666