Profil Orang Sukses "Adaptasi Kebiasaan Baru"

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2020 6:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
PANDEMI Covid-19 belum menunjukkan tanda akan usai, seluruh dunia (termasuk Indonesia) masih berupaya menemukan vaksin sehingga belum bisa dipastikan kapan pandemi akan berakhir. Saat ini telah dilalui fase beradaptasi dengan kondisi baru, hingga akhirnya kita memiliki rutinitas yang berbeda dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Berawal dari keterpaksaan kita yang diharuskan bisa beradaptasi dan hidup ‘berdampingan’ dengan virus ini. New Normal, begitu istilahnya atau bisa disebut dengan adaptasi kebiasaan baru. Adaptasi kebiasaan baru adalah cara kita merubah perilaku, gaya hidup, dan kebiasaan. Keadaan dimana ketika PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai dilonggarkan, protokol kesehatan tetap dilakukan sehingga kita tetap bisa produktif dengan tetap mencegah terjangkit virus corona.
Adaptasi kebiasaan baru ini dilakukan pada sektor atau bidang penting seperti rumah ibadah, pasar atau pertokoan, perkantoran, transportasi umum, hotel, dan restoran, serta dilakukan saat wilayah sudah menjadi zona aman (zona hijau) yang dihitung berdasarkan data dan fakta di lapangan.
Adaptasi Kebiasaan Baru foto shuterstock
Senyatanya dalam kondisi norma atau tatanan baru, untuk sukses dalam adaptasi kebiasaan baru tentu saja kita membutuhkan perubahan dan pendekatan baru seperti;
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alhasil, paling utama dimasa pandemi ini adalah kita tetap harus menggunakan waktu yang dianugerahkan Allah dengan sebaik-baiknya. Sebab, Allah Swt memperingatkan kepada kita tentang waktu (masa) di dalam Al-Qur'an Surah Al-Ashr ayat 1-3.
Artinya:
1) Demi masa. 2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian. 3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
Wallahu a'lam
Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666