Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sosok Guru Menginspirasi
19 Desember 2022 7:07 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
GURU memiliki kedudukan sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
ADVERTISEMENT
Peran guru sangat diharapkan mampu membentuk kepribadian, karakter, moralitas dan kapabiltas intelektual generasi masa depan. Saat ini peran guru menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya, guru menghadapi siswanya yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standar proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berpikir siswa yang lebih tinggi atau HOTS (High Order Thinking Skill).
Hal ini disebabkan transformasi besar pada aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, perubahan demografi, globalisasi dan lingkungan serta disrupsi pandemic covid-19 yang berdampak besar pada persekolahan dan profesionalisme guru.
Menjadi tuntutan nyata jika seorang guru harus mampu mengubah paradigmanya lebih berfikir kritis, terbuka, dan terus berkembang untuk menjadi guru yang “hebat” dalam profesinya. Menjadi guru hebat dalam profesinya, Arifin (2000) mengemukakan bahwa guru Indonesia harus profesional dipersyaratkan mempunyai; Pertama, dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21;
ADVERTISEMENT
Kedua, kemampuan pada kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praktis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praktis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia; Dan Ketiga, pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan.
Dalam bahasa Sanksakerta guru adalah seseorang yang dihormati, figur yang tidak memiliki celah dan tidak boleh memiliki kesalahan. Disarikan dari berbagai literatur, guru adalah sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
Sudah pasti jika kita semua tentunya tidak akan mengalami kesulitan dalam menjelaskan siapa guru dan sosok guru. Akan tetapi, dalam mendidik tugas guru tidaklah sederhana dikarenakan muara dan tujuannya adalah mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang baik pula.
ADVERTISEMENT
Guru dalam proses mendidik harus memosisikan dirinya menjadi inspirasi, contoh, dan teladan yang baik sehingga para siswanya memiliki karakter sesuai norma dan nilai kebajikan yang berlaku dalam masyarakat.
Sejatinya menjadi guru bukanlah sebatas orang yang berprofesi dan berpredikat guru yang harus bekerja sesuai dengan kurikulum dan berbagai silabus saja, melainkan orang yang mampu mengubah perilaku siswanya ke arah yang lebih baik. Alhasil, guru yang baik bukan saja hanya memiliki kemampuan yang mumpuni dalam penguasaan materi pembelajaan yang diampunya dan penguasaan pendekatan, model, strategi, metode dan teknik dalam menyampaikan materi atau sering disebut hard skill, namun juga harus memiliki soft skill yang matang sehingga terjadi keseimbangan diantara keduanya.
Ketika memiliki hard skill dan soft skill yang matang maka diharapkan akan lahir sosok guru yang profesional dalam melaksanakan tugas dan berkarakter baik. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan guru harus menjadi model keteladanan akhlakul karimah atau akhlak mulia, dengan keteladanan dan keihklasan inilah yang merupakan kunci utama menuju guru inspiratif.
Mengutip William Arthur Ward yang menyatakan “guru biasa hanya memberitahu, guru baik menjelaskan, guru yang sangat baik menunjukkan, dan guru hebat menginspirasi.”. Guru yang menginsprasi adalah yang dicintai ketika ada, dirindukan ketika tidak ada dan dikenang ketika tiada.
ADVERTISEMENT
Maknanya adalah ketika menjadi guru maka harus hadir dengan keserderhanaan, mengajar dengan kewibawaan dan penuh kasih sayang, selalu memberi inspirasi bagi peserta didik sehingga ketika tidak hadir maka peserta didik akan merasa kerinduan dan ketika tiada pun maka akan dikenang karena sikapnya dan buah hasil yang dihasilkan dari inspirasinya.
Menjadi guru yang menginspirasi menurut Naim (2009;97) antara lain; Pertama, menjadi seorang guru harus terus belajar. Kedua, memiliki kompetensi professional, personal dan sosial. Ketiga¸memiliki keikhlasan. Keempat, spiritualis. Kelima, totalitas dalam pengabdian. Keenam, motivator dan kreatif. Dan Ketujuh, agen perubahan.
Tantangan nyata buat para guru Indonesia di zaman era industri 4.0 dan era society 5.0 atau di era krisis sekalipun adalah dengan keteladanan dan keikhlasannya harus mampu melahirkan kembali orang-orang besar dengan gagasan besar, kreatif ,inovatif dan kritis? Keniscayaannya, hakikat dan figur guru harus memberikan karya, ketauladanan dan berdampak bagi masyarakat banyak dengan tetap memberikan makna seseorang yang selalu Khairunnas Anfa Uhum Linnas (sebaik-baiknya manusia adalah yang membrikan manfaat bagi orang banyak).
ADVERTISEMENT
Sebuah keyakinan jika penghargaan paling utama bagi seorang guru adalah ketika anak didiknya berhasil mengukir masa depan yang cerah. Masa depan yang bermaslahat bagi agama, bangsa, dan negara. Bukankah orang-orang hebat menghasilkan banyak karya bermutu dan guru bermutulah yang menghasilkan ribuan orang-orang hebat. Harapan besar terpatri pada para guru di Indonesia untuk terus menjadi guru bermutu dan inspiratif bagi anak-anak didiknya.