Konten dari Pengguna

Penerapan Mesin Penyiang Gulma: Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Desa Bugel

Asep Yusuf
Dosen Teknik Pertanian dan Biosistem, Universitas Padajadjaran
11 Desember 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Yusuf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa Bugel terletak di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi pertanian yang besar dengan luas area sawah yang cukup luas. Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari bercocok tanam, terutama menanam padi di lahan sawah. Namun, banyak tantangan dalam pengelolaannya, salah satunya yaitu keberadaan gulma, sering kali menjadi hambatan serius yang memengaruhi produktivitas hasil panen.
ADVERTISEMENT
Gulma: Musuh Produktivitas Padi
Gulma merupakan tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi, bersaing untuk mendapatkan nutrisi, air, serta cahaya matahari. Jika tidak dikendalikan, gulma dapat menyebabkan penurunan hasil panen hingga 30–50%. Di Desa Bugel, seperti di banyak daerah lain, penyiangan gulma secara manual menjadi pekerjaan yang cukup melelahkan dan memakan waktu. Selain itu, penyiangan gulma secara manual juga membutuhkan banyak tenaga kerja, yang sering kali menjadi kendala ketika jumlah tenaga kerja di sektor pertanian semakin menurun. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pemuda di desa-desa memilih bekerja di kota, meninggalkan sektor pertanian yang semakin kekurangan tenaga kerja. Sehingga banyak petani yang bergantung pada penggunaan herbisida kimia untuk mengendalikan gulma, meskipun efektif, namun memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Dengan meningkatnya biaya tenaga kerja dan kebutuhan akan pertanian yang lebih ramah lingkungan, diperlukan solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Solusi Modern: Mesin Penyiang Gulma
Penggunaan mesin penyiang gulma oleh Kelompok Tani di Desa Bugel menjadi salah satu terobosan dalam mengatasi tantangan tersebut. Hal ini digagas oleh Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) yang diketuai oleh Asep Yusuf, S.TP., M.T. dalam kegiatan PPM UNPAD bermanfaat 2024. Kegiatan dimulai oleh penyuluhan dan praktik, mulai dari praktik merakit komponen mesin penyiang gulma dan mencoba menerapkanya di lahan sawah.
Penjelasan dan Praktik merakit komponen mesin Penyiang Gulma (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Setelah praktik merakit komponen mesin penyiang gulma, dilanjutkan praktik penggunaan secara langsung di lahan sawah. Respon petani yang mencoba mesin penyiang gulma cukup baik, mesin mudah dioperasikan dan hasilnya sangat baik.
Praktik penggunaan mesin penyiang gulma di lahan sawah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mesin penyiang gulma dapat membersihkan gulma secara mekanis tanpa merusak tanaman padi. Penerapan mesin penyiang gulma tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga berkontribusi pada pertanian berkelanjutan. Dengan mengurangi penggunaan herbisida, petani dapat menjaga kesuburan tanah dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Oleh: Asep Yusuf, Wahyu K. Sugandi, Chay Asdak, dan Muhammad Achirul Nanda, -Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Universitas Padjadjaran