Konten dari Pengguna

Semangat Atap Konjo Berdayakan Perempuan Tritiro Melewati Badai Pandemi

Asfar Syafar
Pegawai Sipil di Pemerintah Kab. Bantaeng, Sulsel. Sebuah peringatan. Untukku yang semakin lupa tentang bahagianya menulis.
2 Maret 2023 5:58 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asfar Syafar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Matahari nampak cerah pagi itu, ratusan manusia terlihat menyemut di bawah terik mentari, kemeriahan dan suka cita menyelimuti kawasan Pantai Merpati Bulukumba, sebuah wilayah di selatan pulau Sulawesi. Sebuah pesta digelar hari itu, memperingati Hari Ulang Tahun Ke-63 Kabupaten Bulukumba. Puluhan stan UMKM berjejer rapi memeriahkan perayaan istimewa tersebut, pameran produk unggulan yang berlangsung selama tanggal 2 hingga 5 Februari 2023. Beragam produk makanan, minuman, kain, aksesoris hingga kerajinan dipajang dan dipamerkan kepada publik. Sabtu pagi itu (4/2/2023), Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman terlihat hadir di antara kerumunan, mengunjungi beberapa stan, matanya nampak berbinar dan terkesima dengan produk anyaman daun lontar dan ecoprint kulit dari Rumah Kerajinan Atap Konjo. Didampingi Bupati Bulukumba, Bapak Gubernur yang memakai baju Adat Kajang ikut menggunakan syal dari anyaman daun lontar yang bermotif 1000 Pinisi. Yuyun Wahyuni (43) selaku pemilik Atap Konjo merasa senang syal buatannya bisa dikenakan oleh orang nomor satu di Sulsel tersebut.
Gubernur Sulsel didampingi Bupati Bulukumba mengenakan syal 1000 Pinisi produk Atap Konjo. Foto oleh Yuyun Wahyuni.
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sulsel didampingi Bupati Bulukumba mengenakan syal 1000 Pinisi produk Atap Konjo. Foto oleh Yuyun Wahyuni.
Pengunjung stan Atap Konjo pada EXPO UMKM Bulukumba. Foto oleh Yuyun Wahyuni
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung stan Atap Konjo pada EXPO UMKM Bulukumba. Foto oleh Yuyun Wahyuni
Yuyun Wahyuni ketika memamerkan aneka produk Atap Konjo. Foto koleksi pribadi.
Bergerak Bersama Berdayakan Ibu Rumah Tangga
ADVERTISEMENT
Suasana halaman rumah Yuyun nampak ramai siang itu, terlihat puluhan perempuan sedang menganyam daun lontar, usianya beragam dari gadis belia, ibu rumah tangga hingga paruh baya. Hari itu Atap Konjo memang sedang menggelar hajatan, bersama dengan Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan, Yuyun diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan wawasannya menganyam dan mengolah daun lontar sebagai salah satu program pendampingan perencanaan pembangunan industri kerajinan di Bulukumba. Tak hanya warga Bontotiro saja, beberapa perempuan dari kecamatan tetangga hingga komunitas UMKM dari kabupaten sebelah juga ikut hadir mengikuti kegiatan tersebut.
Kegiatan Pendampingan Industri Anyaman Lontar yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian Prov. Sulsel. Foto oleh Yuyun Wahyuni.
Eni (36) merupakan salah satu dari 30 orang anggota Atap Konjo yang juga ikut hadir pada siang itu, Ia bercerita bahwa dirinya sudah tiga tahun ini ikut aktif membuat anyaman lontar, mulanya dia hanya tinggal di rumah ketika suami bekerja dan anak-anak bersekolah, untuk mengisi kekosongan Ia menganyam lontar, bahan bakunya banyak tersedia di belakang rumah, setelah selesai hasilnya diserahkan ke Atap Konjo untuk diolah menjadi berbagai jenis kerajinan. “Iye, awalnya saya cuma isi-isi waktu daripada duduk termenung atau nonton tv saja di rumah sendirian. Alhamdulillah hasilnya bisa bantu-bantu tambah pendapatan keluarga, apalagi karena pandemi penghasilan suami menurun, syukur ada tambah-tambahnya untuk uang sekolah anak”, tutur Eni bersemangat.
ADVERTISEMENT
Lain lagi cerita Puang Hase’ (65) nenek sebatang kara yang menggantungkan sepenuhnya kebutuhan dapur dari hasil menganyam lontar. Sepeninggal suami dan anak semata wayang yang merantau ke Malaysia, Ia tak bisa lagi melanjutkan pekerjaan berat sebagai buruh kebun. Hase’ bersyukur menganyam tidak perlu mengeluarkan tenaga besar, mengerjakannya juga terbilang santai, bisa diwaktu senggang setelah pekerjaan rumah beres. Berkat bergabung dengan Atap Konjo, Ia juga terdaftar sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai, dikategorikan kelompok perajin yang perekonomiannya terdampak pandemi.
Aktifitas menganyam daun lontar oleh perempuan Tritiro di Galeri Atap Konjo. Foto koleksi pribadi.
Aktifitas menganyam daun lontar oleh perempuan Tritiro di Galeri Atap Konjo. Foto koleksi pribadi.
Yuyun merasa terharu ketika mendengar begitu banyak cerita baik yang dihadirkan dari keberhasilan Atap Konjo, ibarat atap rumah yang melindungi pemiliknya dari panas dan hujan, Ia tak menyangka bahwa rumah usaha yang didirikannya sudah bisa menaungi puluhan perempuan di desanya, dan memberdayakan masyarakat khususnya mereka yang terdampak pagebluk COVID-19. “Bersyukur sudah banyak kebaikan yang dirasakan masyarakat melalui Atap Konjo ini, kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerjasama Pemerintah serta Dinas terkait yang memberi bantuan modal serta bimbingan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan”, tambah Yuyun.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Kebangkitan Bersama di Era Pandemi
Pada awal berdirinya, Atap Konjo sering mengikuti kegiatan pameran di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Di tahun 2018, Atap Konjo terpilih sebagai stan favorit pada Pameran Pembangunan dan Expo Desa tingkat kabupaten Bulukumba, lalu di tahun 2019 terpilih sebagai juara ketiga produk kreatif dan inovatif pada Pameran IKM Expo tingkat provinsi Sulsel. Saat itu produk Atap Konjo sempat dibawa oleh ketua Dekranasda Sulsel mengikuti pameran di Bangkok Thailand. Namun ketika pandemi mulai merebak di awal tahun 2020 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar mulai diterapkan membuat sektor industri kerajinan ikut meredup dan terjadi penurunan permintaan. Atap Konjo yang biasanya bisa menjual hingga 40 buah setiap bulannya hanya mampu menjual hingga 15 produk saja selama pandemi, hal tersebut karena hasil produksi hanya bisa dipajang di galeri Atap Konjo karena kegiatan pameran dan expo untuk sementara ditiadakan.
Stan Atap Konjo pada Indonesian Convention Exhibition di BSD City. Foto oleh Yuyun Wahyuni.
Tantangan selama pagebluk COVID-19 tidak menggentarkan tekad Yuyun untuk membesarkan usahanya, apalagi beberapa perempuan binaan Atap Konjo ikut merasakan dampak penurunan pendapatan akibat pandemi tersebut. Yuyun kemudian mengambil waktu untuk mempelajari kebutuhan pasar, mengeksplorasi lebih banyak rancangan dan corak, menambah variasi produk, serta menerapkan metode pemasaran melalui sosial media.
ADVERTISEMENT
Atap Konjo yang semula hanya memproduksi 4-5 jenis produk kemudian berkembang dengan membuat produk kebutuhan rumah tangga dan kantor seperti nampan, tatakan gelas, kotak hamper, tempat tisu, alas piring, tempat nasi, tempat ATK hingga hiasan lampu. Yuyun juga membuat produk kebutuhan acara adat/ tradisional seperti penutup bosara dan peralatan mappacci untuk nikahan. Ia juga senantiasa memasukkan unsur kearifan lokal seperti corak pinisi, aksara lontara dan motif kain tradisional suku Kajang pada produk yang dibuatnya. Atap Konjo juga mulai Go Digital, menjual menggunakan market place dan e-commerce seperti shoope, lazada dan tokopedia.
Buah dari kegigihan dan semangatnya, penjualan Atap Konjo kian membaik meski dihantam badai pandemi. Di tahun 2022 produk Atap Konjo berhasil meraih The Best Product untuk kategori Natural Fibers pada ajang Sulsel Craft Show, mereka juga berhasil mendapat penghargaan dari Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) pada Pameran Kerajinan Nusantara di Jakarta pada September 2022. Yang lebih membahagiakan bagi Yuyun adalah bagaimana produk Atap Konjo begitu diminati dan mulai digunakan oleh banyak tokoh perempuan nasional dan istri-istri pejabat pemerintahan, bahkan Ia juga mendapatkan kesempatan mengekspor tas anyaman lontar buatannya ke Hongkong. Atap Konjo juga berhasil mendapatkan bantuan permodalan dari PT. Pertamina dan lolos kurasi Bank Indonesia sebagai UMKM yang layak mendapatkan pembiayaan.
ADVERTISEMENT
Atap Konjo ketika menerima penghargaan dari Dewan Kerajinan Nasional pada Pameran Kerajinan Nusantara Tahun 2022. Foto oleh Yuyun Wahyuni.
Tas anyaman daun lontar bercorak khas songket Makassar dan Penghargaan Dekranas untuk Atap Konjo. Foto oleh Yuyun Wahyuni.
Peran Jasa Ekspedisi
Setelah memperbaiki strategi bisnis dan menyesuaikan pasar di masa pagebluk, penjualan produk Atap Konjo mengalami kenaikan signifikan. Untuk penjualan melalui e-commerce yang umumnya berasal dari luar pulau, Yuyun memanfaatkan jasa ekspedisi atau logistik. Tak ingin mengecewakan pelanggan dan merusak citra Atap Konjo, Yuyun tidak sembarangan memilih jasa ekspedisi, Ia mempercayakan pilihan pada JNE (PT. Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir). “Ketepatan memilih jasa ekspedisi sangat penting untuk menjaga kepercayaan pembeli, jangan sampai barang sudah bagus kualitasnya tapi rusak dalam perjalanan atau bahkan tidak sampai. Kebetulan dari dulu saya pakai JNE karena ada cabangnya di Tritiro, dekat juga dari rumah jadi tidak sampai sepuluh menit sudah ada kurirnya di depan pintu, apalagi biar hari Minggu tetap mengantar” tutur Yuyun.
ADVERTISEMENT
Gerai JNE memang sangat mudah ditemukan di Bulukumba, dibanding jasa lainnya masyarakat sudah lebih dahulu mengenal dan memanfaatkan jasa ini, bahkan jauh ketika namanya masih TIKI. Yuyun menyebutkan sejumlah kelebihan dan kemudahan yang Ia rasakan, berbagai layanan seperti aplikasi My JNE dan JNE Loyalty Card mempermudah dirinya dalam transaksi. Atap Konjo juga merupakan salah satu UKM yang terpilih sebagai mitra Smesco Fullfillment Center yang mengharuskan mereka mengirim produk ke Gedung SME Tower di Jakarta Selatan setiap bulannya, program tersebut merupakan hasil kolaborasi Smesco Indonesia, YukBisnis dan JNE sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam transformasi UKM masa depan.
“Pengalaman menggunakan JNE itu selalu memuaskan, apalagi dengan adanya keanggotaan JLC bisa dapat potongan, dan banyak promo. Pengirimannya juga selalu tepat waktu, pernah saya kirim barang ke Manado pakai paket reguler yang sampainya 4 sampai 5 hari, tapi pas dihubungi pembeli barangnya ternyata sudah sampai dalam 3 hari. Pernah juga ada pembeli yang minta barangnya sampai di hari yang sama, saya pakai jasa Super Speed yang menjamin pengantaran sampai kurang dari 24 jam. Bagaimana tidak setia pakai JNE, kalau pelayanannya sebagus itu”, papar Yuyun sumringah. Ia menambahkan bahwa selain Pemerintah dan BUMN, peran ekspedisi JNE sangat besar membersamai Atap Konjo mencapai kesuksesan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
#JNE32tahun #JNEBangkitBersama
#JNEcontentcompetition2023 #ConnectingHappiness
JNE Content Competition 2023