Konten dari Pengguna

Pain dan Adiksi : Lingkaran Setan yang Sulit Diputus

Asfiatul Nadine Afrita
Saya seorang mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya
5 Desember 2024 14:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asfiatul Nadine Afrita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rasa sakit. Sumber : PIXABAY
zoom-in-whitePerbesar
Rasa sakit. Sumber : PIXABAY
ADVERTISEMENT
Rasa sakit adalah pengalaman yang hampir semua orang alami. Baik itu rasa sakit fisik akibat cedera atau rasa sakit emosional karena kehilangan, keduanya berfungsi sebagai sinyal biologis yang melindungi kita dari bahaya. Namun, ada kalanya rasa sakit yang seharusnya bersifat sementara bisa berubah menjadi masalah jangka panjang yang sulit ditangani, bahkan berujung pada kecanduan. Artikel ini akan mengulas bagaimana rasa sakit dan adiksi saling terkait dan menciptakan lingkaran yang susah diputuskan.
ADVERTISEMENT
Rasa Sakit: Sinyal dari Tubuh
Kehilangan. Sumber : PEXELS
Rasa sakit sebenarnya adalah mekanisme perlindungan tubuh. Ketika kita terluka, tubuh mengirimkan sinyal melalui saraf ke otak, yang memberi tahu kita untuk berhati-hati. Proses ini dimulai saat nociceptor (reseptor nyeri) di tubuh mendeteksi kerusakan jaringan dan mengirimkan pesan tersebut ke sumsum tulang belakang, yang kemudian diteruskan ke otak melalui jalur saraf. Ini adalah cara tubuh untuk mengingatkan kita agar tidak melukai diri lebih jauh.
Namun, rasa sakit tidak hanya mencakup sensasi fisik, tetapi juga perasaan emosional. Misalnya, kehilangan orang yang kita cintai bisa menyebabkan rasa sakit yang mendalam, yang tidak hanya mengganggu fisik tetapi juga kesehatan mental. Rasa sakit fisik dan emosional seringkali berhubungan, karena keduanya melibatkan bagian otak yang sama yang mengatur emosi.
ADVERTISEMENT
Adiksi: Pelarian dari Rasa Sakit
Ketika seseorang mengalami rasa sakit yang terus-menerus, baik fisik maupun emosional, terkadang mereka akan mencari cara untuk meredakan atau menghilangkannya. Salah satu cara yang sering dipilih adalah dengan mengonsumsi alkohol atau obat-obatan. Ketika tubuh merespons obat atau alkohol, otak melepaskan dopamin, sebuah neurotransmitter yang memberi perasaan senang. Sensasi ini membuat seseorang merasa lebih baik sementara waktu, bahkan jika hanya untuk menghindari rasa sakit atau perasaan buruk yang mereka alami.
Namun, masalah muncul ketika penggunaan zat tersebut menjadi kebiasaan. Awalnya, mungkin hanya untuk meredakan rasa sakit atau ketegangan. Tapi, semakin sering zat itu digunakan, otak mulai terbiasa dengan jumlah dopamin yang dilepaskan, sehingga tubuh membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk merasakan efek yang sama. Ini adalah tahap awal dari kecanduan.
ADVERTISEMENT
Rasa Sakit dan Adiksi: Hubungan yang Saling Menguatkan
Depresi. Sumber : PIXABAY
Rasa sakit kronis, yang tidak tertangani dengan baik, sering kali menjadi pintu gerbang bagi seseorang untuk jatuh ke dalam kecanduan. Mereka yang merasa kesulitan mengatasi rasa sakit jangka panjang mungkin beralih ke obat penghilang rasa sakit, seperti opioid, untuk mengatasi rasa sakit tersebut. Sayangnya, penggunaan opioid dalam jangka panjang bisa menyebabkan kecanduan. Tidak hanya mengurangi rasa sakit, opioid juga memengaruhi sistem penghargaan otak, memberikan perasaan senang yang meningkatkan kecenderungan untuk terus menggunakannya.
Namun, kecanduan obat-obatan ini sering memperburuk keadaan. Ironisnya, penggunaan obat seperti opioid secara berulang justru dapat meningkatkan sensitivitas terhadap rasa sakit. Fenomena ini dikenal dengan istilah "opioid-induced hyperalgesia", yang membuat seseorang merasa lebih sensitif terhadap rasa sakit meskipun sedang menggunakan obat penghilang rasa sakit.
ADVERTISEMENT
Kecanduan juga membawa dampak emosional, seperti kecemasan, depresi, atau perasaan putus asa, yang justru memperburuk persepsi terhadap rasa sakit. Inilah yang menciptakan lingkaran setan: rasa sakit membuat seseorang mencari pelarian dengan obat-obatan, sementara kecanduan malah memperburuk rasa sakit itu sendiri.
Lingkaran Setan yang Sulit Diputus
Lingkaran antara rasa sakit dan adiksi bisa sangat sulit diputuskan. Ketika rasa sakit mengarah pada penggunaan zat adiktif, dan kecanduan memperburuk rasa sakit, seseorang mungkin merasa terjebak tanpa jalan keluar. Ditambah lagi, stigma sosial terhadap orang yang kecanduan atau kesulitan mengakses perawatan kesehatan membuat proses penyembuhan semakin rumit.
Orang yang terjebak dalam lingkaran ini sering merasa cemas atau malu untuk mencari bantuan. Mereka merasa tidak ada jalan keluar dari rasa sakit atau kecanduan yang mereka alami. Perasaan ini semakin memperburuk kondisi mereka, karena rasa sakit dan adiksi sering kali saling memperburuk satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Mengatasi Rasa Sakit dan Adiksi: Cara Keluar dari Lingkaran
Pengobatan. Sumber : PIXABAY
Namun, meskipun lingkaran ini terasa sulit diputuskan, bukan berarti tidak ada jalan keluar. Pemahaman tentang hubungan antara rasa sakit dan adiksi dapat membantu kita mencari solusi yang lebih tepat. Ada beberapa pendekatan yang dapat membantu seseorang keluar dari lingkaran ini.
Pertama, penting untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat. Jika rasa sakit merupakan masalah utama, ada banyak pengobatan yang bisa membantu mengelola rasa sakit tanpa menambah risiko kecanduan. Misalnya, terapi fisik atau penggunaan obat penghilang rasa sakit yang lebih aman dapat membantu mengurangi rasa sakit tanpa menimbulkan ketergantungan.
Selain itu, dukungan psikologis sangat penting. Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu pasien mengubah cara mereka melihat rasa sakit dan mengelola stres tanpa bergantung pada obat-obatan. Terapi ini juga bisa membantu mengatasi gangguan emosional seperti depresi dan kecemasan yang sering terjadi akibat rasa sakit atau kecanduan.
ADVERTISEMENT
Selain terapi, ada juga pilihan pengobatan alternatif yang bisa dicoba, seperti yoga, meditasi, atau akupunktur. Metode ini dapat membantu mengurangi rasa sakit fisik dan kecemasan tanpa risiko adiksi.
Terakhir, teknologi baru, seperti stimulasi saraf atau stimulasi otak dalam (deep brain stimulation), menunjukkan potensi dalam mengatasi rasa sakit kronis dan adiksi. Pendekatan ini bekerja dengan mengatur ulang jalur saraf yang terganggu, membantu mengurangi rasa sakit dan memperbaiki kontrol diri.
Kesimpulan
Rasa sakit dan adiksi memang saling berkaitan dan dapat menciptakan lingkaran yang sulit dihentikan. Namun, dengan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan keduanya, kita bisa mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kedua masalah ini. Mengambil langkah pertama untuk mencari bantuan, baik itu melalui pengobatan medis, terapi psikologis, atau pendekatan alternatif, adalah langkah penting untuk keluar dari lingkaran tersebut dan mulai menjalani hidup yang lebih sehat dan bebas dari kecanduan.
ADVERTISEMENT