Konten dari Pengguna

Insentif Pajak Mobil Listrik: Jalan Nyata Menuju Masa Depan Hijau dan Mandiri

Asti Amanda
Saya Asti Amanda mahasiswa aktif program studi Akuntansi Perpajakan di Universitas Pamulang, menulis dan membaca merupakan salah satu hobi yang sering saya lakukan
9 Mei 2025 13:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asti Amanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Beli Mobil Listrik dapat insentif pajak. (Sumber: orisinal dihasilkan menggunakan AI (DALL·E) oleh ChatGPT)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Beli Mobil Listrik dapat insentif pajak. (Sumber: orisinal dihasilkan menggunakan AI (DALL·E) oleh ChatGPT)
ADVERTISEMENT
Bukan Sekadar Gaya Hidup, Ini Strategi Nasional untuk Lingkungan, Ekonomi, dan Keadilan Energi
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dengan memperpanjang insentif pajak untuk kendaraan listrik hingga Desember 2025. Kebijakan ini bukan hanya layak diapresiasi, tetapi juga perlu dipahami sebagai langkah strategis dalam mewujudkan transformasi besar di sektor transportasi dan energi nasional.
Mobil listrik bukan sekadar simbol gaya hidup hijau ala kaum urban. Lebih dari itu, kendaraan bebas emisi ini adalah senjata penting dalam upaya menekan polusi udara di kota-kota besar dan mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, sektor transportasi menyumbang lebih dari 20% emisi gas rumah kaca nasional. Dengan mendorong peralihan ke mobil listrik, kita sedang memangkas akar masalah bukan sekadar menambal gejalanya.
ADVERTISEMENT
Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa harga mobil listrik masih jauh dari jangkauan masyarakat luas. Tanpa insentif, kendaraan ini hanya akan dinikmati kalangan menengah ke atas, menciptakan kesenjangan baru dalam akses terhadap teknologi ramah lingkungan. Di sinilah peran insentif pajak menjadi sangat vital: bukan hanya sebagai stimulus ekonomi, tetapi juga sebagai alat pemerataan keadilan energi.
Sebagai bentuk nyata, pemerintah memberikan subsidi hingga Rp 70 juta untuk pembelian mobil listrik tertentu yang memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%. Selain itu, pemerintah juga menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi hanya 1% untuk mobil listrik buatan dalam negeri. Kebijakan ini membuat harga mobil listrik turun signifikan, membuatnya semakin terjangkau bagi konsumen.
ADVERTISEMENT
Contohnya, mobil listrik Hyundai Ioniq 5 yang diproduksi di Indonesia kini bisa dibeli dengan potongan harga cukup besar berkat insentif ini. Begitu juga Wuling Air EV, yang menjadi salah satu mobil listrik terlaris saat ini, berhasil menjangkau lebih banyak kalangan karena skema subsidi dan bebas PPN.
Tak kalah penting, insentif ini juga menjadi katalis bagi tumbuhnya industri kendaraan listrik lokal. Pemerintah telah mendorong investasi produsen mobil seperti Hyundai dan Wuling untuk membuka pabrik di Indonesia. Bahkan perusahaan baterai listrik seperti LG Energy Solution dan CATL dari Tiongkok telah mulai membangun fasilitas produksi di tanah air. Bila konsistensi kebijakan ini dijaga, Indonesia punya peluang besar untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal lapangan kerja, transfer pengetahuan, dan penguatan ekonomi nasional. Kita tidak hanya membayar untuk masa depan yang lebih bersih, tetapi juga sedang membangun fondasi ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Kebijakan insentif kendaraan listrik harus dilihat sebagai investasi jangka panjang. Mobil listrik bukan tujuan akhir, tapi kendaraan dalam arti sesungguhnya menuju perubahan yang lebih besar: udara yang lebih bersih, industri yang lebih maju, dan masa depan yang lebih adil secara ekologis dan ekonomis.
Sebagai pengingat, mari kita pegang satu prinsip sederhana:
Insentif bukan sekadar angka di atas kertas, tapi komitmen nyata bahwa masa depan yang bersih dan berkeadilan harus bisa diakses oleh semua.
ADVERTISEMENT
-Asti Amanda-