Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
DeepSeek Berisik, Amerika Terusik, Indonesia Tak Berkutik
11 Februari 2025 15:21 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Atef Fahrudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![https://unsplash.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jksyyr06t2fnev73r4md3efw.jpg)
ADVERTISEMENT
Dalam era digital yang semakin berkembang, kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI) telah membawa dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan. Salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah munculnya platform-platform AI baru yang menawarkan berbagai kecanggihan dalam penggunaanya, termasuk Deepseek. Namun, kehadiran Deepseek tidak hanya menarik perhatian pada pengguna di dalam negeri asalnya yaitu Tiongkok, tetapi juga mengguncang tatanan global, terutama di Amerika Serikat. Sementara itu, Indonesia tampak tak berdaya dalam menghadapi gelombang perubahan ini.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Deepseek?
DeepSeek adalah sebuah platform kecerdasan buatan yang berasal dari Tiongkok, yang dirancang untuk menjadi pesaing serius bagi model-model AI lainnya seperti ChatGPT. Dengan fokus pada pemrosesan bahasa alami dan model bahasa canggih, DeepSeek menawarkan solusi inovatif yang menggabungkan efisiensi biaya dan performa tinggi. Salah satu keunggulan utama dari DeepSeek adalah kemampuannya untuk mengurangi kebutuhan memori hingga 75%, memungkinkan penggunaan perangkat keras yang lebih sederhana dan terjangkau. Model yang dikembangkan, seperti DeepSeek-R1, menggunakan teknik pembelajaran penguatan dan pelatihan multi-tahap untuk meningkatkan kapabilitasnya dalam berbagai tugas kritis, termasuk pemrograman dan analisis data. Dengan antarmuka yang ramah pengguna, DeepSeek bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam memanfaatkan teknologi AI tanpa memerlukan pengetahuan teknis yang mendalam, sehingga semakin memperluas jangkauan penggunaannya di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Amerika Terusik
Kehadiran DeepSeek, sebuah platform AI inovatif asal Tiongkok, telah menjadi perhatian serius bagi Amerika Serikat karena potensinya untuk menyaingi dominasi teknologi AI yang selama ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan Amerika seperti OpenAI (pencipta ChatGPT). DeepSeek menawarkan model AI canggih dengan biaya rendah dan efisiensi tinggi, seperti DeepSeek-R1, yang dirancang untuk melampaui standar dalam tugas-tugas kritis seperti pemrograman dan analisis data, Teknologi ini menggunakan teknik reinforcement learning skala besar dan pelatihan multi-tahap, memungkinkan performa tinggi tanpa memerlukan perangkat keras mahal, sehingga dapat diakses lebih luas. Hal ini mengancam posisi Amerika dalam persaingan global AI, terutama karena DeepSeek berhasil menarik perhatian pasar internasional dengan pendekatan hemat biaya dan inovatif.
Selain itu, DeepSeek juga mencerminkan kemajuan pesat Tiongkok dalam pengembangan teknologi AI, yang semakin memperkuat persaingan geopolitik antara kedua negara. Amerika khawatir bahwa keberhasilan DeepSeek dapat mempercepat dominasi teknologi Tiongkok di pasar global, terutama karena perusahaan ini tidak hanya fokus pada efisiensi teknis, tetapi juga pada strategi rekrutmen talenta muda dari universitas top di Tiongkok dan luar negeri. Dengan kemampuan untuk meniru performa model besar tanpa pelatihan ulang yang mahal, DeepSeek menjadi ancaman nyata bagi perusahaan-perusahaan teknologi Amerika, baik dari segi inovasi maupun pangsa pasar. Hal ini menambah dimensi baru dalam rivalitas teknologi antara Amerika dan Tiongkok, yang sudah berlangsung di berbagai sektor strategis lainnya.
ADVERTISEMENT
Indonesia Tak Berkutik
Indonesia harus menyadarai bahwa hanya bisa menjadi penonton terhadap kehadiran DeepSeek ini, terutama karena keterbatasan infrastruktur teknologi dan sumber daya manusia yang kompeten di bidang kecerdasan buatan (AI). DeepSeek, dengan teknologi canggih dan biaya rendah, telah menunjukkan potensi besar untuk mendominasi pasar AI global, termasuk di kawasan Asia Tenggara. Namun, Indonesia masih berada pada tahap awal dalam pengembangan AI, dengan fokus yang lebih banyak pada adopsi teknologi daripada inovasi. Hal ini membuat Indonesia lebih cenderung menjadi pengguna pasif teknologi seperti DeepSeek, tanpa memiliki kemampuan untuk bersaing atau menciptakan alternatif lokal yang setara.
Selain itu, kurangnya investasi yang signifikan dalam riset dan pengembangan (R&D) AI di Indonesia semakin memperlebar kesenjangan dengan negara-negara seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. DeepSeek, yang didukung oleh ekosistem teknologi kuat di Tiongkok, mampu menarik talenta global dan memanfaatkan sumber daya besar untuk terus berinovasi. Sementara itu, Indonesia masih bergulat dengan isu-isu mendasar seperti pendidikan teknologi yang belum merata dan minimnya kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan akademisi dalam pengembangan AI. Akibatnya, Indonesia hanya menjadi "penonton" dalam persaingan AI global, tanpa strategi yang jelas untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang ditawarkan oleh teknologi seperti DeepSeek.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh lagi, ketergantungan Indonesia pada teknologi asing seperti DeepSeek dapat menimbulkan risiko jangka panjang, termasuk dalam hal keamanan data dan kedaulatan digital. Dengan adopsi teknologi yang cepat tetapi tanpa regulasi yang memadai, Indonesia berpotensi menghadapi masalah privasi dan ketergantungan teknologi yang sulit diatasi. Untuk dapat bersaing, Indonesia perlu segera meningkatkan investasi dalam pendidikan teknologi, memperkuat ekosistem startup lokal, dan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan solusi AI yang relevan dengan kebutuhan lokal. Tanpa langkah-langkah ini, Indonesia akan terus berada di posisi yang lemah dalam revolusi AI global.
Tantangan dan Peluang bagi Indonesia
Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan ekosistem kecerdasan buatan, termasuk keterbatasan sumber daya manusia yang terampil, infrastruktur teknologi yang belum memadai, dan kurangnya investasi dalam penelitian dan pengembangan. Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar untuk memanfaatkan potensi pasar yang luas, mengingat populasi muda yang besar dan pertumbuhan penggunaan teknologi digital yang pesat. Pemerintah dan sektor swasta dapat berkolaborasi untuk mendorong pendidikan STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), meningkatkan akses ke teknologi, dan mengembangkan kebijakan yang mendukung inovasi lokal. Dengan memfokuskan upaya pada pengembangan talenta dan infrastruktur, Indonesia dapat menciptakan solusi AI yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan bersaing di tingkat global, sehingga mengoptimalkan manfaat dari revolusi teknologi yang sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT