3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

War Takjil di TikTok: Toleransi dalam Ruang Digital

Atef Fahrudin
Dosen Tetap di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Kampus Pangandaran
2 Maret 2025 11:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Atef Fahrudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
freepik.com/
ADVERTISEMENT
Ramadhan kembali hadir, membawa nuansa penuh berkah dan semangat kebersamaan bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu tradisi yang selalu dinantikan saat Ramadhan adalah berburu takjil, makanan ringan yang menjadi penanda berbuka puasa. Di era digital saat ini, tradisi berburu takjil pun menemukan panggung baru dalam fenomena viral yang dikenal sebagai "War Takjil" di TikTok. Tahun 2025, tren ini kembali heboh dan semakin menarik perhatian, tak hanya umat Muslim, tetapi juga berbagai kalangan, termasuk masyarakat non-Muslim (sering disebut "nonis").
ADVERTISEMENT
Uniknya, aksi berburu takjil ini sering disertai dengan tingkah kreatif, bahkan terkadang kocak, yang membuat video-video "War Takjil" semakin viral. Tidak hanya soal mendapatkan kudapan berbuka, fenomena ini mencerminkan bagaimana toleransi, kreativitas, dan kehangatan bisa terjalin dalam tradisi sederhana di bulan suci ini.

Netizen Indonesia Bersiap War Takjil 2025

Tahun ini, antusiasme masyarakat Indonesia untuk ikut serta dalam "War Takjil" semakin terasa. Tren ini bukan hanya soal mendapatkan takjil, tetapi juga menjadi ajang kreatif untuk menunjukkan usaha dan perjuangan berburu takjil di berbagai tempat. Bahkan, aksi berburu takjil ini sering dilakukan dengan cara-cara unik, seperti menyamar agar bisa mendapatkan takjil gratis dari pembagian komunitas atau pedagang kaki lima.
Salah satu yang menarik perhatian adalah aksi koko dan cici nonis yang sengaja memakai pakaian tradisional Muslim, seperti baju koko dan hijab, untuk ikut berburu takjil. Meski niat mereka bukan untuk berpura-pura berpuasa, melainkan sekadar ingin merasakan pengalaman berburu takjil, aksi ini menjadi sorotan. Banyak dari mereka yang mengaku ingin lebih memahami tradisi Ramadhan atau sekadar menikmati suasana meriah khas bulan suci. Beberapa video bahkan menunjukkan mereka harus mengantre dari siang hari, meski pedagang takjil baru mulai berjualan di sore hari. Tingkah lucu dan spontan ini kerap mengundang tawa sekaligus rasa kagum dari warganet.
ADVERTISEMENT
Selain itu, banyak juga kreator TikTok yang menampilkan perjuangan mereka berburu takjil di lokasi-lokasi populer, seperti pasar Ramadhan, masjid, hingga event komunitas yang membagikan takjil gratis. Dalam video-video ini, terlihat bagaimana mereka harus bersaing dengan pemburu takjil lainnya, yang terkadang sudah menunggu lama bahkan sebelum penjual mulai membuka lapak.

Aksi Menyamar: Kreativitas yang Menghibur

Fenomena menyamar untuk berburu takjil menjadi salah satu daya tarik utama "War Takjil" di TikTok. Tidak hanya koko dan cici nonis, ada juga aksi kreatif lain seperti sekelompok anak muda kristen yang berpakaian seperti teteh-teteh dan aa-aa muslim agar bisa mendapatkan takjil. Ada pula seorang isteri yang mendandani suaminya yang nonis dengan memakaikan sarung, hanya demi bisa mengamankan kudapan favorit mereka sebelum habis.
ADVERTISEMENT
Meskipun aksi-aksi ini terlihat kocak, banyak yang tetap melakukannya dengan niat baik dan dalam batas-batas yang wajar. Beberapa kreator bahkan membagikan cerita di balik layar, seperti bagaimana mereka harus berlatih menyamar agar terlihat meyakinkan. Hal ini memberikan sisi humor yang segar pada tradisi berburu takjil, sekaligus memperlihatkan betapa besarnya rasa penasaran dan semangat masyarakat dalam menikmati momen Ramadhan.

Daya Tarik Pasar Ramadhan dan Menu Andalan

Tak lengkap rasanya berburu takjil tanpa mengunjungi pasar Ramadhan, yang selalu menjadi destinasi favorit para pemburu takjil. Di sinilah berbagai menu khas berbuka puasa, seperti es cendol, kolak pisang, bubur sumsum, hingga gorengan, bisa ditemukan dengan mudah. Namun, tahun ini, beberapa menu modern seperti es boba takjil dan donat mini dengan topping kolak juga menarik perhatian, menjadikan pengalaman berburu takjil semakin seru.
ADVERTISEMENT
Pasar Ramadhan juga menjadi latar belakang utama untuk banyak konten "War Takjil" di TikTok. Dalam video-video tersebut, terlihat bagaimana para kreator harus bersaing dengan kerumunan pemburu lainnya untuk mendapatkan menu favorit mereka sebelum habis. Beberapa bahkan rela berkeliling dari satu pasar ke pasar lain demi menemukan takjil tertentu yang sedang viral.

Toleransi di Tengah Keberagaman

Salah satu hal yang membuat "War Takjil" begitu istimewa adalah bagaimana fenomena ini berhasil melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk nonis. Tren ini memperlihatkan bagaimana Ramadhan tidak hanya dirayakan oleh umat Muslim, tetapi juga menjadi momen untuk membangun toleransi dan kebersamaan di tengah keberagaman.
Banyak dari mereka yang mengaku bahwa ikut serta dalam "War Takjil" membantu mereka lebih menghargai tradisi Ramadhan dan memahami kebiasaan umat Muslim. Beberapa kreator non-Muslim bahkan membuat konten yang menyentuh hati, seperti pengalaman pertama mereka mencoba menu takjil tradisional atau momen ketika mereka akhirnya bisa mendapatkan takjil favorit setelah perjuangan yang panjang.
ADVERTISEMENT

War Takjil, Simbol Kreativitas dan Toleransi

"War Takjil" di TikTok bukan hanya tentang berburu makanan ringan untuk berbuka puasa, tetapi juga menjadi simbol kreativitas, toleransi, dan kebersamaan di era digital. Dari aksi menyamar hingga perjuangan mengantre panjang, fenomena ini memperlihatkan bagaimana tradisi sederhana dapat menjadi momen penuh tawa, inspirasi, dan kehangatan.
TikTok berhasil menjadi platform yang menghubungkan berbagai kalangan untuk merayakan semangat Ramadhan dengan cara yang unik dan modern. Dengan segala keunikan dan kekocakannya, "War Takjil" mengingatkan kita bahwa kebersamaan bisa dirayakan dalam berbagai bentuk, bahkan dalam kompetisi kecil untuk mendapatkan takjil favorit.