Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
WFH dan Ribetnya Louie
20 Maret 2020 15:15 WIB
Tulisan dari Audrey Marianne tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Virus Corona yang tengah mewabah di Indonesia sudah mulai terasa dampaknya ke masyarakat. Banyak perusahaan mewajibkan karyawannya untuk Work From Home. Jika ada yang harus tetap pergi ke kantor akan melalui SOP yang panjang.
Tidak terkecuali kumparan. Kantor saya langsung menerapkan WFH ketika pasien positif covid-19 jumlahnya melonjak drastis. Total sudah 4 hari diterapkan work from home ini dan so far, tidak ada kesulitan untuk menjalankan tugas harian. Koordinasi bisa dilakukan melalui slack dan Whatsapp Group, meeting bisa melalui Zoom atau Hangout. Terpujilah teknologi.
Tapi memang di setiap tempat kita bekerja, ada saja kesulitannnya. Jika di kantor, kesulitannya adalah ruangan kami jadi panas karena AC-nya dimatikan si Sabar Artiyono ga kuat dingin (ini permasalahan tempat duduk sih), kalau di rumah beda lagi. Kesulitan pertama adalah adanya suara tukang di sebelah rumah yang renovasi. Pagi hari waktunya ketok-ketok, potong ubin yang bunyinya mengganggu kuping. Berisik banget. Jam makan siang para tukang ini pasang dangdut. Mau meeting concall jadi ribet.
Belum lagi ada oknum yang ganggu sejak pagi. Namanya Louie, ras tidak diketahui. Berat 5 kg, gendut sekali. Tingkahnya beragam.
WFH Day 1
ADVERTISEMENT
Mungkin merasa diabaikan, Louie tiba-tiba naik ke atas keyboard lalu tidur disana. Tenang aja, tim Procurement, laptopnya ga rusak soalnya si hitam ini buru-buru saya gendong supaya turun.

WFH Day 2
WFH Day 3
WFH Day 4
Yang ini yang ga pernah kejadian sebelumnya. Tiba-tiba, naik ke pangkuan, settingan bobo, trus minta dielus. Manja.
WFH Day 5
Ini yang paling ekstrem. Pagi ini, lagi ribet karena harus naikin campaign crowdfunding untuk membantu pencegahan penyebaran corona plus koordinasi promo dan sebagainya. Eh, si anak bulu ini malah bawa kejutan ke rumah yaitu sebongkah mayat Rattus norvegicus berukuran mini. Setelah 1 menit ngomel-ngomel karena harus bersihin mayit pagi-pagi, saya bersyukur ada anak bulu ini. Baru ingat, semenjak ada si anak bulu ini, rumah bebas cicak dan tikus hehe. Plus, saya harusnya ga marah karena pada dasarnya si hitam ini kan, predator. Instingnya berburu. Mengutip kawan saya Syarifah Sadiyah, yang merupakan ibu baptis si hitam, saya tampilkan cuplikannya.
Tips 1
Tips 2
Tips 3
Kesimpulan
Kerja di rumah itu menyenangkan, lebih menyenangkan lagi kalau ada si hitam. Walau rese, tapi dia juga jadi pengingat makan siang. Kalau sudah elus-elus laptop saya siang-siang, berarti sudah jam makan siang. Saya pun istirahat.
Kalau kadang dia mengeong lalu mulai mainin bola kerincingannya (yang bunyinya berisik), biasanya saya ikutan meladeni si hitam main. Hitung-hitung stretching 10 menit main kejar-kejaran bola sama si hitam. Lumayanlah.
ADVERTISEMENT