Konten dari Pengguna

Pemuka Agama: Mengolok-olok Berkedok Dakwah?

Aulia Fahridza
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta
10 Desember 2024 14:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Fahridza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dok. pribadi
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, media sosial sedang diramaikan dengan kasus seorang pemuka agama yang disebut-sebut sebagai ”Gus”, Utusan Khusus Presiden telah mengolok-olok penjual es teh dalam acara dakwahnya pada 3 Desember lalu. Dalam sebuah video, terlihat seorang bapak-bapak yang tengah menenteng jualannya yang berupa air mineral dan es teh menarik perhatian Gus Miftah dan para ibu-ibu jamaah. Melihat es teh yang masih banyak, lantas Gus Miftah nyeletuk kepada bapak penjual es teh tersebut dengan perkataan yang tak pantas diucapkan oleh seorang pemuka agama.
ADVERTISEMENT
”Ya kalau masih banyak dijual gob****” begitulah kata-kata yang terlontar dari mulut Sang pemuka agama asal Magelang tersebut yang disusul dengan tawa cekikikan olehnya dan beberapa rekan di sampingnya. Termasuk Zaidan, seorang habib yang diberitakan merupakan keturunan Rasulullah. Dengan beredarnya postingan video viral itu, warganet banyak yang merasa tidak terima dan menghadirkan berbagai reaksi; sedih kepada bapak-bapak penjual es teh dan kesal melihat perilaku yang katanya Gus-gus itu, tetapi malah tidak mencerminkan sebagaimana mestinya seorang ”Gus”.
Menyikapi video yang beredar antara dirinya dan Gus Miftah yang tengah terbahak-bahak dengan bahan olok-olokannya sendiri, Zaidan mengaku di salah satu kanal media sosialnya dan memberikan pembenaran ”jadi sebenarnya, karakter dakwah Gus Miftah itu memang seperti itu,” ia melanjutkan ”kalau saya mau menyalahkan juga bukan kapasitas saya.” Beberapa penggemar dari Gus Miftah juga berasumsi bahwa pada saat itu Gus Miftah hanya bercanda, seperti yang dilakukannya di setiap dakwah: memasukan unsur candaan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dengan kemampuan menyelidiki yang dimiliki para warganet, dari satu postingan viral tersebut, menyebarlah potongan-potongan video lain ketika Gus Miftah sedang berdakwah di waktu dan tempat yang berbeda sebelum kejadian dengan penjual es teh. Dari sinilah makin terkuak, bahwa sikapnya yang buruk itu memang sudah menjadi kebiasaannya ketika sedang ceramah. Dalam beberapa video yang beredar, dirinya selalu melontarkan kata-kata yang tak pantas untuk didengar oleh para jamaahnya. Hal ini lantas menjadikan tindakan Gus Miftah itu sangat tidak mencerminkan sebagaimana harusnya seorang pemuka agama menyampaikan dakwah.
Dakwah tidak hanya sekadar menyampaikan ilmu tertentu terkait keagamaan. Dakwah bertujuan untuk mengajak, mengedukasi serta memberikan pemahaman kepada para penganut suatu agama untuk mendapatkan ilmu yang sesuai dengan ajaran dalam agama tersebut. Dakwah tidak bisa dilakukan secara sembarang, karena proses ini menyangkut kepercayaan banyak orang, makanya seorang pemuka agama haruslah yang betul-betul paham dan khatam dengan ilmunya, dengan tetap mendahulukan adab dan perilaku yang baik kepada para pengikutnya. Pemuka agama adalah sebagaimana panutan untuk menuntun sesama ke jalan yang benar. Oleh karena itu, berdakwah bukanlah hal yang mudah.
ADVERTISEMENT
Bagaimana jadinya jika pada pelaksanaan dakwah seorang pemuka agama justru tidak mencerminkan sikap yang beradab, justru malah menyesatkan? Maka, di sinilah peran kita untuk senantiasa pintar-pintar dalam memperoleh ilmu dan memilih panutan yang benar-benar mendidik dan patut dikagumi, agar tidak ikut-ikutan tersesat dan terjadi miskonsepsi, bahkan sampai membenarkan tindakan yang sudah jelas-jelas salah hanya karena yang melakukan hal itu ialah Sang pemuka agama.