Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Jalur Sepeda Perkotaan demi Kenyamanan Menggowes
8 Januari 2021 5:45 WIB
Tulisan dari Aulia Malik Affif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, aktivitas bersepeda mulai meningkat secara signifikan di kawasan-kawasan perkotaan. Bersepeda tidak hanya dilakukan sebagai aktivitas rekreasi dan olahraga, tapi aktivitas bersepeda juga telah dimanfaatkan sebagai moda transportasi alternatif masyarakat. Fenomena meningkatnya aktivitas bersepeda ini masih belum sejalan dengan infrastruktur sepeda yang ada, seperti jalur sepeda dan kantong parkir sepeda.
ADVERTISEMENT
Selama masa pandemi COVID-19, menurut ITDP (Institute of Transportation and Development Policy) di Jakarta aktivitas bersepeda meningkat 500% dan di ruas jalan Sudirman – Thamrin meningkat 1000 % . Dilansir dari BBC dan Evening Standard , hal ini tidak hanya terjadi di Jakarta saja, namun aktivitas bersepeda pada kota-kota di benua Eropa pun turut meningkat. Seperti di Paris, aktivitas bersepeda naik 27% dibanding tahun 2019. Sementara di Brussels, aktivitas bersepeda naik 44% dibanding tahun 2019 dan di London naik 119% dibanding tahun 2019.
Sepeda merupakan moda transportasi yang ramah lingkungan dan menyehatkan penggunanya. Namun, meningkatnya aktivitas bersepeda pada masyarakat masih belum mendapat respons dari banyak pemerintahan daerah dalam hal pengembangan jalur sepeda. Provinsi DKI Jakarta telah merencanakan pembangunan jalur sepeda sepanjang 500 kilometer, namun hal ini sepertinya akan tertunda akibat banyaknya anggaran yang terserap untuk penanggulangan COVID-19 dan banjir . Di sisi lain, keterbatasan fasilitas sepeda di kota-kota Indonesia merupakan hal yang lumrah saat ini. Berbeda dengan kota-kota di Benua Eropa seperti Paris, pemerintah kota Paris telah mengucurkan investasi senilai € 20 juta untuk infrastruktur sepeda sejak pandemi berlangsung.
ADVERTISEMENT
Menurut ITDP (Institute of Transportation and Development Policy) secara umum terdapat dua pengelompokan isu mengenai masalah bersepeda di DKI Jakarta , yaitu: isu fisik dan isu non-fisik.
Isu fisik
Isu non-fisik
Apa Manfaat Jalur Sepeda?
ADVERTISEMENT
Pengendara sepeda yang saat ini dikalahkan oleh penguasa jalanan, yaitu sepeda motor dan mobil, harus diberikan jalur khusus. Pemerintah harus mewujudkan infrastruktur fisik moda kendaraan tidak bermotor bagi warganya, seperti jalur sepeda dan fasilitas pendukungnya. Hal ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 62. Pada ayat (1) dinyatakan bahwa pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi pesepeda. Pada ayat (2) dinyatakan bahwa pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas.
Dengan dibangunnya jalur sepeda, maka pembangunan sebuah kota telah menerapkan aspek sustainability dalam pengembangan dan pembangunan transportasi kota tersebut. Kehadiran jalur sepeda pun, harus didukung oleh berbagai berbagai fasilitas pendukung lainnya, seperti: marka atau rambu, penerangan, ruang ganti serta kantong parkir.
ADVERTISEMENT
Setelah Infrastruktur sepeda, lalu apa?
Bagaimana strategi agar kegiatan bersepeda ini dapat menjadi kultur bagi masyarakat dan bukan hanya tren semata? Diperlukannya upaya lain selain pembangunan jalur sepeda dan infrastrukturnya. Upaya penggunaan sepeda sebagai moda transportasi ramah lingkungan perlu memperhatikan unsur 5E , yaitu: (1) engineering, perencanaan dan pembangunan jalur sepeda; (2) education, penyediaan dan pendidikan bersepeda yang baik dan benar pada masyarakat; (3) encouragement, kampanye dan pemotivasian pada masyarakat untuk bersepeda; (4) enforcement, penguatan peraturan-peraturan yang menyangkut hak-hak dan kewajiban pesepeda; (5) evalution and planning, evaluasi atas usaha yang telah dilakukan serta perencanaan untuk pemecahan masalah yang ada. Hal-hal ini perlu diterapkan selain hanya pembangunan fisik infrastruktur. Diperlukannya peran lebih dari pemerintah serta berbagai LSM dan masyarakat untuk mengkampanyekan program untuk meningkatkan kegiatan bersepeda seperti edukasi, festival-festival bersepeda, penguatan hak-hak dan kewajiban pesepeda serta subsidi sepeda. Berkaca pada kota-kota di Benua Eropa seperti London, Amsterdam, Paris, Brussels, atau Milan yang telah memiliki program-program yang mengkampanyekan kegiatan bersepeda sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan dan menyehatkan penggunanya.
ADVERTISEMENT
Sepeda sebagai moda transportasi masyarakat merupakan moda transportasi yang sangat efisien dan dapat menjadi sarana beraktivitas bagi warga perkotaan. Bersepeda dapat membantu memenuhi kebutuhan aktivitas fisik harian. Pandemi COVID-19 benar-benar mengubah pola pikir masyarakat dengan cepat, hal ini terlihat dengan maraknya aktivitas bersepeda. Diharapkan bersepeda bukan hanya sekedar tren sesaat, namun dapat melekat sebagai gaya hidup dan kultur bagi masyarakat sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan dan menyehatkan.