Perlawanan Sultan Agung

Aulia Farihah
Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2022 21:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aulia Farihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah kamu siapa Sultan Agung Hanyokrokusumo? Beliau adalah raja Kesultanan Mataram dan membawa Mataram pada masa kejayaan nya ia juga dinobatkan juga sebagai pahlawan nasional. Masa pemerintahan nya pada tahun 1613-1646, nama asli Sultan Agung adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Sultan Agung merupakan putra Prabu Hanyokrowati yang merupakan raja kedua kesultanan Mataram dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati putri dari Pangeran Benawa, raja terakhir dari Kesultanan Pajang. Sultan agung menjadi raja pada usianya yang masih muda yakni 20 tahun Sultan Agung merupakan raja terbesar di antara raja- raja pejuang dari Jawa. Lantas apa saja perjuangan Sultan Agung selama masa pemerintahan nya sebagai raja Mataram?
ADVERTISEMENT
Pendidikan Sultan Agung
Berdasarkan buku Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung (H.J De Graaf, 2002). Pendidikan yang diterima Sultan Agung adalah pengetahuan agama yang ia dapat dari berguru kepada beberapa wali, salah satunya adalah Sunan Kalijaga yang sangat berperan untuk Sultan Agung, karena merupakan penasehat sekaligus pembimbing di bidang pengetahuan agama. Sultan Agung dikenal sebagai raja Mataram yang bijaksana, cakap, cerdas dan taat agama sehingga Sultan Agung banyak melakukan ekspansi wilayah dan berperan dalam penyebaran islam di Jawa.
Sumber : KITLV 30618 dicetak pada tahun 1947http://hdl.handle.net/1887.1/item:802741
Sultan Agung melawan Belanda
Hubungan Mataram dengan VOC memang tidak berada pada keadadaan yang baik bahkan diawal pengangkatan Sultan Agung menjadi raja Mataram beliau memperingatkan bahwa tak akan adanya pertemanan yang baik antara VOC dengan Mataram Jika VOC berambisi untuk merebut tanah Jawa. berdasarkan buku Sejarah Indonesia modern ( M.C Ricklefs, 1200-2004). karena melihat asal tujuan VOC untuk menguasai serta memonopoli perdagangan di Indonesia yang mengakibatkan Sultan Agung menolak keras eksistensi VOC di Mataram yang kemudian Sultan Agung melakukan perlawanan terhadap VOC sebagai bentuk perlindungan bagi masyarakat Mataram, salah satu perseteruan nya yaitu ketika VOC melakukan penyerangan terhadap jepara yang merugikan Mataram setelah itu Sultan Agung melarang menjual beras ke VOC yang menyebabkan Belanda membenci Sultan Agung. secara tidak langsung beliau berkontribusi atas kemerdekaan bangsa ini
ADVERTISEMENT
Wabah Penyakit sebagai strategi
Sultan Agung sebagai penakluk terbesar di Indonesia. dalam ekspansi nya hambatan yang dihadapi yaitu endemi penyakit ketika menyerang Wirasaba yang akhirnya dapat ditaklukkan setelah beberapa kali agresi, namun kemudian Sultan Agung menjadikan wabah penyakit ini menjadi seni manajemen untuk mengalahkan lawannya yaitu Surabaya, strategi nya ialah dengan membendung sungai yang ada keranjang - keranjang berisi bangkai hewan dan buah aren untuk menimbulkan penyakit, akan tetapi strategi yang digunakan ini ternyata mengalami kegagalan. "sekitar 50% angkatan perang Sultan Agung mati karena kelaparan, penyakit, kelelahan, hukuman dan peluru" Belanda (Adol Heuken, tempat - tempat bersejarah di Jakarta,2007).
Kematian Sultan Agung
Kesehatan Sultan Agung yang menurun smengakibatkan beliau jatuh sakit pada 1642 serta urusan kerajaan digantikan oleh Tumenggung Wiraguna berdasarkan cerita tutur Serat Kandha Nyi Roro kidul sudah meramalkan kematian Sultan Agung saat Sultan Agung mengunjungi istana bawah bahari. Akhirnya Sultan Agung membangun pemakaman di puncak bukit Imogiri, beliau meninggal pada 1646 "wabah- wabah penyakit merajalela di tahun 1640- an dan kematian Sultan Agung mungkin sekali ditimbulkan oleh salah satu wabah tersebut". (M.C Ricklefs, 1200-2004). Asia Tenggara dalam kurun niaga 1450-1680, jilid 1: Tanah dibawah angin. keadaan ini menjadi sangat meluluhlantakan banyak orang termasuk bahkan Sultan Agung sekalipun. "mengenai wabah penyakit itu pada 1643-2644 di Mataram terjadi epidemi beratus-ratus mati setiap hari " (Anthony Reid,2011). kecil kemungkinan masyarakat yang selamat dari wabah tersebut, mengingat mereka hidup bersosial dalm sebuah daerah.
ADVERTISEMENT
Sultan Agung memberikan kontribusinya yang begitu banyak semasa hidup beliau, hal ini menjadi sangat penting untuk dijadikan acuan kita akan sejarah panjang yang sangat berpengaruh atas perkembangan peradaban hari ini, beliau mementingkan kemakmuran rakyat serta semangatnya dan ketaatannya terhadap tuhan perlu menjadi inspirasi agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan dapat berkontribusi pada agama, negara bahkan dunia.