Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Andai Samantha Kerr Warga Negara Eropa Atau Latin
27 September 2018 0:53 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Untuk dua tahun beruntun, FIFA mengabaikan bakat yang kian beringas dari Kapten Timnas Perempuan Australia Samantha Kerr. FIFA memberikan gelar FIFA Women’s Player of The Year kepada Marta Vieira da Silva, Kapten Timnas Brazil.
Ini adalah puncak dari serangkaian keputusan yang membuat kening mengkerut. Thibault Courtois terpilih sebagai Kiper Terbaik tahun ini padahal tidak masuk di FIFA Best Eleven dan gol melengkung Mo Salah saat derby Merseyside meraih Puskas Award – bandingkan dengan gol Gareth Bale di final Liga Champion atau gol 'scorpion kick' Riley McGree.
Untuk Pemain Wanita Terbaik, alih-alih memberikannya pada Sam Kerr, pemain yang terus bersinar dalam beberapa tahun terakhir itu, FIFA justru memberikannya pada Marta untuk keenam kalinya. Ini adalah pengukuhan Marta sebagai pemain yang paling banyak mengoleksi gelar tersebut, Ronaldo dan Messi saja baru lima kali. Marta telah menerima gelar ini pada 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 secara beruntun, sebuah rekor yang melampaui dua dewa sepak bola modern.
Supersport.com
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang mengira Kerr akan kalah, mungkin cuma petinggi FIFA saja yang tahu soal itu. Bahwa statistik gol dan torehan prestasi yang ditampilkan Kerr tidak banyak berpengaruh pada peluangnya menjadi pesepak bola perempuan terbaik.
Kerr berada di urutan ke-9 dari daftar 10 terbaik, dengan Marta menerima 14,73 % suara, mengalahkan pemain Jerman Dzsenifer Maroszán (12,86%) dan Ada Hegerberg dari Norwegia (12,60%). Kerr, pemain Australia berusia 25 tahun ini, hanya menerima 6,78% dari juri yang terdiri dari kapten tim nasional, pelatih, dan perwakilan media terpilih.
Marta pun terkejut dan emosional setelah mendengar dia memenangkan penghargaan, terengah-engah ia berkata, “Ya Tuhan”, sebelum memulai pidato penerimaannya dalam bahasa Portugis.
Beberapa analis media sepak bola wanita terkemuka mengungkapkan kekagetan yang sama atas hasil tersebut.
ADVERTISEMENT
Lihat torehan prestasi Samantha Kerr. Ia berhasil membawa The Matildas (julukan Timnas Perempuan Australia) ke babak final AFC Womens Cup, mencetak rekor gol yang luar biasa, 11 gol dari 14 penampilan bersama Matilda dalam satu tahun kalender, membawa peringkat FIFA Australia naik hingga posisi empat pada akhir tahun lalu. Kerr juga berhasil mempertahankan gelar topskornya di National Womens Soccer League (NWSL) yang sering dianggap sebagai kompetisi sepak bola wanita terbaik dunia dengan dua klub berbeda dan fakta bahwa dia adalah top skor sepanjang masa di kompetisi tersebut.
Memang sulit dibantah, bahwa Marta adalah pemain yang bagus, bakat luar biasa yang biasa muncul dari Brazil (selain fakta bahwa dia adalah perempuan), pada usia 32 tahun berhasil membawa negaranya menjuarai Copa America Perempuan dan membawa klubnya Orlando Pride berada di posisi keempat NWSL tepat di bawah Chicago Red Stars yang dibela Kerr.
ADVERTISEMENT
Marta mengakhiri musim lalu di NWSL sebagai pemain tertajam kedua dengan 13 gol, juga di bawah Sam Kerr yang mengoleksi 16 gol, menjadi pemain terbaik kedua turnamen yang juga dimenangkan Sam Kerr. Poin penentunya mungkin ketika Marta memimpin Brazil menjuarai Copa America Feminina, yang sekaligus mengantarkan mereka ke lolos ke Piala Dunia Perempuan tahun depan di Perancis, di mana mereka berada satu grup dengan Matilda yang dipimpin Sam Kerr. Australia lolos karena menjadi juara kedua AFC Womens Cup.
Saking mengejutkannya, media Australia tempat asal Kerr, The Australian menyebut bahwa harapan Kerr untuk menjadi pemain terbaik perempuan FIFA hanyalah dengan mengganti kewarganegaraan.
“Mungkin dia harus mengganti kewarganegaraannya dan menjadi warga Eropa atau Amerika Selatan. Semua akan berjalan baik jika kamu berasal dari Brazil, Spanyol, atau Portugal,” tulis The Australian.
ADVERTISEMENT
Melihat daftar peraih penghargaan ini dari tahun 2001 hingga sekarang, hanya Homare Sawa dari Jepang yang sekali pada 2011 berhasil memuncaki podium dan berasal dari luar Amerika dan Eropa. Seperti halnya jika kita mengingat kembali George Weah yang entah bagaimana menjadi yang terbaik pada 1995, yang hingga hari ini menjadi satu-satunya orang non Eropa dan Amerika Selatan yang meraih penghargaan tersebut.
Sebagai seorang kapten yang memiliki hak pilih, Marta memilih Sam Kerr sebagai pemain terbaik, bukti lain bahwa kemampuan ratu sepak bola asal Australia tersebut adalah yang terbaik saat ini. Mempertahankan gelar topskor dengan dua klub berbeda adalah bukti bahwa performanya di lapangan secara konsisten berada di level atas.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama bisa dikatakan untuk kapten Nadeshiko (timnas perempuan Jepang), Saki Kumagai, yang meraih AFC Womens Asian Cup 2018 di level negara dan meraih Juara Ligue 1 Feminine dan UEFA Womens Champions Cup bersama Lyon. Kumagi warga Jepang, ia hanya nomor 10 persis di bawah Sam Kerr. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)
Baca Juga :